Maaf, makasih, and happy reading.
<<<<< Baby and The Baby <<<<<
Edward duduk di lantai dengan punggung yang bersandar pada pilar beton ruangan lantai tiga. Bersama keheningan, kedua mata itu menatap sendu sebuah lukisan besar di hadapannya. Dalam hatinya dia bertanya penuh ragu.
Apakah aku masih mencintaimu?
Kenapa kamu selalu hadir bersama mata coklat itu?
Stephany.
===== Baby and The Baby =====
Sore menjelang malam, matahari bergerak turun bersiap untuk tenggelam. Dengan tatapan kosong, Bella berdiri di balkon kamar bersama Navi yang baru terbangun dari tidur siangnya. Pemandangan indah yang tersaji dihadapannya tampaknya tidak cukup untuk mengalihkan perhatian Bella dari pikiran rumitnya.
Wanita itu menghembuskan nafasnya berat. Untuk kesekian kalinya dia memikirkan Edward. Tidak tahu seberapa penting pria itu baginya, namun ketidakhadiran Edward belakangan ini membuatnya sering tanpa sengaja mengingatnya.
Berdasarkan informasi yang diberikan Jane, Edward sedang melakukan perjalanan bisnisnya di Kota Cahaya atau la Ville des Lumières, Paris. Kepergiannya terbilang mendadak, sehingga pria itu segera pergi di pagi-pagi buta hanya berselang beberapa jam dari saat Bella meninggalkannya sendirian di balkon malam itu. Penuh harap, Edward tidak akan terlalu mempermasalahkan tamparannya waktu itu.
Angin yang berhembus mulai terasa dingin membuat Bella kini tersadar dari lamunannya. Langit sudah kehilangan mentari sepenuhnya, menyisakan serpihan-serpihan cahaya keemasan yang menyentuh awan. Dengan langkah cepat, dirinya berbalik dan melangkah masuk.
'Apa? Iya. Bagaimana? Kenapa?' ucap Bella berulang mencoba bicara dengan bayi kecil dihadapannya. "Aduh gemash sekaliii kamu iniii," dengan geram Bella mengguncang tubuh kecil itu, ingin sekali meremasnya. Bagaimana bisa ada bayi perempuan tampan yang semenggemaskan ini.
Seperti biasa, dengan telaten Bella mengganti pakaian Navi dengan piyama tidurnya. Sedangkan Navi masih sibuk berceloteh mengajak pengasuhnya bercerita dengan mengangkat-angkat kedua tangannya di udara.
Seringan suara ponsel di sakunya membuat Bella menghentikan aktivitasnya sementara. Ia meraih ponsel tersebut yang menampilkan sebuah nama. Dengan senyum yang seketika terukir di wajahnya, Bella mengangkat panggilan tersebut.
[Hi, babe!] teriak seorang pria disebrang sana.
"Hi Drew! Sombongnya, kemana saja kamu!" ucap Bella berniat meledek.
Pria di sebrang sana mengubah panggilan menjadi video call. [Lihatlah!] ucapnya antusias menunjukkan eiffel tower yang terlihat berkelap-kelip dengan latar langit malam.
"Paris?!" ucap Bella ikut bersemangat. Jujur saja, berkunjung ke kota paling romantis itu adalah salah satu impiannya.
Pria bernama Andrew itu menunjukkan senyum lebarnya. [Suatu saat aku pasti akan mengajakmu kesini] ucapnya yakin.
Bella ikut tersenyum "Tentu!"
[Apa kamu ingin menitip sesuatu? Aku bisa membelikannya] tawar Andrew dan wanita itu menggeleng.
"Aku tidak menginginkan barang. Aku kesana hanya karena ingin melakukan sesuatu,"
Pria diseberang sana menatapnya curiga. [Apa huh? Apa kamu ingin memasang gembok cinta di pagar jembatan seperti orang-orang?]
KAMU SEDANG MEMBACA
[REVISI] Baby And The Baby
RomanceSeorang wanita biasa berhasil meluluhkan hati sang penguasa yang terkenal dingin dan sangat tertutup. Bermodalkan waktu, cinta tumbuh secara perlahan bagaikan sebatang pohon yang tumbuh di bentangan es. Mustahil hampir terdengar, namun tak ada yang...