"Jangan dulu bubar, karena ada beberapa informasi yang akan Bapak sampaikan. Kalau mau duduk silakan," ujar Pak Hartono saat selesai upacara bendera.
Murid-murid pun duduk di lapangan upacara. Bulan duduk di baris paling belakang yang teduh oleh pohon palem yang menjulang tinggi. Murid cowok yang tadinya berada di barisan depan, berpindah ke belakang dengan alasan panas.
Wildan dan Farhan duduk di samping Bulan. "Lan, udah ngerjain tugas ekskul belum?" tanya Wildan. Dia cukup dekat dengan Bulan karena mereka satu ekskul.
"Yang mana?"
"Yang disuruh menggambar dan membuat poster."
"Oh, yang buat ditempel di mading?"
"Iya."
"Hm ... posternya udah, tapi menggambarnya belum. Bantuin menggambar dong, Wildan," pinta Bulan.
"Bantuin apaan? Orang gue juga mau minta bantuan sama lo."
"Heh, lo kan tahu kalau gue ini gak pandai menggambar," ungkap Bulan.
"Nah, sama. Gue juga gak pandai menggambar. Haduh ... kenapa sih gue harus kepilih jadi pengurus mading?"
"Entah. Seniornya juga gak tahu apa kalau gue menggambarnya kayak anak sd, malah bagusan anak sd."
Dari kecil Bulan tidak suka menggambar karena setiap gambarnya pasti jelek. Hal itulah yang membuat Bulan malas untuk menggambar.
Waktu sudah resmi menjadi anggota ekskul Bahasa Jepang. Senior mereka mengadakan seleksi untuk menjadi pengurus mading. Semua anggota harus ikut seleksi dengan cara mengirimkan gambar yang mereka buat sendiri.
Gambar yang Bulan berikan adalah gambar pemandangan malam yang dia tiru dari tutorial di youtube. Padahal Bulan merasa kalau gambarnya itu tidak bagus, bahkan gradasi warnanya juga tidak menyatu. Tidak seperti yang ada di video, tetapi entah kenapa gambarnya malah terpilih untuk ditempel di mading, dan dia resmi menjadi pengurus mading.
Bulan dan Wildan asik mengobrol sampai mereka tidak sadar kalau mereka tidak memperhatikan Pak Hartono yang sedang mengumumkan beberapa informasi. Sedangkan Farhan hanya diam saja memperhatikan. Kalau dalam grup WhatApp sering disebut dengan 'menyimak' atau 'siders'.
Saat istirahat pertama Syabila dan yang lainnya pergi ke kantin, sedangkan Bulan duduk sendirian sambil menonton film 'The Strangers'. Salah satu film yang bergenre thriller.
Entah kenapa Bulan suka dengan film genre thriller. Padahal genre tersebut jarang disukai oleh remaja seusianya.Syabila dan teman-temannya datang dengan membawa kantong plastik yang pasti isinya adalah makanan dan minuman.
Teman-teman yang lainnya pun ikut bergabung di bangku Bulan karena ingin menonton juga. Sedangkan Farhan yang tengah menggambar tokoh Sakura di bukunya, meresa terganggu oleh teriakan cewek-cewek yang sedang menonton itu. Farhan menebak kalau mereka pasti sedang menonton film horor. Sesekali dia menatap ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Bulan.
"Kenapa ekspresi dia santai-santai saja? Tidak berteriak seperti yang lainnya?" batin Farhan. "Ah ... mungkin dia tidak takut hantu seperti yang lainnya," sambungnya.
Saat pulang sekolah, Bulan pulang sendirian karena Syabila harus ikut kumpulan ekskul. Bulan segera masuk ke dalam bus dan mencari kursi yang kosong. Dia melihat Farhan ada di dalam bus dan sedang menatap ke arah luar jendela. Karena kursi di sebelahnya juga kosong, lantas Bulan pun menghampirinya.
Awalnya Bulan merasa takut untuk menghampiri Farhan, karena di awal mereka bertemu tatapan Farhan membuat Bulan takut. Namun Bulan pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk berubah dan bisa dekat dengan semua orang di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Warning! Belum direvisi. Kritik dan saran sangat membantu. Bulan September. Nama dari seorang gadis sederhana yang penuh dengan kejutan di dalam dirinya. Zidan Firzatullah adalah cinta pertama Bulan di SMK, sedangkan Farha...