" gila lo bin,, sampe segitunya " yeonjun menatap soobin heran, sedangkan yang ditatap justru memilih memfokuskan pandangannya pada keadaan sekolah yang dilihat dari atas rooftop.
" emang salah gue lakuin itu semua? " tanya soobin.
" emm nggak juga sih...itu kan lo lakuin juga buat kebaikan kakak lo, tapi kasihan juga kakak lo nggak bisa bergaul sama cowok, kakak lo kelak juga butuh pendamping hidup, kalau lo terlalu over protektif sama kakak lo, itu juga bisa buat kakak lo tertekan..."
" paling tidak biarkan kakak lo bergaul sama mereka, asalkan mereka tidak berniat buruk sama kakak lo "
" dia nggak perlu mereka,, kan udah ada gue " jawab soobin
" ya beda lah...choi soobin denger ya...lo tuh adeknya bukan cowoknya "
" gue kan juga cowok! " yeonjun menghela nafas pelan mencoba bersabar dengan temannya yang satu ini.
" emang nggak boleh kalau kakak adik pacaran? " tanya soobin yang tentunya dia sendiri sudah tau jawabannya.
" ya enggak lah!! Gimana sih lo "
" kenapa emang? "
" ya udah kodratnya...kakak adik mana boleh menjalin hubungan lebih dari hubungan saudara "
" kata siapa? " lagi lagi yeonjun dibuat geram dengan pertannyaan soobin.
" kata nenek gue!! Puas lo! " jawab yeonjun asal
" kalau gue mau menyimpang kodrat gimana? "
" Bodo! Terserah lo! Capek gue ngomong ama elo "
" ya udah..."
' gue juga nggak akan beneran macarin dia kali, palingan gue nikahin ' dalam hati soobin tertawa, bagaimana bisa tuhan memberinya perasaan seperti ini pada saudaranya sendiri." eh bin, ngomong-ngomong lo beneran suka sama kakak lo? "
" ya iya lah...dia kan kakak gue "
" bukan itu maksud gue... Lo anggep kak sowon lebih dari seorang kakak, lo pasti tau kan apa yang gue maksud? " tanya yeonjun seraya menatap soobin dengan serius
" lo pasti udah tau jawabannya " jawaban soobin membuat yeonjun sedikit menyunggingkan senyum yang entah artinya apa.
" udah gue duga "
" WOY!! LO BERDUA BOLOS KAGAK NGAJAK-NGAJAK YEE!! " keduanya menoleh kearah suara, terlihat beomgyu yang berdiri diambang pintu rooftop sambil melipat kedua tangannya.
" Gue kekelas duluan " ucap soobin sambil bangkit dari duduknya.
" Gue juga mau balik kekelas " ucap yeonjun kemudian menyusul soobin yang sudah berjalan lebih dulu.
" jahat ye kalian...gue baru dateng kalian malah pergi "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
." kak sowon nggak jemput ya? " soobin bertanya pada dirinya sendiri, kini ia tengah duduk dikursi tunggu halte, menunggu jemputan sang kakak yang sedari tadi tak kunjung datang. Sesekali ia melihat kearah sekolahnya, barangkali sang kakak menjemputnya disekolah. Tapi sudah hapir satu jam ia menunggu namun sang kakak belum terlihat juga. Soobin sudah berusaha mengiriminya pesan berharap sang kakak membacanya atau lebih baik lagi kalau pesannya dibalas. Berulang kali juga soobin menelfon kakaknya namun justru suara operator yang membalas panggilan soobin.
Dan kini akhirnya soobin memutuskan untuk pulang naik bus, untung saja ia tak kehilangan bus terakhir yang berhenti dihalte itu.
Sesampainya dirumah, ia mendapati pintu rumahnya yang terkunci, namun ia teringat kakaknya selalu menyimpan kunci cadangan dibawah pot tanaman didepan rumahnya.
Saat soobin memasuki rumahnya, keadannya begitu sunyi, berulang kali ia memanggil nama kakaknya namun tak ada balasan.
" kak sowon...kak...kak sowon..." soobin mengecek kamar kakaknya namun ia tak mendapati sowon didalamnya.
" kak sowon kemana sih? " saat soobin hendak keluar ekor matanya tak sengaja menangkap handphone kakaknya yang tergeletak diatas kasur.
Diambilnya handphone itu, kemudian soobin berusaha untuk mengaktifkannya, namun hasilnya nihil." pantes nggak bisa, orang batrenya abis " soobin mengambil carger kemudian mengecas handphone milik kakaknya itu.
Setelah itu soobin beranjak menuju dapur, tak mendapati sowon disana juga, ia pun memutuskan untuk mencari ke seluruh bagian rumah.
Perasaan khawatir kini memenuhi hatinya, bagaimana kalau sowon diculik? Diperkosa lalu dibunuh? Soobin menggelengkan keplanya cepat.
" ahh nggak mungkin....palingan ke supermarket, yaa ke supermarket...tunggu aja bentar pasti pulang " ucapnya menenangkan diri.
Soobin menarik nafas pelan dari hidung kemudian menghebuskannya perlahan melalui mulut. Jujur saja pikirannya kini dipenuhi oleh sowon.Soobin memutuskan untuk membersihkan diri dan berganti pakaian terlebih dahulu. Ia akan menunggu kakaknya namun jika lebih dari satu jam kakaknya tak kunjung pulang, maka ia akan mencari kakaknya dimanapun ia berada, begitu pikirnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Soobin menatap pintu dan jam dinding bergantian dengan perasaan was was. Hampir satu jam namun kakaknya tak kunjung pulang.
" ckk pergi kemana sih? Mau pergi nggak bilang-bilang, awas aja ntar kalau pulang " gerutu soobin, namun percayalah jauh dalam lubuk hatinya, hanya ada perasaan khawatir.
" akhhh " soobin mengacak rambutnya frustasi, ia segera memakai jaket kulitnya kemudian menyambar kunci motor yang selama ini jarang ia pakai.
Soobin berjalan cepat menuju garasi, namun langahnya harus terhenti ketika tiba-tiba terlintas sesuatu dibenaknya, ia pun berbalik menuju kamar sowon.
Soobin mengambil handphone milik sowon lalu ia segera mengeceknya, ia mendapati nontifikasi beberapa pesan yang dikirimnya dan pesan dari seseorang yang membuat soobin mengepalkan tangannya begitu kuat, otot-ototnya menegang bahkan wajahnya terlihat memerah menahan emosi.
" brengsek!! Beraninya lo ambil milik gue! "
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/210030252-288-k865741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brother [COMPLETED]
Fanfic" ini dijalan, bukan di catwalk jadi gak usah banyak gaya " " itu baju kalo kekurangan bahan gak usah dipake, buang aja, gue beliin yg baru " " gak usah lirik2 di sebelah lo udah ada cogan " . . . " Lo tuh adek gue apa bapak gue sih? Bawel banget " ...