5.00 PM
"Terimakasih", ucapku pada Livian.
" Sama-sama, kau tidak mengajakku masuk kali ini?? ini masih sore kan", ucap Livian.
"Eemm,,, kau mau mampir??"tawarku padanya.
Livian tersenyum dan mengusap Kepalaku "Tidak usah lain kali saja, aku buru-buru" Jawabannya."Kalau begitu aku pergi dulu"Pamitnya padaku. Emm seperti ada yang aneh tapi apa?? Ahhh mungkin hanya perasaanku saja.
Saat Livian ingin masuk ke dalam mobil, dia berhenti dan melihat ke arahku. " Akira,,,, ingatlah besok setelah selesai bekerja kau harus langsung pulang ke rumah!", Serunya padaku.
Aku menautkan kedua alisku, apa maksudnya??! Aku memang selalu pulang ke rumah. Ada apa dengannya hari ini?? Dari tadi siang sampai saat ini dia bersikap aneh! Hmmm,,, entahlah mungkin hanya perasaanku saja.
Akhirnya Livian pergi dan akupun langsung masuk ke dalam rumah. Kulihat bibi ternyata sudah menunggu di depan pintu rumah.
"Bibi,,, sejak kapan bibi disini?", tanyaku
" Apa maksudmu? Bibi memang tinggal disini dari dulu, bahkan saat kau masih bayi", jelasnya.
Aku tertawa "Apa?? Bukan bi,, bukan itu maksudku"
"Sudahlah aku tidak mengerti maksudmu, sekarang katakan siapa pria tampan itu?? Apa dia kekasihmu??", pertanyaan bibi yang tiba-tiba membuatku terkejut." Li,,Livian? Bukan bi dia atasanku. Apa bibi tau sekarang aku sudah menjadi Sekretarisnya dan dia adalah atasanku", jelasku pada bibi.
"Benarkah?? Hmm aku yakin dia memilihmu menjadi sekretaris karena dia suka padamu", bibi mulai bicara yang tidak-tidak.
" Bibi,,! Itu tidak mungkin! Dia atasanku mana mungkin dia menyukaiku bi", elakku pada bibi.
"Apa kau tidak melihat, dia menatapmu dengan tatapan yang berbeda,,, tatapan rasa ingin memiliki", jelas bibi padaku.
Aku terdiam sejenak, memang benar aku selalu melihat Livian menatapku dengan tatapan yang berbeda,,, tapi bukan tatapan ingin memiliki yang bibi maksud! Aku hanya melihat tatapan yang tajam dan dingin yang selalu membuatku diam membeku.
"Ahh sudahlah Bi aku lelah aku mau mandi dan istirahat yah", ucapku mencium bibi dan segera pergi ke kamar sebelum bibi mulai bicara lebih jauh lagi.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
07.00 PM
" Emmmm,,, masakan bibi memang selalu yang terbaik ", hari ini aku makan malam dengan begitu lahap.
" Iya aku tau ini enak,, tapi makanlah pelan-pelan Akira kau bisa tersedak nanti", ucap bibi mengingatkan.
Uhukkk,,,uhukkkkk,,,,
"Lihat sudah bibi bilang kan", bibi memberikan air minum padaku. Air mengalir ke tenggorokanku, hahhhh lega sekali.
Aku hanya tersenyum malu pada bibi dan bibi hanya menggelengkan kepala.
" Sudah Akira biar bibi saja yang bereskan, kau pasti sangat lelah kan sedari kemaren kau terus bekerja. Sekarang tidur dan istirahatlah", bibi menghentikanku saat aku akan membereskan piring di atas meja.
"Tidak bi,,, aku baik-baik saja", aku merasa bersalah pada bibi. Pada kenyataannya aku tidak lembur bekerja kemarin.
" Akira kau tidak dengar yang bibi katakan! Sudah biar bibi saja! kau tidur dan istirahat!",karena bibi memaksa akhirnya mau tidak mau aku pergi ke kamar untuk istirahat.
"Muachhhh,,, aku sayang bibi", ucapku saat ingin pergi ke kamar.
Sesampainya dikamar aku merebahkan tubuhku di atas kasurku,,, yah memang ukurannya tidak terlalu besar, tidak seperti yang di rumah Livian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny "Inside" Fate
Ficção AdolescenteTanda?? Tanda apa yang dimaksud Livian. Aku menyentuh leherku lalu aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin. Kualihkan rambutku dan benar saja aku lihat ada bekas berwarna merah gelap di leherku. Apa ini ulah Livian??! Sementara aku...