Part Twelve : Hot Chocolate with tears

6.7K 368 4
                                    

<<<<< Baby and The Baby <<<<<

"Ha?!" hanya satu kata itu yang mewakili reaksi Bella. Dihadapannya, manik biru itu terus menatapnya diam menanti jawaban yang lebih panjang. 

"Baik Tuan," jawab Bella kemudian. Matanya kini beralih memilih menatap kaus polos hitam itu dalam diam.

Edward mengaitkan kedua alisnya. Dengan gerakan lembut satu tangannya meraih dagu Bella membuat majah yang sudah kemerahan itu kembali menatapnya. "Edward saja," peringatnya.

Bella meneguk salivanya kasar, semakin gugup. Jarak sedekat ini benar-benar membuat kepalanya berhenti bekerja. Bahkan degup jantungnya semakin terasa tidak normal. "B-baik Edward," ucapnya menurut.

Edward tersenyum tipis seakan berhasil meraih kemenangan. Dengan cepat satu tangannya meraih pergelangan tangan Bella dan menggandeng wanita itu berjalan menuju tangga.

"Ed." Bella menghentikan langkahnya dengan paksa sehingga pria dihadapannya turut berhenti.

Dengan alis bertaut, Edward menatap raut wajah Bella yang tampak khawatir. "Ada apa?"

Dengan ragu, Bella menatap tangan yang menggenggamnya sekilas kemudian kembali menatap mata sang pemilik. "Aku bisa jalan sendiri," ucapnya hati-hati mengingat sifat Edward yang anti penolakan.

Dihadapannya pria itu tersenyum miring lalu melepas genggamannya.  Namun bukannya berbalik dan berjalan lebih dulu, Edward justru kembali memegang tangan Bella, menyelipkan jari-jarinya. Membuat genggaman keduanya semakin erat. "Ini lebih baik," ucapnya bangga kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Bella yang tidak bisa berkata-kata pada akhirnya hanya terdiam, membiarkan Edward menarik tubuhnya menuruni satu persatu anak tangga. Majikan yang satu ini memang anti penolakan. Kini Bella hanya bisa berharap agar tidak ada yang melihat kehadiran mereka dalam kondisi bergandengan seperti ini. Akan sangat sulit baginya menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi saat ini.

Xiena?!

===== Baby and The Baby =====

Bella duduk terdiam di atas kursinya menatap piring putih dihadapannya dengan tatapan yang sama-sama kosong. Kini pikirannya terfokus pada Xiena yang entah bagaimana takdir ingin sekali memupuk kesalahpahaman padanya. Meski tampak tak berekspresi, Bella tahu benar apa yang ada di pikiran wanita muda itu saat melihatnya masuk ke ruang makan bergandengan dengan sang majikan.

"Bagi dua denganku," ucap Edward menyadarkan Bella dari lamunannya. Kini pria itu tampak sibuk memindahkan sebagian pasta miliknya ke atas piring kosong Bella.

Sebelumnya wanita itu mengatakan hanya ingin makan buah sehingga Xiena hanya mengeluarkan sepiring pasta untuk Edward. "Tidak perlu, Ed. Aku masih kenyang," tolak Bella namun pria itu memilih diam dan mulai menyantap pastanya.

Mengakui sifat keras kepala sang majikan, mau tidak mau Bella mulai menyantap makanannya. Enak sekali.

Seiring berjalannya waktu hanya tersisa keheningan diantara mereka. Dentingan sendok dan garpu menjadi satu-satunya suara di ruang besar itu.

Diamnya Edward membuat Bella semakin memperhatikan gerak-geriknya. Entah kenapa sudut matanya seringkali menangkap manik biru itu mencuri-curi pandang darinya. Dari gelagatnya terlihat jelas pria itu seakan sedang ragu untuk mengatakan sesuatu.

"Aap ada sesuatu yang mengganggumu, Ed?" tanya Bella pada akhirnya. Sebagai jawaban, Edward hanya menggeleng kemudian kembali menyembunyikan wajahnya. Kali ini manik biru itu tampak jauh lebih redup dari sebelumnya. Apa dirinya salah mengatakan sesuatu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[REVISI] Baby And The BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang