chapter 16

608 81 3
                                    

Soobin mengambil handphone milik sowon lalu ia segera mengeceknya, ia mendapati nontifikasi beberapa pesan yang dikirimnya dan pesan dari seseorang yang membuat soobin mengepalkan tangannya begitu kuat, otot-ototnya menegang bahkan wajahnya terlihat memerah menahan emosi.

" brengsek!! Beraninya lo ambil milik gue! "

----------------------------------------------------------

Soobin menatap nanar layar handphone yang menampilkan kolom pesan antara seorang laki-laki dengan kakaknya.

Seseorang yang mengaku sebagai seungcheol itu terus memaksa sowon untuk menemuinya disuatu cafe. Beberapa kali sowon menolak dengan alasan ingin berbelanja bulanan disupermarket, tentu saja ia tak bohong soal itu. Tapi seungcheol  sepertinya tak menanggapi alasan sowon, terlihat dari balasan pesannya yang terus mendesak sowon untuk tetap menemuinya. Hingga pada akhir pesannya, orang itu memutuskan untuk menjemput sowon.
Melihat dari nontifikasi pesan belum terbaca, soobin yakin kalau sowon belum membaca chat terakhir yang dikirim oleh seungcheol untuknya.
Mungkin batrenya sudah terlanjur habis.

Sekarang sudah pukul 20.00, sudah hampir tiga jam sejak terakhir kali pesan itu dikirim. Soobin bergegas untuk mencari kakaknya. Kembali ia menuju garasi dan segera melajukan motor sportnya membelah jalanan untuk mencari keberadaan sang kakak. Tujuan pertamanya adalah cafe yang seungcheol maksud.

.
.
.
.

Sesampainya disana Soobin langsung memarkirkan motornya.
Ia mencari keberadaan Sowon didalam cafe yang terlihat sepi pengunjung. Seluruh sisi ruangan ia cari namun ia tak mendapati sowon disana.
Beberapa orang yang berkunjung dicafe itu menatap Soobin aneh, namun Soobin tak menghiraukannya.
Ia berjalan keluar dan duduk dikursi outdoor kafe tersebut.
Pemandangannya langsung tertuju pada sebuah bar yang terletak di samping cafe tempatnya sekarang.
Terlihat lebih ramai pengunjung dibanding cafe yang ia singgahi.

Banyak pasangan muda mudi yang keluar masuk bar dengan pakaian yang minim bahan, Soobin yang melihatnya hanya bergidik, kemudian mengalihkan pandangannya pada bagian samping bar yang terlihat gelap dan sepi tanpa terlihat orang satupun.










Tunggu...Soobin menarik kembali perkataannya, lagi-lagi matanya ternodai oleh manusia berbeda kelamin yang tengah asik bercumbu dibawah cahaya penerangan yang redup.

" apa ini? Harusnya aku mencari kak sowon, bukannya malah menonton pertunjukan perang lidah " Soobin menggelengkan kepalanya cepat, kemudian mulai beranjak dari sana.
Belum sampai lima langkah Soobin berjalan, ia terpaksa menghentikannya.
Entah kenapa pandangannya kembali terfokus pada dua orang yang tengah bercumbu itu.
Bukannya Soobin mesum atau tertarik untuk melihat pertunjukan itu lebih lama.

Tetapi ia merasakan ada yang janggal diantara keduanya, setelah diamati lebih dalam sepertinya si perempuan menolak perlakuan dari si lelaki, terbukti dengan tindakan si perempuan yang kerap kali memukul dan mendorong tubuh si lelaki yang terus berusaha bermain dengan bibirnya.

Ia tidak tau siapa mereka, namun hati soobin mengarahkannya untuk menolong si perempuan dari laki-laki brengsek yang terus mencoba berbuat asusila terhadapnya.

Soobin berjalan mendekat dengan hati-hati. Tepat berada dibelakangnya,
Ia langsung memukul tengkuk lelaki itu dengan sikunya cukup keras hingga ia jatuh tertunduk ditanah.

Mendadak Sendi-sendi tulangnya terasa lemas, hatinya berdenyut nyeri, matanya terasa panas bahkan perasaannya campur aduk antara lega, terkejut dan marah bercampur menjadi satu saat ia melihat siapa sosok wanita yang kini terlihat jelas dimatanya. Wanita yang ia kira seorang jalang itu sama terkejutnya seperti soobin, dengan beruraian air mata ia berjalan mendekat kearah soobin dan bersembunyi dibalik tubuhnya. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang soobin dengan erat.

My Possessive Brother [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang