BAGIAN 12

4 1 0
                                    

Ahhhhhhh,,,,, aku merebahkan tubuhku di atas kasur, hari ini aku benar-benar lelah, sudah 2 hari aku bekerja tanpa Livian.

Tadi siang Livian menelponku kemungkinan dia akan kembali besok sore, hari ini juga bibi pergi ke rumah temannya dan baru akan kembali besok siang.

Aku sendiri sekarang di rumah "Sebaiknya aku mandi sekarang", aku bangkit dari tempat tidur dan pergi menuju kamar mandi.

Setelah mandi aku langsung memakai baju dress tidurku, bercermin sebentar dan ku lihat bekas ciuman di leherku sudah hampir hilang.

Baguslah kalau begitu aku jadi tidak perlu memakaikan foundation lagi di leherku.

Hhmmmm,,, aku sangat mengantuk aku akan tidur lebih awal hari ini, setelah pergi menghabiskan waktu bersama Alice, Chole, dan Emma membuat badanku terasa sangat lelah sekali.

Aku matikan lampu kamar, menarik selimut dan memejamkan mataku.

Baru sebentar aku terlelap tiba-tiba ada suara seperti mengetuk dari arah pintu balkon kamarku. Seketika aku kembali menyalakan lampu kamarku.

Aku terdiam, aku memastikan bahwa pendengaranku tidak salah.

Ttokk,,,,ttokkkk,,,

"Si,,siapa??!", seruku takut-takut. Senyap tidak ada jawaban. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan pelan ke arah pintu balkon.

Aku buka tirai pintu balkon kamarku, kulihat tidak ada siapapun di balkon, aku memutuskan untuk keluar, tidak ada siapapun.

Aku pasti salah dengar tadi, lagi pula ini tidak masuk akal kamarku ada di lantai 2, siapa yang bisa naik ke atas balkon.

Aku memutuskan untuk kembali ke dalam kamar dan menutup kembali pintu balkon.

"Hahhh,,, siapa kau?? Lepaskan aku!!", teriakku terkejut saat tiba-tiba seseorang memeluk dari belakang.

" Ssstttttt,,,, diam sayang kau bisa membuat para tetanggamu bangun nanti", bisik suara orang yang sedang memelukku.

"Livian,,, tapi kau bilang kau baru akan kembali besok", ucapku lirih.
" Cckkkk,, sayangnya rasa rinduku padamu membawaku kembali lebih cepat. I Misss You!", ucap Livian lirih dan semakin memelukku erat.

Seketika kurasakan darahku berdesir ketika Livian mengecup lembut tengkuk ku.

Aku mencoba melepaskan pelukannya, "Livian bagaimana kau bisa masuk kesini??", tanyaku ingin tahu.

" Cckk,,, ayolah Akira kau sendiri yang membukakan pintu balkon untukku", jawab Livian yang kini sudah duduk di atas sofa di kamarku.

Jadi benar Livian lah yang mengetuk pintu balkon "Tapi bagaimana caramu sampai ke atas sini, tadi aku lihat tidak alat seperti tangga atau lainnya di luar", ucapku pada Livian.

" James,,, dia membantuku untuk naik ke sini, Setelah aku selesai menggunakan tangga James langsung mengembalikan tangganya", jelas Livian.

Tidak bisa dipercaya dia senekat itu masuk ke kamarku dan ini sudah jam 10 malam, aku hanya beruntung bibi sedang tidak di rumah sekarang.

"Lalu kenapa kau kesini??", tanyaku
" Apa maksudmu?? tentu saja untuk menemuimu", jelas Livian.
"Tapi kau kan bisa menemuiku besok Livian",
" Cckkk,, kenapa kau tidak mengerti aku sangat merindukanmu aku tidak bisa menunggu waktu sampai besok",
"Baiklah terserah padamu,,, sekarang kau sudah bertemu denganku kan?? Lebih baik kau sekarang pergi aku mau tidur", Tegasku.

Livian hanya diam menatapku matanya yang dingin seolah-olah terasa seperti sihir yang membuatku diam membeku tak berani mengatakan apapun lagi.

" Kemarilah", ucap Livian. Seketika tubuhku seperti tersihir, aku berjalan pelan menghampiri Livian yang sedang duduk.

Saat jarak antara aku dan Livian semakin dekat, tiba-tiba Livian menarik tanganku dan membuatku duduk di atas pangkuannya.

"Aaahhh,,," Pekik-ku saat Livian tiba-tiba menarik tanganku.
"Kenapa kau jahat sekali padaku hmm?? Apa kau tau setelah urusanku selesai aku langsung datang kesini untuk menemuimu dan beginikah sikapmu padaku sayang", ucap Livian lirih

Dengan posisiku yang berada di atas pangkuannya, aku bisa dengan jelas menatap mata biru gelap milik Livian, aku bisa merasakan hembusan nafas kami saling beradu.

"Tidak,,,Livian ini salah tidak seharusnya kau bersikap seperti ini padaku", aku mendorong Livian dan bangkit dari pangkuannya.

" Livian semua orang tau hubungan kita hanyalah sebatas Sekretaris dan atasannya, Livian kumohon berhentilah bersikap seperti ini padaku", jelasku padanya.

Livian bangkit dari sofa dan berjalan pelan ke arahku dengan tatapannya yang dingin dan tajam, reflek tubuhku langsung berjalan mundur dari Livian.

"Ayolah sayang sejak pertama kali aku melihatmu aku bahkan tidak bisa menghilangkan wajahmu dari pikiranku, dan sekarang saat aku sudah mendapatkanmu kau menyuruh ku untuk berhenti??!", Livian semakin mendekat ke arahku membuatku semakin melangkahkan kakiku ke belakang.

"Tidak sayang aku tidak bisa,,, Kau tau kenapa?? Karena sejak pertama kali aku melihatmu aku sudah menjadikanmu sebagai miliku! Hanya Milikku!! You is Mine!!", ucap Livian. Langkahku terhenti, punggungku kini sudah menyentuh tembok dan kedua tangan Livian berada di samping kanan dan kiri tubuhku. Aku benar-benar tidak bisa berkutik sekarang.

"Itulah kenapa aku membuat tanda di lehermu, sekarang mari kita lihat", Livian mengalihkan rambutku " Cckkk,,, sepertinya aku harus membuatnya lagi ini mulai memudar", bisik Livian di telingaku.

Seketika Livian langsung mencium bibirku, kali ini terasa berbeda, Livian mencium bibirku dengan sedikit kasar. Aku bisa merasakan gairah yang ada pada Livian.

Dia terus melumat bibirku, dia mencoba menciumku semakin dalam membuatku merasa sesak.

"Eemmpphhh,,,,", desahku sambil berusaha mendorong Livian.

Akhirnya Livian berhenti, "hhossss,,,hossshhh,,,", aku mencoba untuk mengambil udara sebanyak mungkin.

Saat aku sedang menenangkan diriku tiba-tiba Livian menggendongku " Li,,,Livian apa yang kau lakukan ", seruku.

Livian meletakkan ku di atas kasur, aku merasakan jantungku berdegup sangat kencang. Aku mencoba mendorong Livian dan pergi manjauh tapi Livian menindihku membuatku tidak bisa bergerak.

"Li,,,Livian kau mau apa?? Aku mohon lepaskan aku", ucapku memelas pada Livian.

" Tenang saja sayang aku tidak akan melakukannya berlebihan ", setelah berkata seperti itu Livian kembali melumat bibirku, semakin lama ciumannya berpindah ke pipiku, perlahan turun ke dada sebelum akhirnya ciumannya pindah ke leherku.

Air mata mulai mengalir di mataku, aku mulai menangis,,, aku,,, aku takut!!

Livian pun menyadari bahwa aku menangis. Saat itulah Livian berhenti melakukan aksinya dan menatapku.

Aku hanya diam dan menangis sesenggukan "Akira,, Maafkan aku,,", ucap Livian seraya mengusap air mata yang mengalir di wajahku.

" Berhentilah menangis,,, aku mohon. Maafkan aku jika aku membuatmu takut,,, aku,, aku tidak bisa menahan diriku", aku melihat ada penyesalan di mata Livian dia lalu memelukku dengan erat.

Tangisku mulai mereda entah kenapa rasa takutku berubah menjadi rasa nyaman dan aku merasa tenang berada di samping Livian saat ini.

"Tidurlah sayang ini sudah malam, Aku mencintaimu", bisik Livian lirih.

Dia memelukku erat dan akupun tanpa sadar juga memeluknya. Akhirnya kami berdua pun tertidur, aku hanya berharap semoga ini bukanlah mimpi entah kenapa aku mulai merasa bahwa hatiku mulai menerima Livian,,,,






Next,,,,

Hai Guys 🖐🖐😁
Gimana ceritanya, kalian suka ngga?

Kalau suka jangan lupa kasih Vote/beri suara dengan cara klik tanda Bintang⭐ dibawah disetiap bagian yah!😙, kalian juga bisa kasih komentar😉

Tunggu terus setiap bagian ceritanya yah,,, jangan sampai ketinggalan!!🤓

Happy Reading

Pyeong pyeong🤗🤗






Destiny "Inside" FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang