Detektif Boruto

1.3K 73 16
                                    

Selamat membaca...

''Ok sekarang panggil aku detektif Boruto. Hahaha!" ucap Boruto riang karena telah memutuskan dirinya menjadi sang detektif.

"Hey Boruto, lihatlah dirimu" ejek Shikadai, dengan polosnya Boruto menjawab "Memangnya kenapa? Ada kotoran cicak ya?"

"Inilah yang membuatku ragu kau ingin menjadi detektif. Kau itu terlalu bodoh Boruto" ujar Shikadai santai mengejek Boruto.

"Biarkan saja" cuek Boruto.

"Hwwweeee!!!" suara tangisan terdengar dari arah belakang. Oouuhh ternyata Chocho, gumam Boruto dkk.

"Hei gendut! Ngapain nangis?" ucap Inojin tanpa wajah bersalah.

"Coklat milikku hilang ka*pr*t!!" sontak Chocho mendengus karena dibilang gendut. Tapi benar kan gaess...

"Lah itu badanmu. Kan sama-sama coklat" ejek Shikadai tersenyum devil.

"Enak banget ya dasar rambut rumah Spongebob!!" tak mau kalah Chocho membalas meledek Shikadai yang berambut bak rumah milik spongebob.

Boruto menulusuri tempat duduk milik Chocho, lalu menyelidik wajah Chocho dengan seksama.

"Cho tadi letakin dimana coklat milikmu?" tanya Boruto menyelidik bagaikan detektif asli.

"Aku taro dimulut tapi dengan keadaan digigit karena aku mau ngambil pulpen milikku yang jatuh" jawab Chocho spontan.

Boruto memasang wajah datar -_-
"Terus bekas coklat yang ada disekitar bibirmu itu apa?" ucap Boruto masih dengan wajah datarnya.

Chocho meringis malu "hehe iya ya. Tadi kan pas aku mau ambil pulpen aku sempet mengendus bau wangi coklat" ucap Chocho dengan segala kebegoaannya.

"Kenapa aku mempunyai teman sebego ini ya?" batin Sarada dan Sumire.

"Hebat lo Bor" puji Chocho. Sedangkan Sarada dan Sumire melanjutkan menulis rangkuman fisika yang diberikan Shino, guru fisika mereka. Tetapi Boruto masih dengan wajah datarnya walaupun sempat dipuji oleh Chocho.

Boruto melirik Sarada yang sedang menulis. "Apa Sarada ae ya, yang jadi asisten. Jikalau Chocho pasti dia minta dibeliin makanan melulu. Kalau Sumire dia agak kurang menarik. Jika Namida, yang ada pulang langsung budeg. Wasabi...nanti dicakar.  Kalo asistennya cowok ribet lagi. Ok fiks aku memilih Sarada" pikir Boruto dengan melihat satu persatu temannya dimulai dari Sarada dan berakhir juga di Sarada.

"Eh Boruto!"

"Shik! Suka banget sih ngagetin orang!" bentak Boruto pada Shikadai yang selalu saja mengagetkannya.

"Itu udah ada Shino" ucap Shikadai menunjukkan jari telunjukknya ke arah bapak guru:v lalu menarik lengan Boruto untuk segera duduk.

Pelajaran berlangsung hening, tau lah fisika itu membingungkan.

***
Kriingg...

Bel  istirahat berbunyi nyaring. "Baiklah sekarang kumpulkan rangkuman kalian tadi juga tugas yang kemarin" ucap Shino berlagak seperti guru yang gagah.

"Mampus nih! Tadi kan aku terlalu sibuk nemuin coklatnya Chocho" gumam Boruto lirih.

"Jin, udah?"

"Udahlah kagak sombong"

"Boruto, apa kau belum mengerjakannya?" tanya Shino yang tidak menemukan buku milik Boruto.

"Um...belum"

"Dasar! Besok kamu kumpulkan segera!" untung saja masih ada kesabaran dalam diri Shino.

Maap minna...

Mungkin ini chapter kagak nyambung. Dan terlalu pendek:v

Sekali lagi author minta maap.

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang