Sebuah mobil ferari hitam berhasil masuk ke dalam sebuah pekarangan mansion yang luas. Pria di dalamnya segera menuju deretan parkir yang dikhususkan untuk dirinya dan keluarga terdekat.
Dari yang dilihat wanita di sampingnya, pria itu seharusnya menghentikan mobilnya tepat di depan mansion dan menyerahkan urusan parkir kepada parkir valet yang berada disana.
Setelah mobil tersebut terparkir rapi dengan deretan mobil mewah lainnya, mereka berdiam di dalam sejenak.
Keduanya sama-sama terdiam meskipun suara radio masih memecah keheningan diantaranya. Bahkan suara tawa Navi yang sedang bermain dengan mainan barunya ikut terdengar.
Dari yang dilihatnya, Edward terlihat seperti menatap bangunan megah yang ukurannya mungkin bisa dua kali lipat dari mansion Edward. Bukan tatapan kagum ataupun bahagia seperti yang dimiliki Bella terhadap bangunan tersebut. Melainkan tatapan yang. Terbilang sedih.
Entah apa yang dipikirkan pria itu hingga ia harus menghembuskan nafasnya dan kemudian mengusap wajahnya secara kasar berulang kali.
Awalnya Bella tidak ingin merusak privasi Edward dengan lamunannya. Karna begitu juga dengannya yang akan marah jika lamuannya terganggu. Tapi pria itu terlihat semakin sedih dan sedih seiring lamanya mereka berdiam disana.
"Edward?" Panggil Bella dan pria itu tak menoleh sama sekali.
"Edward, are you okay?"
Pria tersebut menoleh dan benar-benar terlihat sedih. Bahkan air mata terlihat menggantung di pelupuk matanya. Bella baru menyadarinya saat tatapan mereka bertemu.
"Hey! Are you okay??" Bella kini menyentuh lengan pria itu untuk menyadarkannya yang kembali melamun.
Pria itu kembali tersadar dan mulai menyadari sikap anehnya. Bella tidak perlu tahu masa lalunya. Dan lagi pula itu hanyalah masa lalu yang hanya bisa dikenang.
Edward mulai beranjak dari mobil tanpa sepatah kata pun. Meninggalkan Bella yang masih dengan kebingungannya.
Ada apa dengan pria ini?
Setelah keluar dari mobil, Edward mengisyaratkan Bella untuk tidak beranjak dahulu. Kemudian pria itu berjalan menuju bagasi mobil di belakang dan entah apa yang dilakukanya selama 10 menit di dalam sana.
Setelah sekian lama menunggu di dalam akhirnya bayangan Edward muncul di kaca spion. Pria itu terlihat seperti sedang mendorong sesuatu.
Sebuah kereta bayi berwarna hitam dan dominasi beberapa warna merah muda, dan putih. Kemudian Edward membuka pintu Bella dan mengisyaratkannya untuk keluar.
Bella pun kemudian meletakkan bayi kecilnya ke dalam keranjang bayi dan membiarkan Edward mendorongnya hingga tiba di mansion. Sebelumnya mereka sempat berdebat kecil masalah ingin mendorong kereta bayi tersebut, dan Edward tentunya menang dengan mengatakan "Aku adalah majikanmu serta ayah Navi. Jadi terserah padaku jika aku menginginkan sesuatu," perkataan tersebut pun berhasil membuat Bella terdiam seketika.
Keduanya berjalan memasuki mansion dan menuju ruang tengah tempat diadakannya pesta. Dari depan sudah terlihat dekorasi-dekorasi dan pita yang bergantungan di atap setinggi dua lantai tersebut. Mansion ini sepertinya hanya dua lantai, tetapi memiliki lebar yang dua kali lipat besarnya dari mansion Edward. Dekorasinya pun terlihat cenderung tua namun tetap megah dan mewah.
Butuh lima menit bagi mereka untuk berjalan menuju ruang tengah. Di sepanjang perjalanan, sudah terdapat beberapa orang dengan pakaian serba mahalnya berkumpul dan mengobrol ringan. Hampir sebagian besar dari mereka merupakan pria atau wanita paruh baya dan beberapanya lansia. Mengingat pesta ulang tahun seorang nenek tentunya akan mengundang kerabat-kerabat lama yang sudah cukup berumur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Baby And The Baby
Roman d'amourSeorang wanita biasa berhasil meluluhkan hati sang penguasa yang terkenal dingin dan sangat tertutup. Bermodalkan waktu, cinta tumbuh secara perlahan bagaikan sebatang pohon yang tumbuh di bentangan es. Mustahil hampir terdengar, namun tak ada yang...