9.25 PM
"Te,,terimakasih aa,,aku masuk dulu", ucapku saat turun dari mobil livian yang berhenti tepat di depan pintu gerbang rumahku.
" Kau tidak mau mengajakku masuk?", ucap livian dengan nada genit yang dibuat-buat.
"Aa,,apa?!! Dengar aku masih cukup waras untuk membawa masuk seorang pria asing ke dalam rumahku di jam semalam ini", ucapku ketus
" Asing?! Aku tidak salah dengar,, aku kira bahkan kita tadi baru saja,,,", tatapan livian membuatku salah tingkah.
"Dengar ini sudah malam lebih baik kau pulang, aku masuk", aku meninggalkan livian yang masih berdiri disamping mobilnya.
Saat aku masuk kedalam rumah kudengar deru mesin mobilnya dan perlahan mobilnya melaju pergi meninggalkan rumahku.
"Dasar laki-laki gila", gerutuku kesal
----------***----------
10.45 PM
Aku berbaring ditempat tidurku saat dering suara telfon masuk mulai membuatku bangkit untuk mengambil ponsel.
"Ya Mr.Richard ada apa??"
"Livian kau sudah menerima file dokumen yang aku kirimkan lewat e-mail padamu?", tanya orang yang ada di seberang telfon sana.
"Entahlah aku belum mengeceknya aku sangat lelah, nanti aku akan telfon lagi",balasku lesu
"Kau baik-baik saja?? Suaramu terdengar sangat lesu, ada apa??",
"Brandalan si tua gila itu tidak pernah berhenti mengejarku, jadi aku harus berurusan dengan mereka setelah aku bertemu denganmu", terangku pada Mr. Richard
" Kalau begitu mulai sekarang kau harus lebih hati-hati, semenjak Thompson tau kau adalah kaki tanganku dia jadi lebih sering mengincarmu. Baiklah lebih baik kau istirahat besok pagi jangan lupa cek dokumennya!", sambungan telfon terputus. Aku merebahkan tubuhku lagi diatas kasur berukuran king size milikku.
Saat aku menutup mataku aku teringat gadis bernama Akira yang sedang mengobati lukaku saat kami sampai di depan mini market.
Tangannya yang mungil dan lentik mengobati sudut bibirku yang berdarah karena pukulan si brandalan itu.
"Aaghhh,,,,", lirihku menahan perih.
" Maaf, pasti sakit,, tahan sedikit yah sebentar lagi selesai", ucapnya lembut.
Diam-diam aku menatap bibirnya yang terlihat merah muda berusaha meniup lukaku. Ada apa denganmu livian kau tidak pernah seperti ini sebelumnya.
"Sudah selesai, besok pasti lukamu sudah sembuh" Ucapnya tersenyum padaku. Ahhh senyumnya sangat manis.
"Kau yakin? Bagaimana jika tidak??" Tanyaku padanya
"Emm tapi aku yakin itu pasti sembuh, itu hanya luka ringan walaupun bekas lukanya pasti masih ada. Ya sudah ini sudah terlalu malam aku mau pulang", aku menggenggam tangannya saat dia melangkah pergi.
" Tunggu biar aku mengantarmu sampai rumah, aku tidak ingin penolakan cepat masuk mobil", aku menuntunnya masuk ke dalam mobil.
"Heii tunggu,, aku,," Aku tidak menghiraukan dia langsung saja aku nyalakan mesin mobilku dan pergi meninggalkan mini market.
"Hei kau mau apa??", tanyanya saat dia melihatku membuka sebuah bir.
" Tentu saja aku mau minum, kau pikir apa??!"
"Dengar kau sedang menyetir tidak baik minum bir saat menyetir, jika kau haus ini minum ini", dia menyodorkan ku sebuah minuman bersoda.
" Aku tidak mau, aku lebih suka ini", jawabku menolak. Aku melihat wajahnya sedikit khawatir dan takut ini membuktikan dia wanita yang sangat polos.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny "Inside" Fate
Roman pour AdolescentsTanda?? Tanda apa yang dimaksud Livian. Aku menyentuh leherku lalu aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin. Kualihkan rambutku dan benar saja aku lihat ada bekas berwarna merah gelap di leherku. Apa ini ulah Livian??! Sementara aku...