Awal

841 46 0
                                    

"Tadaima" seru Boruto yang diiringi jawaban dari Hinata.

"Eh? Dimana Hima?" tanyanya pada Hinata yang sedang menyiapkan makan siang. Kemudian Hinata menyuruh Boruto untuk mengganti baju, dan memanggil adiknya.

"Hima makan yuk" ajak Boruto namun tidak ada balasan dari adiknya itu. Boruto membuka pintu kamar adiknya. Tidak ada Himawari, mungkin sudah turun duluan.

Si sulung uzumaki menuruni setiap anak tangga. "Loh? Hima belum turun ya?" tanya Boruto, Hinata memalingkan wajahnya pada Boruto mengisyaratkan keheranan.

"Kan Ibu sudah menyuruhmu untuk membangunkan adikmu" ujar Hinata. Mata mereka membelalak pikiran negatif mulai muncul di diri mereka.

"Apa jangan-jangan..." ucap mereka tanpa meneruskan perkataan mereka. Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.

"Himawari!" seru mereka bersamaan.

"Kenapa?" jawabnya polos.

"Tadi kamu di kamar mandi?" himawari mengangguk mantap. Hinata dan Boruto mengelus dadanya lega.

"Syukurlah..." ucap ibu dan anak sulung bersamaan, sementara himawari melihat dengan keheranan.

Waktu telah menunjukkan pukul 15.25, lima menit lagi mungkin Sarada akan datang. 5 menit kemudian terdengar suara ketukan di pintu.

Hinata membuka pintu terlihatlah gadis yang seumuran dengan putra sulungnya. "Oh Sarada. Masuk saja Boruto ada di kamarnya" ucap Hinata sambil mempersilahkan Sarada untuk masuk.

"Terima kasih bibi" ucap Sarada. Sarada berjalan menuju anak tangga dan memasuki kamar Boruto, tidak lupa ia mengetuknya terlebih dahulu. Orang yang ada didalamnya menyuruhnya untuk masuk.

"Eh? Sarada, ku kira siapa" ucap Boruto yang tengah memainkan ponsel miliknya.

"Ini jadi gak, kalau gak jadi aku pulang ya" Sarada hendak pergi meninggalkan kamar Boruto, Hinata malah datang membawakan cookies dan coklat dingin.

"Ayo Sarada. Masuk saja, ini bibi udah siapin cemilan" Hinata masuk ke kamar Boruto, Hinata mendapati Boruto yang asik sendiri dengan ponselnya. Tidak pikir panjang langsung dia rebut ponsel itu.

"Ibuuu..."

"Itu ada temanmu Boruto" ucap Hinata menunjuk Sarada yang tengah berdiri di dean pintu kamar Boruto tak bergeming sedikitpun.

"Iya iya. Sarada ayo masuk. Kita bicarakan masalah yang ada disekolah" Boruto bangun dan menarik lengan Sarada.

Hinata pergi meninggalkan dua orang remaja itu. "Jadi Sarada, kau sudah memikirkan sesuatu?'' tanya Boruto, Sarada menggeleng. "Kau?"

"Hm...menurutku kita temui dulu keluarga sang korban. Lalu kita tanyakan apa yang terjadi sebelum korban meninggal" usul Boruto.

"Hm kalau begitu kapan kita ke rumah keluarga korban Boruto?"

"Sekarang juga" Boruto langsung berdiri tapi tidak dengan Sarada yang masih terduduk diam di kasur Boruto. Saat Boruto hendak membuka pintu.

"Boruto tunggu!" sarkas Sarada. Boruto mengernyitkan dahinya.

"Kita makan camilan ini dulu. Kasihan kan ibumu sudah membuatnya masa tidak kita makan" ujar Sarada.

"Bilang saja kau lapar. Iya kan?" tanya Boruto dengan juteknya.

"Hahahahaha!!!! Kau itu tidak cocok menjadi jutek seperti itu. Itu konyol Boruto hahahaha!!!" Sarada memegangi perutnya yang terasa sakit karena tertawanya itu.

"Benarkah? Aku hanya ingin mencoba sifat yang sepertimu itu. Tapi ternyata tidak bagus" ucap Boruto sambil menggaruk tengkuknya.

"Boruto jadilah dirimu sendiri!" ucap Sarada sambil menepuk pundak Boruto. Boruto mengangguk.

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang