Asisten

914 46 4
                                    

Setelah Mitsuki menyuruh mereka masuk, benar saja si Tsunade datang sambil terus mengoceh siapa yang buat ribut.

Di kelas Sarada menenggelamkan wajahnya dalam lengannya. "Sar, Sar, Sar" panggil Boruto sambil sesekali menggoyang goyangkan tubuh Sarada.

"Iya Pa pasti Mama akan ku jaga" Sarada mengigau, dalam mimpinya dia sedang berdebat dengan Papanya Sasuke agar tidak perlu cemas akan kesehatan Sakura.

"Woy cupu!" sentak Boruto yang berhasil membuat Sarada terbangun dengan tidak elit.

Dengan setengah nyawa yang ada, Sarada menatap Boruto datar. Kemudian ia melanjutkan tidurnya "Bodo amatlah, lagian ngapain sih dia. Gangguin orang tidur aja" gumam Sarada dengan suara pelan.

"Malah tidur lagi?" Boruto menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal, lalu muncullah ide busuknya.

"Shik kecoak yang kemaren masih ada?" bisik si kuning

"Ada. Memangnya kenapa?" tanya Shikadai.

"Pinjem ya. Buat jailin si cupu" bisiknya lagi. Shikadai mengangguk, karena dia juga memiliki kejahilan yang sama seperti Boruto. Shikadai menyerahkan kecoak pada Boruto.

Satu demi satu langkah Boruto mendekati Sarada yang tengah pulas tertidur. Boruto meletakkan kecoak itu pada celah lengan Sarada. Sarada merasa kegelian, ia pun terbangun dan mendapati hewan kecil menjijikan itu tengah berjalan di wajahnya.

"Aaaaaa!!!!!!" jeritnya. Boruto dkk tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Sarada saat dilanda ketakutan, namun tidak dengan si pucat Mitsuki. Mitsuki malah menghampiri Sarada yang sedang menjerit ketakutan, lalu ia mengambil kecoak itu dari wajah Sarada dengan hati-hati.

"Sarada kau baik-baik saja kan?" tanya Mitsuki khawatir. Wajarlah Mitsuki khawatir, wajah Sarada yang menurutnya menggemaskan itu terlihat pucat.

"Entahlah. Hanya saja aku merasa pusing" ucap Sarada dengan nada lemas.

Boruto yang tadinya tertawa terbahak-bahak, segera mendekati Sarada. "Sarada kau tidak apa apa kan?" tanyanya. Namun Sarada hanya cuek.

"Mari ku antar ke UKS" ucap Boruto dan Mitsuki bersamaan. Mereka saling tatap heran.

"Tidak apa Mitsuki, lagian tadi aku yang menjahilinya, iyakan" ujar Boruto.

"Tidak perlu, aku saja aku ingin bersama Sarada. Dan menjaganya" elak Mitsuki, perkataan Mitsuki seketika membuat Sarada tercengang.

"Ini bukan mimpi kannnn???" batin, hati, dan otak Sarada terus bertanya-tanya, pasalnya baru sekarang dia mendengar kalimat itu dari mulut Mitsuki sang pujaan hatinya.

"Lebih baik kalian berdua saja yang membawanya" ucap Denki tiba-tiba.

"Benar juga" ujar mereka berdua.

"Kenapa harus ada Boruto sih?? Ganggu aja" batin Sarada.

"Ayo" ajak Mitsuki. Sarada mengangguk. Beruntung saat itu Chocho dan Sumire sedang ke toilet, kalau tidak remuk hati Sumire:v

Satu hati nyaman tapi satu hati yang lain mengaung. Yang satu Mitsuki yang dia suka, satunya orang yang sangat ia benci. Tapi Sarada masih bersyukur masih ada orang yang sayang padanya di kelas selain Chocho dan Sumire.

"Sarada maafkan aku ya" ucap Boruto tiba-tiba, Sarada menoleh matanya bertatap dengan Boruto "Untuk apa?" tanyanya.

"Yaaa kau tau tadi aku yang meletakkan kecoak di wajahmu, aku tidak mengira bahwa nanti kamu akan jadi seperti ini. Maafkan aku" ucap si Boruto dengan nada menyesal.

"Tidak apa apa, yang penting jangan diulangi lagi. Lagian aku yang susah untuk dibangunkan dari tidurku" entahlah apa yang merasuki diti Sarada, tiba-tiba saja ia tersrnyum manis dihadapan Boruto.

"Ternyata senyumanmu manis ya" ucap Boruto yang membuat pipi Sarada merona "apa yang ku lakukan tadi, mengapa aku tersenyum padanya" batin Sarada.

Mereka telah sampai di UKS, Sarada membaringkan tubuhnya di kasur. "Sarada aku pergi ke toilet dulu ya" ujar Mitsuki dan berlalu pergi meninggalkan dua insan itu berdua.

"Aku panggil dokternya dulu ya" ucap Boruto.

Sarada menatap langit-langit UKS, Boruto kembali sendirian. "Loh? Dimana dokternya bor?" tanya Sarada.

"Tidak ada disini, mungkin sedang keluar" jawab Boruto sambil mengangkat bahunya. Sarada menatap langit UKS kembali.

"Sar...." panggil Boruto. Sarada menoleh, memasang muka bertanya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku. Bagaimana apakah kau juga penasaran dengan pembunuhan ini?"

"Dan apakah kau mau menjadi asistenku?" sambung Boruto.

"Hm...aku juga penasaran, masa iya sih ada yang kayak gitu. Menurutku aneh saja. Dan baiklah aku mau menjadi rekanmu" jawab Sarada,seutas senyuman terukir di antara mereka.

"Arigatou' Sarada" Boruto memegang tangan mungil Sarada. Sarada melihat kearah tangannya yang dipegang Boruto. "Maaf" Boruto langsung melepas cengkramannya itu.

Tap!

Tap!

Tap!

"Siapa itu?" tanya Sarada pada Boruto, Boruto menggeleng. Tak lama nampaklah pria berambut biru, Mitsuki.

"Oohh Mitsuki, ku kira siapa"

"Ehehe, maaf. Aku juga membawa dokternya" ucap Mitsuki sambil mempersilahkan dokter masuk, Mitsuki juga ikut masuk mengekor di belakang dokter.

"Dia tidak apa apa, hanya syok saja. Sekarang juga boleh ke kelas" ucap dokter.

"Terima kasih" ucap mereka bersamaan.

Mitsuki berjalan keluar dahulu, sedang Boruto dan Sarada dibelakangnya "Sarada nanti pulang bareng yok" bisik Boruto.

"Gak mau ah" jutek Sarada.

"Bodo amat, pokoknya pulang sekolah kau bersamaku" batin Boruto.

Kriingg...

Bel pulang telah berbunyi. Sarada, Chocho, dan Sumire membereskan bukunya juga teman-teman yang lainnya.

"Eh Sarada kau pulang bersama kami kan?" tanya Chocho, Sarada mengangguk mantap.

"Yuk" ajak Sumire, mereka pergi meninggalkan kelas namun Sarada tiba-tiba menghilang. "Loh? Sarada mana?" tanya Sumire.

"Chocho! Sumire! Sarada pulang bersamaku ya" teriak lelaki berambut kuning, Boruto.

"Tapi janji kau jaga baik-baik!" ucap Chocho. Boruto mengacungkan jempolnya.

Butiran bening menetes di pipi si gadis violet, walaupun tak terlalu deras. Dengan cepat dia menghapusnya, ia takut sahabatnya itu akan mengetahui hal yang sangat rahasia bagi dirinya.

"Yuk Sum" ajak Chocho.

"Boruto aku sudah bilang aku tidak mau pulang bersamamu. Kenapa kau menarikku tadi?!" Sarada memanyunkan bibirnya.

"Bodo amat" jawab Boruto santai. Sarada memalingkan wajahnya dari Boruto dan menatap jalanan di depannya. Hening.

"Bor, lalu rencanamu apa? Tidak mungkin kita menyelidiki ini tanpa rencana bukan?" ucap Sarada memecahkan keheningan diantara mereka.

"Aku juga tidak tau. Kau sendiri punya rencana atau tidak?" tanya Boruto sambil menatap jalanan.

"Tidak ada" jawab Sarada singkat.

"Begini saja. Nanti kau pulang ke rumahmu, terus jam 15.30 kau ke rumahku bicarain ini. Bisa kan?" tanya Boruto yang masih menatap jalanan kota.

"Baiklah" jawab Sarada sambil tersenyum, Boruto memandang sekilas senyum milik Sarada.

"Walaupun dia cupu tapi senyumannya manis juga ya, dia juga cantik" gumam Boruto dalam hatinya.

Jangan lupa selalu jaga kesehatan, Corona masih ada gaess...

See you next part...

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang