chapter 14

627 82 3
                                    

Tenang nggak ada adegan dewasanya kok,, jadi aman buat yang lagi puasa😁
.
.
.
.
.


Jam menunjukan angka pukul 06.20,namun kedua kakak beradik berbeda kelamin itu masih setia meringkuk dibalik selimut tebalnya. Hingga akhirnya sang adik membuka matanya terlebih dahulu, pemandangan yang pertama tertangkap oleh netranya adalah wajah cantik sang kakak yang terlihat lugu saat tertidur. Ia semakin mengeratkan pelukannya sambil berbisik ditelinga sang kakak.

" kak bangun udah pagi " suruhnya, namun sang kakak hanya menggeliat dan semakin menelusupkan wajahnya pada dada sang adik. Dia tersenyum sambil mengelus lembut surai panjang kakaknya.

" kak bangun dong...udah pagi ini,, kalau gue telat gimana? " suruhnya lagi seraya menepuk-nepuk pipi sang kakak.

" emmm...bentar lagi,, gue masih ngantuk " balas sang kakak yang tak sedikitpun membuka kelopak matanya.

" bentar laginya kakak tuh lama "

" enggak...bentar doang 5 menit deh "

" ih kak...ini udah jam berapa? Nanti gue telat masuk sekolah,, bangun dong...gak bangun gue cium nih! "
Mendengar kata-kata yang diucapkan adiknya, ia pun segera terbangun.

" eh lo kok tidur disini sih? Kirain gue tadi cuma mimpi " tanya sang kakak bingung.

" pengen aja tidur disini... Enak banget ya tidur dipelukan gue? Sampai nggak mau bangun gitu "

" dih nggak lah...nggak ada enak-enaknya sama sekali "

" buktinya dari tadi disuruh bangun nggak bangun-bangun malah ngedusel sama gue "

" mana ada, gue nggak kaya gitu ya... "

" lo mana nyadar "

" udah ah sana keluar...gue mau mandi "

" mau di temenin nggak? "

" idih..nggak! Makasih,, udah ah minggir "

" gue mandi sini aja ya... "

" nggak boleh! Punya kamar mandi sendiri juga... "

" sekali-kali masa nggak boleh sih "

" nggak boleh!! Udah sana keluar.... "
Sowon mendorong-dorong tubuh soobin sampai keluar dari kamar. Matanya menatap tajam sang adik sebelum pintu kamar ia tutup dengan kasar.
.
.
.
.
.
.
.

" turunin depan halte aja " Sowon menoleh sekejap kearah soobin yang duduk dikursi penumpang.

" kenapa? " tanya Sowon

" gak papa " jawab soobin singkat

" kalau nggak papa mending gue anterin sampai depat sekolahan, dari pada lo jalan kaki ntar kesekolahnya "

" jangan...dihalte aja, orang deket juga haltenya, paling jalan kaki bentar.. nggak nyampe lima menit "

" kenapa pilih jalan kaki? Lo malu ya dianterin gue? "

" ya enggak lah... Justru itu..."

" justru itu...kenapa? "

" justru...ahh udah nggak usah banyak tanya,, tinggal nurut aja apa susahnya sih? "

" tuh kan... Lo tuh kadang keluar gaje nya tau nggak? "

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sowon memarkirkan mobilnya dibagasi, setelah mengantarkan soobin kesekolahannya sowon memilih untuk langsung pulang kerumah.
Ia merogoh saku celananya untuk mencari kunci pintu, setelah ketemu ia segera berjalan menuju pintu utama. Matanya tak sengaja menangkap sebuah amplop berwarna putih yang tergeletak didepan pintu.
Sowon membungkuk untuk mengambilnya, ia menghela nafas dengan kasar sambil menatap amplop itu penuh tanya.

Setelahnya Sowon hanya mengendikkan bahu sebagai jawaban atas segala pertannyaan yang singgah diotaknya.

Sowon langsung memasuki kamarnya, kemudian menyimpan amplop itu kedalam laci. Ternyata itu bukan amplop pertama yang sowon terima, sebelumnya Sowon sering mendapatkan amplop dengan si pengirim yang sama.

Amplop itu berisi uang dan secarik surat yang Sowon pun tak paham apa artinya. Oleh sebab itu sowon sekarang tak pernah membuka isi amplop itu lagi. Bahkan Sowon tak pernah mengambil uangnya.

Sowon bingung siapakah orang yang mengirim amplop itu semua, mau bilang salah kirim, tetapi sudah jelas didepan amplop itu tertulis nama sowon bahkan alamat rumahnya. Jadi tidak mungkin jika itu semua salah kirim.

Dan yang mengherankan lagi orang itu selalu mengirimnya jika Sowon maupun soobin tidak ada dirumah, dan saat mereka kembali surat itu sudah tergeletak didepan pintu rumahnya.
Bukankah orang itu berarti tinggal didekat sowon? Karena dia tau kapan sowon tak ada dirumah.

Tapi siapa?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" woy bro naik bus lagi? "

" aish...kaget gue " soobin  menyingkirkan tangan yeonjun yang merangkul pundaknya.

" hmm gue naik bus, Kenapa? Mau ngasih tumpangan? "

" boleh sih...asal beliin bensin aja "

" dih pelit banget "

" eh bin,,  lo janji mau ceritain ke gue masalah kemarin kan? "

" iya...nanti aja pas istirahat "

" janji lo ya...jangan coba-coba kabur dari gue lo bin "

" cewek apa cowok sih lo? Bawel banget "

" tau ah...pokoknya gue mau nempel sama lo terus hari ini "

" idih...jangan nempel-nempel jijik gue sama lo "

" ih abang...jangan gitu dong...sakit nih hati dedeq "

" astaga...bukan temen gue sumpah "
































































Tbc

Gak tau ngetik apaan😁

Vote and comment ya kawan-kawan

See you next chapt👋

My Possessive Brother [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang