"Cinta itu seperti sebuah permainan, jika menang maka hati akan senang, tetapi jika kalah maka hati akan kecewa."
♍️♍️♍️
"Ke kantin, yuk," ajak Syabila kepada Bulan. Karena pada istirahat pertama Bulan tidak jajan, Bulan pun merasa lapar sekarang. Bulan mengangguk. Dia pergi bersama Syabila, Rahma, Selvia, Vira, dan Keysya.
Saat di kantin mereka sepakat untuk membeli mi ayam, dan memakannya di kelas. Sebenarnya Bulan tidak suka mi ayam, tetapi dia terpaksa karena bingung juga mau membeli apa.
"Gue esnya teh jus apel," ucap Rahma.
"Gue sama Vira, teh jus gula batu," ucap Selvia.
"Aku aqua botol," ucap Keysya.
"Kamu apa?" tanya Syabila kepada Bulan.
"Aku aqua botol. Ini uangnya."
"Oke, gue beli minumannya dulu."
Bulan melihat Zidan yang baru datang menuju kantin sebelah yang beejualan kupat tahu. Ingin sekali Bulan menanyakan kabarnya setelah beberapa minggu ini tidak bertemu dia. Namun jangankan bertanya kabar, menyapanya saja Bulan tidak mampu.
"Sambelnya berapa sendok ini?" tanya penjual mi ayam, membuat lamunan Bulan kembali tersadar.
"Gue dulu yah," ujar Rahma. "Jangan pake saus, sambelnya 2 sendok, asinnya tambahin lagi."
"Bu, yang kita berdua sambelnya 2 sendok," ujar Selvia dan Vira.
"Yang aku jangan pake sayur, sambelnya 1 sendok," ucap Keysya.
"Eum ... aku jangan pake sambel, sausnya dikit aja," ucap Bulan.
"Yang satunya lagi asinnya tambahin, sambelnya 1 sendok."
Bukannya Bulan tidak suka makanan pedas, tetapi kalau dia makan makanan pedas hidungnya akan mengeluarkan ingus dan matanya seperti menangis. Bulan hanya memakan makanan pedas ketika di rumah saja, itu pun tidak terlalu pedas.
"Habis istirahat pelajaran apa?" tanya Rahma. Merek duduk di depan kelas sambil memakan mi ayam.
"Bahasa Indonesia," jawab Bulan.
"Males banget njer, gurunya banyak ngebacot!"
"Lah, guru Bahasa Indonesia, mah, masih mending. Daripada guru Agama. Haduh ... tiap pelajaran dia pasti selalu aja nyuruh buat ngapalin surat-surat. Males banget njer."
"Hooh, kayak gak ada kerjaan aja tuh, guru."
Entah cuman perasaan Bulan saja atau gimana, tetapi dia merasa tidak setuju dengan ucapan mereka. Dia malah suka dengan guru Bahasa Indonesianya, karena selalu mengajar dengan jelas.
"Kita ngebolos aja, yuk," ajak Vira.
"Yuk, lah. Gue juga males dengerin si Lilis ngebacot mulu," ungkap Rahma.
"Kalau barengan, gue setuju."
"Gue ngikut kalian aja."
"Ngebolosnya ke lab, biar alesannya habis disuruh sama Bu Indah," ujar Syabila.
"Nah, bener, tuh."
"Lo dari tadi diem aja. Mau ikut gak?" tanya Rahma kepada Bulan.
"Aku enggak, deh."
"Kenapa? Lo takut dimarahin atau dihukum?"
"Cemen lo, mah."
"Ikut aja, Lan. Lagian di lab enak, kok. Bisa maen komputer terus bisa ngewifi."
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRGO [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Warning! Belum direvisi. Kritik dan saran sangat membantu. Bulan September. Nama dari seorang gadis sederhana yang penuh dengan kejutan di dalam dirinya. Zidan Firzatullah adalah cinta pertama Bulan di SMK, sedangkan Farha...