6.00 AM
Aku terbangun, saat aku membuka mataku aku melihat Livian tidak ada di sampingku. "Apakah aku bermimpi semalam??", gumamku lirih.
Tidak,,, aku rasa aku tidak bermimpi karena kurasakan mataku sedikit sembab, ini pasti karena aku menangis semalam.
Aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin, aku melihat sebuah tanda merah gelap di dadaku, aku alihkan rambutku dan terlihat sebuah tanda yang sama di leherku.
Aku mendengus kesal "Ccckkk,,, Livian benar-benar keterlaluan, satu saja sudah membuatku repot dan dia membuat dua sekarang!!"
Sebaiknya aku pergi mandi dan bersiap ke kantor sekarang. Aku ingin segera bertemu dengan Livian, aku ingin bertanya tentang semua yang kudengar waktu itu , segalanya tentang Livian.
Setelah selesai mandi, aku bersiap akan memakai seragam kerjaku saat ponselku berdering dan terlihat ada telpon masuk dari Livian.
"Hallo, ada apa??", sapaku padanya.
" Pagi sayang, dengar hari ini sebaiknya kau mengambil cuti dan ini adalah perintah jadi kau tidak boleh menolaknya!", ucap Livian diseberang sana."Apa?? Cuti?! Tapi,,,tapi kenapa? Aku baik-baik saja kenapa aku harus ambil cuti?", Tanyaku kebingungan.
" Sayang kau pasti masih lelah kan karena aku mengganggumu semalam, jadi sebaiknya kau beristirahat untuk hari ini dan besok baru kau berangkat kerja", jelas Livian.
"Tapi Livian aku,,,"
"Sudah aku bilang kan ini perintah, jika kau tetap datang maka aku yang akan membawamu pulang kembali ke rumah nanti!", tegas Livian dan dia pun langsung mematikan telponnya." Hallo!! Livian!", Ishhhhh kenapa orang satu ini sangat menyebalkan. Aarghhhhh semua rencanaku jadi gagal. Dengan kesal aku melempar telponku ke tempat tidur.
"Sudahlah aku akan menemuinya besok saja", ucapku menenangkan diriku sendiri. Aku pun tidak jadi memakai seragam kerjaku dan menggantinya dengan pakaian biasa.
"Lebih baik aku membuat sarapan sekarang", gumamku dan aku pun turun ke bawah untuk sarapan. Aku tidak terlalu pandai memasak, jadi lebih baik aku buat sereal saja untuk sarapan.
Setelah aku selesai membuat sereal dan ingin menyantapnya, tiba-tiba suara bel di depan rumah berbunyi.
"Siapa?? Bibi?? Tapi dia bilang dia akan pulang sore,,, Livian?? Tidak mungkin", setelah lama berpikir akhirnya aku pergi menuju ke arah pintu.
" DIAM!! Jangan mencoba berteriak atau memberontak!!!", aku terkejut karena saat aku membuka pintu seseorang yang tidak aku kenal tiba-tiba menodongkan sebuah pistol ke arahku. Dengan wajah ketakutan dan gemetar aku pun hanya diam karena aku tau jika aku bergerak sedikit saja peluru yang ada pistol itu bisa menembusku dan aku tidak mau itu terjadi.
"AYO!! Cepat ikuti aku!! Jalan dan jangan pernah berpikir untuk melarikan diri atau peluru di pistol ini akan mengejarmu", ucap orang itu.
" Tapi aku mau dibawa kemana?!", tanyaku takut-takut.
"Kau tidak perlu tau, sekarang kau lihat mobil hitam di depan pintu gerbangmu itu, berjalan lah dan masuk ke mobil itu!! Jangan berani macam-macam karena aku mengikutimu dari belakang!! Cepat!!", bentaknya.
Siapapun tolong aku !!
Daerah tempat tinggalku memang sepi, karena banyak dari mereka merupakan para pekerja yang sering pergi ke luar kota dan hanya pulang ke rumah jika pekerjaan mereka selesai.
Aku hanya pasrah ketakutan, aku terus berjalan ke arah mobil yang dimaksud orang itu.Setalah sampai orang itu pun segera membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny "Inside" Fate
Novela JuvenilTanda?? Tanda apa yang dimaksud Livian. Aku menyentuh leherku lalu aku bangkit dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin. Kualihkan rambutku dan benar saja aku lihat ada bekas berwarna merah gelap di leherku. Apa ini ulah Livian??! Sementara aku...