Cerita ini sebaiknya dibaca saat tidak berpuasa.
Diharapkan pembaca sudah berumur 17 tahun ke atas.
Mature content - AbusiveUntuk doa yang tidak pernah selesai.
Amin.
———————#Regina
Jevian Bumi Perkasa.
Nama yang selalu buat gue merasa anxious dan deg-degan. Bukan deg-degan jatuh cinta lagi kali ini. Tapi deg-degan kalau gue bisa aja mati di tangannya kapanpun.
Dia adalah pacar, kekasih, pasangan atau apapun itu. Dia teman hidup gue. Sehidup semati. Hidup sama dia, matipun pasti di tangan dia. Kami berdua hidup di atap yang sama. Secara ilegal alias tanpa ikatan pernikahan.
Kami berdua. Eh, bukan. Dia. Dia membeli sebuah apartement di pusat kota yang harganya gak bisa gue hitung digitnya. Waktu gue tanya apa perlu gue ikutan andil bayar, dia bilang gak usah karena terlalu mahal. Gue gak akan mampu, katanya. Dilanjutkan dengan kalimat penegas untuk terus ikutin apa kata dia, selalu.
Jevian punya (banyak) peraturan untuk gue. Menyiksa gak? Menurut lo? Peraturannga begini:
1. Regina gak boleh pulang malam.
Paling telat jam 10 malam. Kalau batang hidung gue gak ada di apartement jam segitu atau gue lupa share location jam 10 sudah di apartement. Gue akan menerima... ok, let's talk about the consequences later.
2. Regina gak boleh keluar sama laki-laki selain Jevian.
Bahkan gue gak boleh pergi keluar sama Andika. Biasanya Andika yang datang ke apartement untuk ngobrol. Itupun harus curi curi kalau Jevian memang gak ada di apartement.
3. Regina gak boleh kerja di depan Jevian, segenting apapun tugasnya.
Intinya, gue gak boleh buka laptop di depan dia. Kalau gue mau buka laptop untuk kerjaan gue harus diem diem ke kamar mandi, itupun gak boleh lama karena dia pasti suka penasaran dan berujung mengetuk pintu kamar mandi, menyuruh gue keluar.
4. Regina gak boleh main hp waktu Jevian ngomong.
Lo pernah gak sih lagi asik-asiknya chatan sama temen lo terus harus berhenti karena ada satu manusia yang ngajak lo ngomong? Dan itu nyebelin banget. Pasti di tengah perbincangan asik di hp jadi buyar gitu aja dan lo auto jadi convo-killer.
5. Regina gak boleh ikut campur soal kehidupan Jevian.
Gue pernah kepo karena dia pacar gue. Iya kan... kayak... ya masa lo gak kepo pacar lo ngapain aja? Tapi dia membentak gue untuk gak ikut campur urusan dia. How the fuck?
Peraturan lainnya bersifat tersirat. Sudah pasti gue gak boleh melangkah jauh jauh atau lompat dari posisi gue sekarang. Gue harus ikut apa kata dia. Harus. Wajib.
Apa yang akan Jevian lakukan kalau gue melanggar?
————
Regina, sejak umur 5 tahun sudah ditinggal oleh orang tuanya. Mereka bercerai dan sama sama keras kepala gak mau mengurus dan membesarkan anaknya sendiri. Orang tua Egi berakhir menitipkan anaknya ke nenek Egi. Egi hidup bersama neneknya sampai tutup usia. Waktu itu Egi masih 17 tahun. Belum lulus SMA. Tapi karena masih ada bantuan dari keluarga besarnya, cewek itu berhasil menamatkan SMA.
Dia lanjut kuliah pakai beasiswa. Selama Egi kuliah, cewek itu menyambi kegiatannya dengan kerja di perusahaan milik Jevian. Itu pertama kalinya mereka ketemu. Dari situ juga akhirnya Jevian mengajak Egi untuk hidup bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate🍫
FanfictionCokelat. Warna pekat yang memberikan rasa manis. Sangking manisnya, bisa buat gigi kamu ngilu gak karuan. Meninggalkan rasa manisnya di lidah, gigi, kerongkongan untuk waktu yang singkat namun memabukkan. Kalau cokelat dibiarkan lama di ruangan terb...