Maaf ini seminggu baru upload🙏 inipun rada gak mood buat nulis tapi dipaksain gara-gara personal target🎯 mungkin tulisannya jadi keliatan banget ga mood nya atao malah acak2an. Mianhae😭. Soalny scene ini tih pengen dijadiin greget tp gatau lah yaw.
Disini bakal banyak typo. KOMEN!😠
Nanti gua komen sendiri nihh (ngancem ceritanya)HAPPY READING, BTW!
<<<<< BABY AND THE BABY <<<<<
Bella mengerjapkan kedua matanya tak percaya. Wajah tampan itu kini terlihat begitu konyol. Bagaimana bisa seseorang mengatakan lelucon dengan wajah sedatar itu?
Tawa wanita itu seketika memecah keheningan diantara keduanya. Sedangkan yang jadi bahan tertawaan hanya bisa terdiam dengan wajah yang sudah persis seperti tomat rebus. Seketika Edward mempertanyakan kembali eksistensinya
"Aku tidak menyangka akan ada orang mengatakan lelucon sereceh itu, astaga.." Bella menghapus butir air diujung matanya.
"Kau terlihat bodoh, Ed" ucapnya lagi dan berhasil mendapat tatapan sinis dari pria yang terlihat kesal. Bella yang melihatnya pun terkekeh geli.
Tanpa disadari, Edward semakin lama menatapnya. Entah kenapa ia justru hanyut dalam tawa itu, rona wajah itu, dan manik hazel berair itu. Rasanya seperti ada ketenangan di dalamnya.
Bella yang menyadari akan hal itu seketika membuang mukanya sembarang. Ia sangat yakin kini wajahnya lah yang telah memerah.
Edward yang tersadar pun bertindak demikian. Ia mengembalikan pandangannya pada pesta dansa yang masih berlangsung di dalam. Dengan cepat Ia meneguk habis minumannya, bertingkah seolah tidak ada yang terjadi.
Keduanya terdiam sejenak dalam taman indoor yang terbilang hening. Kaca pembatas ruangan itu benar-benar kedap suara. Hanya suara percikan air terjun buatan di sisi taman yang menjadi pemecah keheningan keduanya.
"Kamu tidak ingin bergabung kesana?" tanya Bella.
Tanpa mengalihkan tatapannya, Edward bergerak meluruskan kedua kaki lalu menumpuknya. Kedua tangan berpindah menopang tubuhnya dari belakang. "Nope," jawaban yang singkat .
"Bukankah lebih baik kamu bergabung? Sarah akan senang jika melihat cucunya ikut berdansa disana,"
"Tidak ada yang mau menjadi teman dansaku," ucap Edward berbohong.
Bella menoleh, "Kamu bisa meminta mereka," Ia menunjuk beberapa wanita yang terlihat berdiri di tepi lantai dansa, menunggu pasangan. "Atau bisa bergantian dan berdansa dengan Sarah,".
Edward hanya terdiam sejenak, "Bagaimana denganmu?" tanyanya.
"Aku bisa menunggu disini bersama Navi."
"Maksudku.." Edward berdiri menghadapnya. "Mau berdansa denganku? "
Pria itu menjulurkan tangannya kearahnya membuat Bella terbelalak. Majikannya mengajaknya berdansa? Dengan cepat Ia menggeleng, "Aku tidak bisa berdansa,".
Jawaban klasik yang tak ampuh untuk menolak seorang Edward. Dengan cepat pria itu meraih tangan Bella dan menarik wanita itu hingga berdiri bersamanya di dekat pembatas ruangan. Dengan perlahan Ia menggeser pintu kaca tersebut dan membiarkannya terbuka, membuat lantunan musik klasik yang indah mulai terdengar.
"Bagaimana dengan Navi? Aku tidak bisa meninggalkannya," Bella menahan posisinya.
Dihadapannya Edward hanya tersenyum. "Kita tidak akan meninggalkannya," ucapnya dan menarik pinggang Bella dengan satu tangan agar berdiri lebih dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Baby And The Baby
RomanceSeorang wanita biasa berhasil meluluhkan hati sang penguasa yang terkenal dingin dan sangat tertutup. Bermodalkan waktu, cinta tumbuh secara perlahan bagaikan sebatang pohon yang tumbuh di bentangan es. Mustahil hampir terdengar, namun tak ada yang...