[ 아 · 이 · 린 ]
|
|10 menit berlalu dan yang Irene lakukan hanya menatap lurus pada netra hitam legam amat tajam, tak ingin menunjukkan ketakutannya sekarang jadi menyembunyikan jari - jari nan saling mengait dan mencakar diatas pangkuan dibawah meja.
Bukan. Bukan ketakutan pada lelaki di hadapannya melainkan atas sesuatu yang akan Ia dengar begitu Ia membuka mulutnya.
"Anda membuang waktu saya."
Terlihat sekali dari gerakannya melipat tangan di depan dada menandakan bahwa lelaki itu mulai malas berada di tempatnya saat ini tanpa satupun pembicaraan.
Tidak ingin membuat kesempatannya hilang dengan membiarkan lelaki itu pergi sebelum semua pertanyaan terjawab, Irene mulai mengambil nafas panjang nan merupakan kebiasaannya bila sudah memutuskan sebuah langkah dalam hati, menyiapkan diri untuk merealisasikannya.
Menunduk sesaat agar bisa mengistirahatkan mata dari ketegangan, Irene kembali menegakkan punggungnya menatap mata itu lagi dengan sorot tajam tak jauh berbeda dari sebelumnya.
"Aku tahu kau suruhan Jang Dong Gun, Jeon Wonwoo."
Irene menggertakkan gigi sembunyi - sembunyi kala matanya menangkap lelaki bernama Wonwoo tiba - tiba tak bergerak bersamaan dengan matanya nan perlahan membulat terkejut.
"Anda... tapi... Bagaimana bisa?"
"Tumbuh di panti asuhan Sinar Harapan lantas pergi meninggalkan tempat itu setelah bertemu Dong Gun dan diangkat menjadi orang suruhan Dong Gun. Rela dipenjara 5 tahun atas tuduhan membunuh Kim Yong Geon, pendiri Kim Group, karena iming - iming harta lumayan besar. Dibebaskan 7 tahun yang lalu kemudian memutuskan pergi sejauh - jauhnya dari negara dimana kau dibesarkan. Lalu..."
Irene menghentikan ucapan, meremas celana jeans hitam amat kencang sebelum melanjutkan kata terakhir dengan mata memanas.
"Lalu bertetangga dengan adikku. Aku tahu semuanya tentang kau."
Irene sesungguhnya sedikit gemetar ketika secara tidak sengaja melihat rahang Wonwoo mengeras menahan emosi diikuti tatapan mematikan yang Ia tujukan pada Irene tanpa keraguan. Irene kira ketakutan itu akan hilang seiring sorot mata Wonwoo melembut, tapi ternyata kegelisahan Irene justru semakin nyata saat lelaki itu menunjukkan senyum miring terkesan licik sampai Irene harus mengalihkan pandangan ke arah lain agar bisa sedikit mengisi ulang ketegaran dalam dirinya.
"Lalu jika kau tahu semuanya kenapa kau datang? Bukankah kau menemuiku karena ingin mendapatkan sebuah penjelasan?"
Skakmat.
Pertama kali dalam hidup Irene, dirinya merasa disudutkan hanya karena dua buah pertanyaan. Mengambil udara sebanyak - banyaknya, Irene kembali menatap mata Wonwoo. Irene baru menyadari bahwa disana juga terdapat kekhawatiran tersembunyi nan tak sembarang orang bisa lihat. Lantas ketika Irene memilih menggunakan kekuatannya, matanya sukses melebar, menemukan sepotong fakta mengejutkan nan tak pernah Ia sangka.
"Kau baru saja... mencemaskan kami?"
Awalnya Irene ragu untuk menanyakan hal itu namun melihat reaksi Wonwoo, Ia sangat yakin bila Ia tidak salah.
"Bagaimana kau bisa..—Aishh, sial."
Tidak memperdulikan umpatannya, Irene pun tanpa sadar ikut melembutkan tatapannya. Mencoba memahami apapun yang Ia tak sempat untuk selami lebih dalam.
"Jang Dong Gun teman dekat orang tuaku dan dia menyuruhmu membunuh Kim Yong Geon untuk..—"
"Melindungi keluargamu. Bukan hanya orang tuamu tapi seluruh anggotanya. Kau tidak pernah tahu seberapa besar lingkar kekejaman Kim Yong Geon. Dia... dia iblis. Rela melakukan apapun untuk menjadi nomer satu. Menjadi yang terbaik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 5 : IRENE ✔
FanficBae Joohyun atau Irene. Perempuan dingin elegan dengan segala aura kuat yang terpancar dari dirinya. Bersama tanggung jawab empat gadis yang merupakan adiknya, Irene berusaha sekuat tenaga menjaga kebahagiaan mereka senantiasa berputar di lingkaran...