Strategi 2

689 44 1
                                    

Typo masih banyak ternyata gaess...

Happy reading

"Sarada, itu apaan ya?" bisik Boruto. Satu.....dua.....tiga....dan ternyata...

"Maaf pak polisi kami hanya ingin bermain" ucap remaja seumuran Boruto dan Sarada yang berbadan gemuk.

"Chocho..." ucap Sarada lirih, tidak didengar oleh Chocho tapi dapat di dengar Boruto. Sarada ingin menghampiri Chocho yang sedang berlutut padanya namun dihalang Boruto.

Boruto menggeleng seperti mengisyaratkan sesuatu. "Kenapa kamu keluar disaat ada banyak pembunuhan?" tanya Boruto dengan nada agak di besar-besarkan dan agak berat.

"Maaf pak, saya mau jemput temen saya yang sok belagu pengen jadi detektif padahl dianya sendiri beg*, mana bawa sahabat saya lagi" tanpa di sadari Boruto mengamuk kayak macan gak bisa nangkep rusa.

"Apa yang kau bilang Chocho!!!" sentak Boruto pada si kulit sawo matang. Merasa familiar dengan suara itu, si Chocho langsung mendongak ke atas.

''Kau itu Boruto ya?" tanyanya, namun Boruto tidak menjawabnya.

"Dan pasti kau Sarada, iya kan?" tanyanya lagi.

"Hn. Kenapa kau ada disini Chocho?" akhirnya Saradalah yang mulai angkat bicara.

"Aku...." ucap Chocho yang sengaja digantung, biar mati katanya. Canda. Secara tiba-tiba segerombolan anak remaja berdatangan dari arah lain.

Ada yang rambutnya kayak nanas. Ada yang mukanya kayak mayat. Ada yang mukanya serem tapi paling gede diantara mereka semua. Ada yang cungkring make baju ijo, kayak kacang panjang. Ada yang ke hutan segala bawa laptop lagi. Yang satu lagi mewek ke cewek yang punya gigi taring kayak kucing. Dan yang satunya si cewek ungu lagi nunduk, mungkin lagi cari uang receh.

"Shikadai! Inojin! Iwabe! Metal! Denki! Namida! Wasabi! Sumire! Kenapa kalian ada disini semua?!!!" kaget si Boruto. Si gerombolan remaja tadi melirik ke arah sumber suara.

"Loh Sarada? Boruto? Kenapa kalian ada disini" si Denki malah nanya balik.

"Malah nanya balik" ketus Sarada.

"Chocho kau bertemu dengan mereka di mana?" tanya Shikadai tanpa menggubris pertanyaan Boruto tadi.

"Di sini, malahan tadi ku kira dia polisi yang lagi jaga" jawab Chocho melirik sinis ke Boruto.

"Hei Boruto, kalau kau mau nyelidikin ini ajak-ajak kek, jangan malah berduaan doang ma Sarada" ujar Inojin.

"Ku kira kalian tidak penasaran dengan kasus ini, jadi ya sudah aku mengajak Sarada yang bisa diandalkan" jawab Boruto santai.

"Maksudmu kami tidak bisa diandalkan?" tanya wasabi yang sudah memasang kuda-kuda pengen cepet-cepet nyakar si Boruto.

"Bukan begitu Wasabi, hanya saja bla...bla...bla...(penjelasan ada di chapter 2)"

"Yang ada nanti aku repot. Nah kalau si cupu kan bisa tuh lebih diandelin" sambung Boruto.

"Ooohhh" jawab mereka kompak kecuali Sarada yang sedang memikirkan sesuatu. "Mengapa tidak ada Mitsuki ya?" batinnya penasaran.

"Eh Mitsuki tidak ikut dengan kalian ya?" tanya Sarada yang membuat mereka semua tersentak dan saling bertanya-tanya pada hati mereka masing-masing.

"Tidak memangnya kenapa?" jawab Namida, Chocho selaku sahabat Sarada dari kecil menyelidik tubuh Sarada dari atas sampai bawah.

"Kau menyukai Mitsuki?" tanyanya tiba-tiba. "Astaga! Kenapa aku bicara seperti itu, alamat rahasiaku bocor nih!" batin Sarada yang merasa dirinya tertular virus milik Boruto.

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang