13.Detik sapa

148 39 0
                                    

Mungkin kali ini hari dimana aku terakhir bertemu dengan Mas Aiman..
Dimana waktu tak sengaja semesta mempertemukan kita,.
Entah akan kembali ada keajaiban untuk Kembalinya Mas Aiman, atau tetap meninggalkan jejak dan kenangan yang berawal dari Manis sampai berakhir melupakan.
Mas Andai kau tahu jika hatiku sudah terpaut pada kisah yang sudah kita lewati meskipun hanya sebatas hitungan jari.

Malam ini tiba-tiba banyak sekali riwayat panggilan dan pesan dari Mas Aiman yang tak sempat ku angkat dan ku balas, entah kenapa tiba-tiba kembali ia seakan mencari-cari setelah kepulanganku dicirebon. Maksud hati ingin lebih tenang disini namun justru kau Masih saja mencari-cari, yang justru Malah menanyakan keberadaanku apakah aku Masih dicirebon ataukah sudah disemarang.

Berapa pesan Mas Aiman..

"Assalamu'alaikum Aina"

"Aina dimana?"

"Aina pulang ke cirebon yah?"

"Kapan ke semarang?"

Ya Allah dia Masih saja mencariku, ingin tahu keberadaanku. Sebenarnya aku siapa? Dan dia menganggapku apa?

"Aina Masih dirumah mas, dicirebon nanti berangkat ke semarang minggu depan" Aina

Tiba-tiba dia langsung membalas..

"Yasudah Aina" Mas Aiman

Setelah Beberapa hari kemudian akhirnya aku pulang ke semarang..sengaja aku tidak mengabari Mas aiman, aku fikir untuk apa pentingnya.

Namun Anehnya tiba-tiba saat Malam itu tiba-tiba aku ingin membeli sesuatu yang mengharuskanku keluar rumah justru malah bertemu Mas Aiman di samping pertigaan jalan Raya, Dia malah menyapaku .

(Ya Allah .. cobaan apa lagi ini, berusaha menghindar malah didepan mata)

"Aina Kok udah disemarang gak bilang Mas" Mas Aiman

"Hehe, iya aina baru sampai tadi pagi Mas" Aina

"Oh gitu,.. ohiya ini untuk aina"Mas Aiman

"Loh apa Mas?" Aina

"Ini.. " Mas Aiman

"Gausah lah mas," Aina

"Loh mas udah kasih masa ga dihargain,gapapa mas ikhlas kok itung2 hadiah " Aina

" ini terlalu banyak mas" Aina

"Gapapa sengaja kok buat aina "
Mas Aiman

" i i iyaaa makasih mas" Aina

(Ternyata Mas Aiman memberikanku berbagai bingkisan Coklat..dia tahu kesukaanku. Aaa kenapa dia bisa setahu itu?..pada Akhirnya aku menerimanya dengan tangan kaku)

"Udah gitu doang gitu" Mas Aiman

"Ya terus ?" Aina

"Haha, gapapasih. Cuman Mas kira mau diajak duduk-duduk atau jalan ngobrol lama gitu" Mas Aiman

"Hhe, aina mau pergi mas.
Ohiya Mas, ATM terdekat disini dimana ya?" Aina

(Ya Allah.. kenapa selalu saja kami bertemu diwaktu yang tepat disaat suasana penat ingin melupakan selalu saja ada dihadapan)

" mau kemana lagi?" Mas Aiman

"Mau ke ATM mau ambil uang.. ohiya disini tempat terdekat ambil uang dimana ya Mas?" Aina

" Disebelah Barat nanti ada diujung dekat POM Bensin" Mas Aiman

"Oh dstu baik mas,makasih ya" Aina

"Iyya Aina" Mas Aiman

(Akhirnya Aku langsung pergi kesana,Namun Karena aku tidak cukup banyak mengerti daerah semarang aku takut sebenarnya kearah sana, tapi aku berusaha saja rasa takut ku paksa. Setelah cukup jauh sekali menempuh tempat yang ditahu mas aiman, tiba tiba aku kebingungan,lagi pula aku nyasar sepertinya salah tempat )

Aku sengaja mengabari Mas aiman

"Mas gimana sih? Ini ngga ada kok ATM nya katanya disebelah POM bensin?
Ini juga sudah jauh sekali, kalau tau jauh ini mending aku gamau nyempetin sampai ujung-ujung gini,udah malam gatau arah tempat disni juga" Aina

"Yasudah putar balik sini ke Mas" Mas Aiman

"Kemana?" Aina

"Di pertigaan tadi kan ada Pos polisi"
Mas Aiman

"Mas lagi piket?" Aina

"Udah sini aja dlu" Mas Aiman

"Yaasudah iya" Aina

(Rasanya sebal sekali mas aiman)

Sesampainya disana..

"Gimana sih Mas? Tadi aku sudah sampai sana tapi ga nemu-nemu" Aina

"Yasudah motor kamu taruh di parkiran sana dulu" Mas Aiman

"Lah nanti aku kesana pakai apa?" Aina

"Dianter sama Mas pakai mobil Mas"
Mas Aiman

"Serius?" Aina

"Iyaa udah ditaruh disana bilang sama temen mas nitip motor gitu" Mas Aiman

"Mas kan lagi jaga piket"Aina

"Udah ngga kok, udah ganti shift" Mas Aiman

"Gapapa nih?" Aina

"Iyaa tenang saja" Mas Aiman

Aku langsung memarkirkan motorku sambil menitipkan motornya dengan temannya Mas Aiman.. bukan Mas riziq namun Mas Fiki.

"Mas Nitip motor ya" Aina

"Ohh iya mba iya silahkan" Mas Fiki

Dia heran kenapa tiba-tiba aku menitipkan motornya, namun ketika melihat Arah jauh bahwa Mas Aiman mengenalku akhirnya ia mengangguk-angguk dan mengiyakan.

Setelah beranjak berjalan ke Mas aiman
Tiba-tiba ia langsung berlari ke arahku dan membukakan Pintu Mobil..

(Aaaa serasa Bak putri Raja..
Andaikan saja Aku Ratumu mu mas haha)

Lalu..

_____________________________________________

"Mungkin pertemuan ini akan segera berakhir"

Next part..
Jangan lupa Vote,follow,share and comment🤗

SoftboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang