7 tahun kemudian...
Si sulung Uzumaki keluar dari kamarnya dengan muka tertekuk, ya semenjak kekasihnya memilih melanjutkan kuliah di Suna, sifatnya menjadi berubah total. Sifatnya sekarang menjadi dingin, cuek dan pemarah. Bahkan Inojin yang dulunya selalu menghardiknya sekarang memilih untuk bungkam.
"Aku keluar dulu" ucapnya dengan nada malas. Kemarin mungkin hari yang bersejarah untuknya, pasalnya ia telah menjadi seorang sarjana angkatan ekonomi. Kenapa dia memilih jurusan ekonomi? Karena ayahnya yang menyuruhnya untuk melanjutkan bisnis keluarga.
"Hati-hati Boruto" Boruto hanya menjawab biasa saja. Dulu di kampusnya dia menjadi favorite semua gadis, banyak gadis yang ingin menjadi kekasihnya. Namun setiap perempuan yang menemuinya dan ingin menjadi kekasihnya, ia akan tolak mentah-mentah.
"Sekarang ini kau sedang apa? Apa kau telah melupakanku? Ku harap kau masih ingat dengan janji kita dulu" gumamnya. Ia rasa duduk di pinggir sungai yang menampakkan aliran air yang jernih akan membuatnya merasa sedikit tenang.
"Hei" Boruto menjawabnya tanpa menoleh ke arah sumber suara. Saat ini hanya kekasihnya yang dapat menghiburnya. Tapi tunggu...suara itu seperti suara...
"Kalau orang memanggilmu jawab dan tatap orang itu!" serunya, tapi Boruto hanya fokus terhadap pikirannya sendiri tak menghiraukan seseorang yang sedang mengoceh di belakangnya.
"Kalau kau ingin meminta untuk menjadi kekasihku, jawabannya tidak. Berapa kali aku sudah bilang pada kalian, aku ini milik Sarada!" ucap Boruto menekan semua katanya.
"Begitu ya? Kau masih setia pada gadis yang telah meninggalkanmu disini sendirian? Apa kau tidak bosan menunggunya terus?" tanya orang yang ada di belakangnya, lagi-lagi Boruto tidak ingin menggubris ucapanya.
"Huh! Dasar kuning menyebalkan! Kuning kampr*t!" ejeknya. Kali ini Boruto sudah tak tahan dengan semua ejekan itu, ia membalikkan badannya kearah orang itu. Betapa terkejutnya saat ia melihat orang yang sedari tadi mengoceh itu adalah gadis yang selama 7 tahun menghilang.
Gadis itu tersenyum simpul melihat Boruto yang menganga melihat perawakannya. "A-apa ini b-benar kau?" gadis berambut hitam dan mata hitam gelap itu mengangguk. Tanpa pikir panjang si sulung Uzumaki tadi memeluknya erat.
"Kau sudah menepati janjimu" ucapnya dengan membalas pelukan tadi.
"Tapi kenapa kau tidak memberitahuku, kalau aku tau pasti akan ku jemput kau di bandara" ujar Boruto melepas pelukannya.
"Karena ini supriese!!" ucap si gadis enteng.
"Dasar! Tapi tadi kau memanggilku kuning menyebalkan! dan kuning kampr*t! Jadi, kau harus mendapat hukuman!" tegas Boruto. Si gadis yang diketahui bernama Sarada itu mengangkat satu alisnya.
"Ya, semenjak kau pergi aku menjadi seorang yang kejam, hahahaha!!" tawa Boruto.
"Tapi ap-" belum sempat Sarada melanjutkan perkataannya, si kuning itu mendekatkan tubuhnya ke arah Sarada. Sarada yang merasa risih segera mundur untuk menjauh dari kekasih yang setia itu.
Tetapi sayang, tubuh Sarada menabrak salah satu pohon yang ada disana, ia mencoba memejankan matanya berharap tidak akan terjadi hal yang buruk. Tiba-tiba...
"Apa ini??" gumam Sarada yang membuka matanya karena terkejut mendapati bibirnya yang terasa hangat. Dipandanginya wajah kekasihnya itu, mata shapire yang indah, dua kumis kucing yang melekat di kedua pipinya, lekukan wajah yang sempurna. Argh! Kau ini kenapa Sarada?, pikirnya.
Bukan hanya ciuman biasa, ciuman itu terus saja kencang. Karena takut jantungnya copot, Sarada mencoba menghindar dengan bergerak kebawah. Namun apalah daya kekuatannya tidak sekuat Boruto, pasrah hanya satu-satunya cara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Kampret & Asisten Cupu✔✔
Mistério / SuspenseUzumaki Boruto adalah salah satu murud KHS (Konoha High School). Suatu hari beredar kabar terjadi pembunuhan sadis. Sudah tiga korban telah ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Mulai dari darah yang mengalir santai disekujur tubuhnya, dibiarkan den...