Part Five: Grandma Birthday🎊

13.8K 875 9
                                    

Siang hampir menjelang sore. Bella, Navi, dan Edward baru saja menyelesaikan makan siang bersama. Kali ini mereka makan siang agak terlambat karna Bella sibuk mengurus pakaian Navi bersama 5 designer yang dipanggil Edward ke mansion. Sedangkan Edward yang entah mengapa memilih menunggu Bella dan Navi menyelesaikan masalah pakaian terlebih dahulu.

Bella sempat bertanya mengapa majikan itu tidak makan terlebih dahulu. Dan alasannya sangat sederhana, yaitu Edward ingin makan bersama dengan anaknya.

Jujur Bella akui entah kenapa sikap Edward hari ini benar-benar berbeda. Pria itu terlihat lebih tenang dan santai dari sebelumnya. Memang Edward mengambil cuti kerja satu hari tetapi entah kenapa manik biru itu tidak terlihat kaku seperti biasanya.

Sejak sarapan tadi pagi juga Bella sudah menyadari perbedaan sikap Edward. Pria itu bahkan memintannya duduk disamping kirinya dan Navi yang diletakkan diantara mereka.

Edward mengatakan jika ia ingin lebih dekat dengan anaknya. Tapi entah mengapa jawaban itu terlihat sedikit menganjal bagi Bella. Apapun itu yang pasti pria itu berbeda hari ini.

"Ada apa?" Tanya Edward ketika menyadari wanita disampingnya melamun.

Bella yang tersadar segera menggelengkan kepalanya. "Nothing, sir".

"Semua sudah siap?" Tanyanya kembali.

"Yes, sir. Hampir semuanya diurus oleh para designer. Aku hanya mengusulkan beberapa pendapat saja, tadi" Bella pun mengalihkan perhatiannya pada mulut Navi yang berantakan.

Bella mengambil serbet yang disediakan dan membersihkan beberapa sisa makanan yang masih menempel di sekitar bibir bayi kecil itu.

"Bagaimana denganmu?".

Bella mendongakkan wajahnya kemudian tersenyum singkat. Ia kembali melanjutkan aktivitas membersihkan mulut Navi. "Kalau saya akan pakai gaun hitam saja, Tuan. Biar tidak terlalu mencolok," jawabnya sembari mengingat gaun hitam polos usang miliknya. Ia bahkan tidak tahu apakah gaun itu masih cocok untuknya atau tidak. Apalagi untuk menghadiri pesta ulang tahun nenek dari majikannya.

"Aku juga akan melihatnya nanti. Lagipula aku tidak ingin jika anakku terlihat buruk jika kau berpakaian buruk," jelas Edward kemudian turut mengalihkan perhatiannya pada bayi kecilnya. Pria itu mulai memcubit pelan kedua pipi tembam Navi yang sudah bersih.

Perkataan Edward memang ada benarnya. Bella tahu jika pria itu hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun entah mengapa perkataan itu sangat berhasil menusuk hati Bella. Ia merasa tiba-tiba harga dirinya terlihat sangat kecil di mata Edward.

Ia tahu benar bahkan apartemennya tidak lebih besar dari kamar Navi. Bella juga tahu jika dia hanyalah orang miskin yang bahkan harus berfikir berulang kali hanya untuk membeli sebuah pakaian.

Bella mendongakkan wajahnya berusaha untuk menahan air matanya yang hampir jatuh. Ia menghembuskan nafas beberapa kali agar jiwa sensitifnya kembali tenang. Wanita itu bahkan merutuki dirinya sendiri karna terlalu rapuh hanya karna perkataan sesederhana itu. Ia tidak boleh menjadi lemah. Sudah banyak peristiwa dilaluinya sendiri dan sudah cukup drama untuk saat ini.

"Baiklah," ucapnya singkat.

!¡!¡ BABY AND THE BABY ¡!¡!

Satu setengah jam waktu berlalu. Lima orang designer tersebut akhirnya menyelesaikan tugasnya memakaian pakaian pada Navi. Pakaian itu sebenarnya tidak terlalu rumit untuk dipakai. Hanya saja Navi yang terlalu sensitif dan sering memberontak lalu menangis saat dipakaikan pakaian.

Bella pun akhirnya ikut sibuk untuk menenangkan bayi tersebut. Padahal wanita itu juga punya tugas tersendiri untuk merapikan beberapa popok, susu, pakaian ganti, dan lain-lain sebagai cadangan untuk kebutuhan Navi.

[REVISI] Baby And The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang