Gak ngaruh

1.2K 60 30
                                    

Cerita ini hanya imajinasi author somplak. Karena kegabutan yang melanda gara2 #dirumahaja.

Happy reading...

Masih hari yang sama. Tempat yang sama, waktu yang sama. "Syukurlah..." ucap Boruto sambil mengelus dadanya yang mungkin terasa lega.

"Untung saja itu Shino, kalau itu Moegi mungkin kau sudah babak belur'' ujar Shikadai dengan tak sopannya memanggil gurunya dengan nama panggilan.

"Iya" jawab Boruto singkat, sesingkat kisah author ama dia. Author ngebucin gak apa2 ye, sekali-kali, tapi nanti ujung-ujungnya berkali-kali:v dah ah bodo amat.

Sarada, Chocho juga Sumire berjalan melewati Boruto dkk yang sedang asyik membahas kesialan Boruto tadi. Sepertinya Sarada dan yang lainnya ingin ke kantin.

"Gimana caranya ya?" gumam Boruto dalam hati pastinya. ''AHHA" ucapnya tiba-tiba, otaknya kembali bekerja dengan sewajarnya bak fizi yang lagi latihan perkalian dengan kak Ros,     yang lain hanya menatap Boruto heran.

"Seperti Atta Halilintar saja nih orang" komentar Iwabe, tapi tak digubris orang dengan rambut kuning miliknya.

Boruto langsung keluar untuk menemui si Sarada, tanpa pikir panjang tangan Sarada langsung ia tarik. "Hei Boruto!! Mau dibawa kemana temanku!" protes Chocho.

"Pinjem bentaaarr aja" ucap Boruto dan langsung berlari meninggalkan Chocho dan Sumire.

"Hah?" heran Sumire. "Gak bisa dibiarin nih. Ayo Sum kita kejar mereka" ajak Chocho yang sama seperti Boruto, yaitu menarik lengan Sumire.

"Em" jawab Sumire.

"Boruto... Mengapa kau tak mengerti" Sumire membatin, entah masalah apa itu.

Di taman...

"Hai udah tau namaku kan" ujar Boruto pada Sarada yang tengah menunduk. Sarada memanggut mengerti. Secara tiba-tiba dagu miliknya terasa hangat, si rambut kuning itu memegang dagunya dan mengangkatnya ke atas. Alhasil wajah manis Sarada menatap wajah mempesona milik Boruto.

Sarada POV

Dia...dia orang yang ku benci selama
ini, dengan tak sopannya mengangkat dagu orang. Bukan karena aku takut atau malu menatapnya, hanya saja aku membencinya ingin sekali aku memukul wajah orang yang satu ini.

Mata kami saling bertatapan. Aku kembali menundukkan kepalaku, rasanya ingin ku pukul mukanya. "Ternyata matamu itu bagus juga ya" ucapnya memujiku.

"Gak ngaruh dikitpun" ucapku dalam hati.

Aku masih menundukkan kepalaku, tapi lagi-lagi ia mengangkat daguku. "Ada yang ingin ku bicarakan padamu" ujar si Boruto yang masih memegang daguku. Argghh pengen rasanya ngehantam orang ini!!

"Mau bicara apa?" tanyaku dingin padanya.

"Cuek banget sih. Inget ya cupu sekali lagi kamu bilang kayak gitu akan ku cium kau" ucap Boruto yang membuatku merasa jijik. Males banget di cium sama orang songong nan beg*

"Hm...ya udah...Uzumaki Boruto kamu mau bicara apa?" ucapku dengan nada manis yang membuatku ingin segera ke kamar mandi dan muntah disana.

"Kamu tau kan masalah pembunuhan yang sedang terjadi sekarang?"

Masalah pembunuhan itu? Ngapain si Boruto bilang masalah itu? Apa dia sama-sama penasaran siapa yang jadi pembunuh ini? Ah sudahlah dengarkan penjelasan ni orang dulu.

"Iya, memangnya kenapa Bor?" tanyaku yang penasaran.

"Kau penasaran gak sama siapa yang ada dibalik ini semua? Soalnya aneh gitu, buat apa coba tuh orang make bunuh warga konoha" ternyata memang benar pemikiranku, dia sama sepertiku.

"Iya, jadi?" jawabku singkat.

"Jadi aku ingin jadi kayak detektif gitu. Hehe" ucapnya konyol.

"Terus apa hubungannya denganku bor?" tanyaku.

"Nah, kata orang kan aku nih agak beg* tuh. Dan aku sudah mempertimbangkan bahwa aku harus memiliki seorang asisten. Diantara semua orang kaulah menurutku yang paling bisa diandalkan" jelasnya panjang.

Aku mengernyitkan dahiku. "Cih! Gak mau ah. Ngapain aku nemenin kamu, cari yang lain gih. Ma dewi kaguya juga bisa kan" ucapku cuek.

Sebuah ciuman mendarat di bibirku ini "astaga! Kenapa aku bisa lupa. Tadi kan dia udah bilang kalo aku cuek sekali lagi dia bakal cium aku" ucapku dalam hati. Sontak terkejut bukan maen dong.

Plakk!!!

Tamparan itu mungkin bisa dibilang pembalasan. Pipi bagian kiri Boruto memerah masih membekas telapak tanganku akibat tamparan itu.

"Aww!! Sakit tauk!!" umpatnya.

Dengan selow aku jawab "Lagian main  cium orang aja. Gak sopan tau gak, kalo ada yang liat gimana? Harga diri coy"

"Tapi aku cium kamu karena kamu yang langgar ucapanku tadi" jawab Boruto sambil mengelus pipinya yang mungkin masih terasa sakit.

Author POV

"Aww!! Sakit tauk!!" umpat Boruto

Dengan santainya Sarada hanya menjawab "Lagian main cium orang aja. Gak sopan tau gak, kalo ada yang liat gimana? Harga diri coy"

"Tapi aku cium kamu kamu yang langgar ucapanku tadi" jawab Boruto sambil mengelus pipinya yang mungkin masih terasa sakit.

Tapi memang benar yang diucapkan Sarada, memang yang lain lg pada ke kantin. Tapi lihatlah Chocho dan Sumire menyaksikan adegan itu merasa jijik.

"Sum kita pergi aja yuk, yang ada nanti muntah nih. Kan mubazir makanan yang udah kumakan dibuang" ajak Chocho.

"Hum..." jawab Sumire singkat.

Lanjut ke borusara....

"Tapi suka kan?" goda Boruto dengan menyenggol lengan Sarada.

"Apaan sih!? Gak ngaruh!" ucap Sarada jutek. Kembali ciuman mendarat di bibir si Uchiha.

"Dasar nih anak! Gue tampleng baru tau rasa lo!!" amuk Sarada.

Boruto berlari menjauh dari Sarada, karena dia tau apa yang mau dilakuin Sarada pada dirinya.

"HEI KAMPR*T JANGAN LARI!! AWAS AJA KALO KETANGKEP!!" teriak Sarada

"Haduh harus kemana nih? Eh ada Chocho sama Sumire tuh, ngumpet belakang mereka ah" akal Boruto

"Chocho! Sumire! Tolongin pliss, tuh temanmu ngamuk" Boruto memohon dengan amat sangat memohon sampai membuat muka yang amat memohon.

Boruto berdiri di belakang tubuh Sumire. Sumire yang menyadari itu tercengang. "Sum tolong ya. Baru tau kalau anak cupu marahnya gak bisa ketulungan" pinta Boruto.

"Hm...baiklah" ucap Sumire dengan senyum manis khasnya.

"Sumire serahin Boruto sekarang!!"

"T-tunggu dulu. Kamu jangan marah kayak gini"

"Kebanyakan bicara! Hyaatt---"

Syutt! Duk!!

"Mitsuki..." ucap Sarada lirih, lalu dia kembali menunduk. Bukan, bukan karena ia marah atau benci dengan Mitsuki, Sarada menyukai Mitsuki.

"Eh? Kau terdiam Sarada?" tanya Boruto yang melihat Sarada menunduk dan terdiam seketika saat melihat Mitsuki.

"Kau tidak apa-apa Sarada?" tanya Mitsuki. Sarada menggeleng.

"Sebaiknya kamu ke kelas gih, bel sudah mau berbunyi" pinta Mitsuki, Sarada mengangguk dan langsung berjalan menuju kelasnya.

"Kenapa harus ada Mitsuki??" batin Sarada.

"Anak itu kenapa sih?" tanya Chocho.

"Ya udah pada bubar. Bentar lagi pasti kepsek Tsunade datang. Kalian tidak mau terkena masalah bukan?" lerai Mitsuki.

"Baiklah" ucap mereka bersamaan.

Maaf jikalau cerita ini gaje. Wajarlah, ini hanya cerita yang dibuat author yang lagi boring.

See you next part....

Detektif  Kampret & Asisten  Cupu✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang