Tiba-tiba Mas aiman mengabariku, bahwa ada berkasku yang ketinggalan kemarin di kapolres. Saat itu juga aku sesegera kesana kebetulan aku baru saja pulang kuliah sekalian Mampir kesana.
"Aina nanti pulang kuliah kesini ya ke kantor ada berkasmu yang ketinggalan Mas tidak bisa langsung memberikan kepadamu hari ini Mas piket"
Pesan dari Mas aiman,
kebetulan sudah sedari tadi namun belum ku balas karna aku kuliah. Baru ini aku bisa meluangkan waktu untuk membalas." Iya Mas aina segera kesana, maaf aina baru selesai Kuliahnya" Aina.
Sesampainya dikantor polisi,aku segera kesana mengambil berkas yang lupa belum ku ambil semenjak kemarin.. tiba-tiba Mas aiman menghampiriku namun ada yang berbeda diJari Mas aiman
Yaitu cincin, sontak mataku hanya tertuju pada cincinnya."Aina, sudah diambil semuanya?" Mas aiman
"Sudah Mas" (wajahku nampak berubah menjadi kaku)
"Syukurlah, aina kesini sama siapa?" Mas aiman
"Sendiri mas, ya sudah ya Mas, aina mau langsung pulang" aina
"Ohiya aina" Mas Aiman
Aku semakin bimbang dengan Rasaku, Sedangkan Mas aiman jarinya sudah melingkar cincin, tidak biasanya aku melihat cincin itu, Saat itu hatiku patah tak mampu ku jelaskan. Ingin menanyakan Namun sadar diantara kami tiada hubungan. Namun mengapa Mas aiman membuatku nyaman?
Saat itu juga aku ingin menanyakan kepada Mas Riziq teman dekatnya Mas aiman.
Dengan berat hati aku bertanya kepada Mas riziq melalui pesan."Assalamu'alaikum Mas riziq" aina
"Wa'alaikumussalam,iya aina ada apa?" Mas riziq
Baru saja ingin menanyakan hal itu, namun aku kembali menarik keingintahuanku karna aku sadar rasanya seperti tak pantas menanyakan hal itu kepada Mas riziq,karena akan menjadi banyak pertanyaan jika aku ingin tahu banyak tentang Mas Aiman. Dari situ aku tidak membalas lagi pesan Mas riziq.
Tiba-tiba Mas Aiman menelvon..
"Assalamu'alaikum Aina" mas aiman
"Wa'alaikumussalam,iya Mas" aina
"Kenapa aina tadi siang terlihat cemberut dan terburu-buru? Ada Masalah apa?" Mas Aiman
"Nggak ko mas gapapa" aina
"Tidak usah berbohong dengan Mas,bicaramu saja lirih begitu seakan menahan sesak" mas Aiman
"Ngga papa Mas..lagi serak saja" aina
" terus kenapa seakan suasanamu seperti sedang patah hati begitu? Apa aina sedang berantem ya dengan pacarnya?" Mas aiman
"Tidak Mas,aina tidak mempunyai pacar, aina hanya sedang memendam perasaan dengan seseorang yang tidak pernah menyadari itu" aina
"Siapa orangnya? Sini biar mas yang kasih tahu sama orangnya" mas aiman
(Dalam hatiku berkata "kamu mas kamu orangnya kamu" andai saja kamu tahu)
"Tidak usah Mas biar aina pendam saja" Aina
"Barangkali mas bisa menjadi tempat cerita aina tentang laki-laki itu?" Mas iman
"Kalau kita mengagumi seseorang namun seseorang itu membuat kita bimbang, kita harus bagaimana Mas? Tetap bertahan dengan rasa itu atau berusaha menjauh saja agar hilang perasaan yang terpendam?" Aina
"Perasaan cinta memang wajar aina, apalagi kamu perempuan pasti apa-apa banyak dipendam, namun jangan sampai aina terjebak sendiri oleh perasaan aina yang menyiksa diri aina sendiri, jatuh cinta sewajarnya saja" mas Aiman
"Mungkin aina yang terlalu percaya diri Mas, mungkin aina yang terlalu berharap" aina
"Aina kamu tahu tidak hari ini hari apa?"
Mas iman"Kamis" aina
"Tahu tidak singkatan hari kamis?" Mas aiman
" Apa? Tidak tahu" aina
"KaMiss you" mas Aiman
"Hahaha Apaan si Gak lucu" Aina
"Gak lucu tapi ketawa" mas Aiman
Mas aiman Memang suka begitu, suka mencairkan suasana, mungkin mas Aiman ingin agar aku tidak terlalu memikirkan hal-hal yang hanya akan menyakiti perasaanku, mungkin mas aiman tidak menyadari bahwa yang ku Maksud adalah dirinya, sembari diam aku melanjutkan bertanya kepada mas aiman..
" Mas hari ini gak piket apa?" Aina
"Iya ini bentar lagi Mas berangkat" Mas aiman
"Yasudah mas sana siap- siap" aina
"Iyaa Aina, sudah dulu yaa" Mas Aiman
"Iya Mas.." Aina
"Cincin yang melingkar dijarimu membuatku semakin yakin bahwa aku tak akan pernah mampu memiliki ragamu"
Next part..
Jangan lupa vote and comment yaa💚🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Softboy
Romance"Semua yang Membuatmu Bahagia Hari ini belum tentu Membuatmu Bahagia seterusnya, kadang justru bahagia yang kau ceritakan saat ini adalah Pahit yang akan kau ceritakan selanjutnya"