10.DYS

61 19 2
                                        

🖤 HAPPY READING🖤
-
-
-
-
-

Agler memasuki ruangan bernuansa putih itu dengan langkah gemetar,ia menatap gadisnya yang terbaring di temani alat-alat rumah sakit.

"Hai!"sapa Agler kemudian duduk di kursi dekat Dara terbaring, Agler tersenyum kemudian memegang puncak kepala Dara.

"Cepat sembuh,"ujar Agler dengan mata memerah.

"Gue gak tau, Kenapa perasaan aneh itu selalu ada saat kita berdua,gue terjatuh dalam permainan gue sendiri Dara, awalnya gue hanya ingin menjadi ketua OSIS  mengawasi murid yang melanggar aturan sekolah,tapi kenapa? Perasaan itu tumbuh,"Agler menunduk.

"Lo mau dendam kan ke gue?"tanya Agler, menatap Dara.

"Kalau mau dendam bangun dong!"Agler meneteskan air matanya."Gue gak tau perasaan Lo ke gue seperti apa,tapi gue egois ra gue egois."

"Hubungan kita emang ga ada status,tapi Lo punya gue dan gue gak mau berbagi!"Ujar Agler dingin.

Agler menggenggam tangan Dara."Ra gue mau ke toilet bentar yah,jangan kemana-mana ,ah lupa Lo kan belum sembuh!"

Agler berdiri dari duduknya kemudian berjalan menuju WC kamar inap Dara.

Agler mencuci muka nya dengan kasar,ia tidak tau kenapa ia harus terjebak dalam situasi percintaan antara Dara dan dengan nya, mustahil emang jika itu tidak terjadi.

Agler berjalan keluar dari WC itu,ia menatap tangan Dara yang memerah karena kelakuan musuhnya itu,ia berjanji akan membalas kan dendam nya,tapi bukan sekarang.

"Bunda!"

Agler membalikkan badannya saat dirinya ingin menutup pintu WC,ia dengan segera berjalan ke arah Dara yang baru saja memanggil bundanya.

"Dara!"Agler memegang kepalanya Dara,ia menatap wajah Dara yang terlihat memucat.

"Bunda!"

Agler merogoh kantong celananya mengeluarkan hp nya kemudian menelpon Mela.

"Kenapa Agler?"

"Dara manggil tante."

"Tunggu Tante di sana."

Agler mematikan sambungan telepon, kemudian menatap Dara yang masih memejamkan matanya, mulutnya tidak pernah berhenti memanggil bundanya.

"Bunda!"

Agler menggigit bibir bawahnya,ia tidak tau harus melakukan apa."Dara maaf!"

Pintu ruangan terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya masuk dengan langkah tergesa-gesa,ia menghampiri Agler yang berdiri di dekat brankar Dara.

"Gimana?"tanya Mela menatap Agler.

"Nggak tau tante,tadi Dara manggil tante,"ujar Agler,ia sedikit legah karena Mela melupakan semuanya, melupakan siapa penyebab Dara masuk rumah sakit.

"Dara bangun sayang, bunda kangen sama Dara!"Mela menggenggam tangan Dara mengusapnya dengan lembut."Bangun yah jangan buat bunda sama ayah khawatir."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam Yang Salah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang