2| Andreaku

9.7K 544 4
                                    

Tak habis pikir, atas dasar apa Alan mengajakku rujuk kemarin? Jika memang dia masih memiliki rasa padaku, kenapa datangnya baru sekarang? Ke mana saja dia lima tahun ini? Bagai hilang ditelan bumi, membuat tiga tahun hidupku menderita karena masih belum bisa melupakannya. Apa dia mencoba mempermainkan aku?

"Sayang kamu baik-baik aja 'kan?" Suara Andrea membuatku terjaga dari lamunan. Berpaling dari menatap jalanan di luar Kafe, kini menatap wajah tampannya.

Aku mengangguk. Tentu saja aku baik, hanya saja ada yang sedikit mengusik pikiran.

"Akhir-akhir ini sering melamun, apa ada masalah?" Andrea masih saja meluapkan rasa cemasnya. Kuakui pria ini paling peka, tahu ada sesuatu yang terjadi padaku hanya dengan mengamati raut wajah atau perubahan sikapku yang lebih pendiam.

Aku membalas tatapan lembut Andrea. Menarik kedua sudut bibir ke atas, menegaskan padanya bahwa aku sungguh baik-baik saja. Meskipun hanya sebuah kebohongan.

Tidak mungkin kukatakan, bahwa mantan suamiku kembali dan mengajak untuk rujuk. Tidak mungkin, aku tak seberani itu.

Andrea menggenggam punggung tanganku, setengah meremas. Lalu menatap dalam mata ini.

"Aku takut kehilanganmu," gumamnya. Lalu mengecup keningku sekilas. Perlahan, desir hangat menjalari jiwa. Andrea selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya, membuatku merasa diistimewakan.

"Aku juga," balasku. Membalas genggaman tangannya yang semakin erat. Takut salah satu dari kami mengendurkannya, lalu perlahan-lahan melepas dan pergi.

Salah satu dari kami? Jika memang nanti akan berpisah, siapa yang lebih dulu meninggalkan? Kuharap bukan aku.

Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan dan
Kau kutinggalkan

Petikan pelan dan lembut senar gitar mengalun. Mengiringi suara merdu vokalis wanita di depan panggung yang mencover lagu lawas dari Koes Plus. Aku menikmati lagunya, meresapi setiap bait liriknya.

Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu

Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan kuberi
Adakah jalan yang kau temui
Untuk kita kembali lagi

Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri

Kau tahu apa yang paling kubenci dari Alan? Dia selalu membuat kekacauan, lalu melenggang pergi tanpa beban. Dulu, aku tidak meminta agar dia bertahan, hanya pernah meminta agar dia menata kembali ...

Hatiku dan hidupku.

****

Ting.

Aku menatap layar hape yang tergeletak di meja. Sebuah notif dari aplikasi berlogo hijau. Sejenak hanya menatap nama Alan yang tertera di sana, beberapa menit baru menyentuh benda pipih itu dan membuka room chat.

[Selamat pagi] Chat dari Alan.

Dulu, Alan selalu mengucapkan kata sapa itu secara langsung dengan tambahan 'sayang' ketika memanggilku. Melingkarkan kedua lengannya di pinggang, lalu mengecup pipi dengan mesra. Dulu saat kami masih berstatus suami istri.

[Jangan minum kopi sepagi ini.]
[Sarapan tepat waktu.]

Aku mendengus, kesal bukan hanya sedikit sesak. Jemariku menari di layar hape, lalu memblokir kontak Alan.

Selesai. Tak ada lagi hal yang akan mengingatkanku pada pria itu.

Aku kembali naik ke ranjang. Menarik selimut dan merebahkan diri. Sejenak hanya menatap langit-langit kamar berwarna putih bersih, lalu beralih menatap tirai jendela yang berliuk tertiup angin.

MANTAN SUAMI (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang