14. PUTRI

57 14 1
                                    

Putri mendelik.

"Apa yang Raka lakukan? Oh tidak, dia mengambil first kiss gue" batinnya.

Putri mendorong tubuh Raka. Mata Putri sudah berkaca-kaca. Dia berdiri. Menatap Raka.

"Lo jahat. lo jahat udah ambil first kiss gue. LO JAHAT!!  " teriak Putri sambil menangis.

Raka berdiri meraih tangan Putri.

"Put. Maafin gue. Gue.. guee gak sengaja" ucapnya. Putri membuang muka. Dan menghempaskan tangan Raka.

"Gue kira lo beda sama cowok yang lain Ka. Ternyata semua cowok memang bren*sek" ucapnya. Dan Putri berlari menjauhi Raka.

"Arghhh!!  Ngapain si lo keblabasan gini. Bego dasar" frustrasi Raka.

***

Putri menangis sepanjang jalan, dia mencari taksi namun tak ada yang lewat. Jalanan pun sepi. Hingga suara motor berhenti di hadapannya.

Seseorang itu membuka helm nya.

Deg.

" Kak Radit ? " batin Putri.

"Naik" pinta Radit. Namun Putri malah membuang muka.

"Ck. Lo budek? " tegasnya membuat Putri kaget.

"Gak" ucapnya dengan nada serak.

"Bentar lagi hujan, ga bakal ada taksi lewat" jelasnya.

Putri memandang langit dan benar langit mulai mendung, mungkin langit tau perasaan Putri saat ini.

Tak ada pilihan lain, dia naik ke motor Radit dari pada dia menunggu yang tidak pasti, eaaa:v.

Setelah naik Radit segera melaju ke rumah Putri.

Sepanjang peejalanan tak ada yang berbicara, sesekali Radit melirik Putri dari kaca spion, matanya sembab.

Motor berhenti mendadak membuat kepala Putri terbentur helm Radit.

"Awhhh" ringisnya. Radit menoleh ke belakang.

"Gpp? " Putri mengusap pelipisnya." Kok ngerem mendadak sih kak".

"Ee gue gatau rumah lo"

"Lurus aja nanti belok kanan, berhenti yang ada tamannya" jelasnya.

Radit mengangguk mengerti dan melaju, tanpa aba-aba membuat Putri reflek memeluk Radit dari samping.

Deg

Radit merasakan tangan yang melingkar di tubuhnya membuat hatinya berdetak tak karuan.

Putri yang menyadari pun melepaskannya. Ini karena membuat jantungnya tidak baik.

***

Sampai. Putri turun dari motor. Rambutnya acak-acakan karena hembusan angin yang menerpa.

"Makasih kak" ucapnya. Radit mengangguk.

Mereka masih berdiam diri tanpa ada yang beranjak.

"Masuk " pinta Radit. Putri mengangguk dan berjalan ke arah rumah .

Di pintu dia menoleh ke arah jalan, dan Radit masih setia bertengger di motornya.

Putri tersenyum tipis dan masuk ke dalam.  Merasa sudah aman, Radit pergi dari perkarangan rumah Putri dengan kecepatan tinggi.

***
Putri segera mandi karena tubuhnya terasa lengket.

Setelah selesai, dia menghampiri bunda di halaman depan.

Bunda yang merasakan kehadiran seseorang pun menoleh.

Putri duduk di kursi halaman sambil memandang bundanya yang sedang asik dengan bunganya.

"Gimana tadi acaranya? "tanyanya.

"B aja" singkatnya. Rasanya malas sekali mengingat kejadian tadi.

"Kok b aja sih? " ucap bunda heran. "Terus tadi bunda liat kamu pulangnya kok bukan sama si siapa tu tadi pagi"

"Raka" ucapnya malas. Bunda yang melihat anaknya gelisah pun menghampiri.

"Kamu kenapa hemm? Cerita dong sama bunda" Putri memandang bundanya.

Dia terkadang memang cerita apapun kepada bundanya, menurutnya sih bunda adalah tempat curhatan yang pas.

Namun kali ini dia tak berani bercerita soal hari ini. Takut jika bundanya marah.

Putri tersenyum "Aku gapapa kok bun"

Bunda hanya tersenyum, dia tau bahwa ada yang disembunyikan dari anaknya ini.

"Ya sudah. Kamu makan gih. Bunda udah masakin makanan kesukaanmu, ongseng kangkung"

"Benarkah? " bunda mengangguk tersenyum.

"Iya. Udah sana, makan yang banyak yaa" Putri mengangguk antusias dan segera pergi menuju ruang makan.

***

"Assalamualaikum bun" salam Fina dan Eca.

"Eh Waalaikumsalam. Fina, Eca kalian apa kabar. Kok udah jarang sih main ke sini? "

"Hehe iya bun, soalnya sibuk di rumah" ucap Fina.

"Oh iya bun, Putri nya ada? " tanya Eca.

"Ada kok, lagi makan. Kalian ke dalam aja sekalian temenin Putri makan"

"Siap bun" kompak mereka berdua dan tertawa .

"Kalo gitu, kita ke dalam dulu ya bun" bunda mengangguk dan mereka berdua masuk ke dalam.

Ya. Lihatlah di ruang makan. Gadis sedang makan dengan lahapnya seperti tak makan beberapa hari saja. Siapa lagi kalo bukan Putri.

Dia tak tau jika kedua sahabatnya datang. Karena posisinya Putri membelakanginya.

"Sttt. Kita kagetin dia" bisik Eca. Fina mengacungkan jempolnya.

1

2

3

4

5

"WOI!! "

"AYAM AYAM SIAPA YANG TAU BAPAKNYA MAMA LEMON etdah!! " latahnya.

Fina dan Eca tertawa dengan keras mendengar latahnya Putri.

"BANGKE LO BERDUA YA!! " teriaknya sebal.

"Hahahahahaha. Sumpah Put latah lo bikin gue sakit perut" ucap Eca terpingkal pingkal.

"Bodo ah. Ngapai lo berdua ke sini? " tawa mereka mulai reda dan duduk.

"Numpang makan hehe" ucap Eca ,Putri memutar malas bola matanya.

"Gimana tadi pulang sama aa' Raka? " mendengar nama tersebut membuat Putri tersedak. Dengan cepat dia mengambil minumnya.

"Gapapa Put? " panik Fina.

Putri bernapas lega." Gak" singkatnya dan melanjutkan makannya.

"Gimana tadi? "

"Gimana  apanya? "

"Ck. Gimana tadi pulang sama Raka? "

Putri terdiam.

Apa dia harus bercerita dengan mereka?

"Woy elah malah diem aja lo"

"Ck.  Nanti gue jelasin di kamar" Fina dan Eca mengangguk dan mengambil tempe goreng yang di masak bundanya Putri.

***















Halo para readersku teruncehhhhhh 💜.

Xixixi 😂

Gimana dengan hari ini? Semoga sehat selalu ya kalian.

Jangan lupa vote dan komennya yaaa.. We tunggu okehh.





PUTRI  { HIATUS }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang