11 ♍️ 17 Agustus ♍️

112 26 11
                                    

"Orang-orang selalu membicarakan hal buruk tentang kita, tanpa mengetahui masalah yang sebenarnya terjadi."

♍️♍️♍️

17 Agustus 2019, merupakan dirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74. Para Guru dan Murid-murid di SMKN Perjuangan juga mengikuti upacara HUT RI. Namun tidak sedikit juga murid-murid yang bolos sekolah, padahal upacara ini wajib diikuti. Bahkan kelas X - Multimedia hanya ada 18 orang yang ikut, padahal jumlah muridnya ada 30 orang.

Pertama kalinya bagi Bulan melakukan upacara HUT RI di luar kabupatennya. Sebenarnya adalah hari pertama Bulan mengikuti upacara HUT RI, karena sebelumnya dia tidak pernah mengikutinya. Dia selalu bolos sekolah kalau ada acara-acara besar di sekolahnya, termasuk perayaan HUT RI.

Namun sekarang tidak lagi, dia sudah pernah berjanji akan berubah, bukan? Dan dia bukanlah orang yang akan melanggar janjinya sendiri. 

Upacaranya juga tidak lama, pukul 09.00 sudah selesai. Setelah upacara, para murid di suruh pulang dan dilarang mampir atau pergi main dulu. Begitu pun Bulan, dia langsung pulang sendirian. Dia tidak melihat ada Farhan di lapangan upacara, bahkan saat absen di kelas pun dia tidak ada.

"Hah, cowok itu masih belum berubah juga. Ah ... dia sama sepertiku waktu SMP, dan aku akan membantu dia untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi."

Keesokan harinya SMKN Perjuangan mengadakan acara perayaan HUT RI. Sebelum acara dimulai, para murid disuruh untuk berbaris terlebih dahulu di lapangan.

"Saya ingin kejujuran dari kalian semua, kemarin siapa saja yang tidak mengikuti upacara maju ke depan. Terima kasih buat yang sudah mengikuti upacara, dan silakan kembali ke kelas," ucap Pak Hartono.

Sebelum kembali ke kelas Bulan melihat Zidan yang masih ada di lapangan. "Hah? Dia juga nggak ikut?"

Pak Hartono menyuruh mereka push up sebanyak 50 kali. "Gila ... banyak banget. Haduh ... untung aja kemarin aku ikut upacara," batin Bulan.

Pukul 08.00 acara perayaan HUT RI di SMKN Perjuangan segera dimulai. 2 Hari sebelum acara di mulai, Bulan, Wildan, dan Risna disuruh oleh Bu Ninda untuk mengikuti lomba pidato 3 bahasa. Risna membacakan teks bahasa Indonesia, Wiladan membacakan teks bahasa Sunda, dan Bulan membacakan teks bahasa Inggris. Bulan tidak mengikuti lomba-lomba yang lainnya, dia hanya melihat dan menonton saja.

Keysya mengajak Bulan menonton di bawah, Bulan pun mengikutinya.

"Itu siapa, sih?" tanya Keysya kepada Bulan sambil menunjuk cowok yang sedang duduk di tangga.

Bulan melihat Farhan sedang duduk sendirian di tangga, seperti malas menonton dan ingin segera pulang.

"Ah itu ... kayaknya Farhan, deh."

"Si cowok bisu di kelas kita."

"Huft ... mereka selalu saja berkata begitu."

"I ... iya."

"Kalau malas mengikuti acara ini, kenapa nggak bolos sekolah aja coba."

"Ah ... kelihatannya dia sedang ada masalah," ucap Bulan mencoba menghilangkan pikiran buruk orang-orang tentang Farhan.

"Dia itu bukan lagi ada masalah, tiap hari dia kayak gitu. Kamu nggak tahu, sih. Dia itu orangnya no life dan anti sosial. Aku tuh satu kelompok sama dia di pelajaran Sejarah Indonesia. Dia nggak berguna di kelompok, nggak pernah mau membantu berpikir dan menulis, bahkan ketika di suruh presentasi pun dia nggak mau." Bulan hanya mengangguk-angguk dan tidak membalas ucapan Keysya.

***

Bulan: "Kamu tadi di hukum juga karena nggak ikut upacara kemarin?"

Zidan: "Iya. Soalnya aku harus jadi panitia di desa aku."

"Kukira, dia malas seperti yang lainnya." Bulan menyimpan ponselnya dan berbaring di kasurnya.

"Entah kenapa aku selalu kepikiran tentang kata-kata orang yang berbicara buruk tentang Farhan. Ah ... anak itu. Dulu aku juga sama seperti dia, dan jujur itu sakit banget. Aku pernah merasakan apa yang dia rasakan sekarang, kenapa aku tidak menolongnya saja? Kurasa akan kucoba." Bulan kemudian mulai tertidur.

Sementara Farhan tengah duduk di lantai kamarnya. Dia selalu merasa hidupnya tidak berguna, kalau tidak ingin mengejar mimpinya menjadi animator, mungkin dia sudah mencoba untuk bunuh diri.

"Kenapa gadis itu ingin duduk di sebelahku saat di bus? Padahal dulu jangankan perempuan, laki-laki pun enggan duduk bersamaku. Aku juga tahu kalau Wildan sebenarnya tidak ingin sebangku denganku, buktinya saat tidak ada guru dia selalu pindah ke belakang."

Tak terasa air matanya pun mulai berjatuhan. "Dan kenapa dia mau membantuku untuk masuk ke ekskulnya? Meskipun itu hal kecil, bagiku dia sangat baik karena sebelumnya tidak ada orang yang mau membantuku."

Farhan mengambil buku gambar dan pensilnya di dalam tas dan mulai melakukan hobinya.


♍️♍️♍️

Terima kasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk membaca dan menghargai cerita ini. Jangan lupa vote dan komennya, ya😊

WS

03 Mei 2020

VIRGO [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang