Resti POV
Setelah Aldo pergi ,ibuk yang bertanggung jawab di UKS masuk.
"Eh Resti,,,,kamu sakit" ujar ibuk itu.
"Ii,,ya buk" ujar gue agak gugup.
"Kamu kan baru sembuh,kok sekolah dulu?" tanya ibuk itu.
"Abis,bosan buk"
"Apa yang sakit?" tanya ibuk.
"Cuma sedikit pusing buk,tapi udah lumayan kok" ujar gue.
"Ya udah,kamu pulang aja ya!!"
"Eh gk usah buk,sebentar lagi saya mau masuk kelas buk" ujar gue.
"Mending kamu istirahat dirumah,jangan sekolah dulu,nanti kamu tambah sakit,trus pelajaran kamu banyak yang tinggal jadinya" ujar ibuk itu.
"Pelajaran res udah banyak yang tinggal juga buk,nanti tambah banyak"
"Soal itu,nanti pinjam aja ke teman kamu,ajarin apa yang tertinggal,kesehatan kamu lebih penting" ujar ibuk.
Iya juga yang dibilang ibuk itu,tapi kan dirumah bosan banget.
"Siap buk"
"Ayok,,ibuk antar" ujar ibuk itu,sambil menolong gue untuk bangun dari ranjang uks.
"Eh,,gak usah, buk. Kepala res udah agak mendingan" ujar gue.
"Beneran?"
"Iya,buk. Nanti Res telpon supir aja"
"Hati hati ya"
Gue pun keluar dari UKS itu.
Gue berjalan menyusuri koridor yang agak sepi menuju ke depan gerbang. Gue udah menelpon pak dadang.
Langkah Gue terhenti karena ada 3 orang cewek menghadang gue,mereka adalah mak lampir dan gengnya yang sudah membuat gue koma.
Gue mendelikkan mata,karena muak melihat muka songgong mereka,tak ada terbesit dipikiran gue rasa takut kepada cabe cabe ini.
"Eh Resti,masih idup lu ternyata" Ujar syifa,dan para antek anteknya hanya tertawa meremehkan.
"Gue mau lewat,Minggir!!!" Ujar gue berusaha sabar.
Gue kira mereka takut karena sudah membuat gue koma. Eh,,,ternyata enggak. Heran dah gue,kayaknya mereka bukan manusia deh,gak ada rasa kemanusiaannya. Ooohh iya,,,dia kan!! Cuma ada rasa kehewanan.
"Kalau kita ngak mau,lu bisa apa?" ujar Syifa lagi menantang.
"Mau lu apa sih"ujar gue geram. Yaa,,,,gimana gk geram kan,gue gak salah apa apa,Malah dibully. Mentang mentang kakak kelas,seenak jidatnya aja berbuat gak senonoh sama gue.
Sekretari Osis?hahaha kepilih cuma gara gara sogok aja bangga. Eh,,,iya gue denger denger gosip,tuh mak lampir kepilih gara gara sogok. Kasian.
"Tinggalin Aldo, karena Aldo milik gue" Ujar Syifa.
"Emangnya lu siapa?pacar?enggak kan" ujar gue.
"Gue calon pacar"
"mana mau si ketos sama lu" ujar gue meremehkan. Panaskan lu.
"Aldo itu yang mana mau sama loe" ujar syifa emosi berada di ubun ubun.
Kedua temannya itu hanya diam saja menyaksikan gue adu jotos sama si mak lampir. Karena belum ada suruhan dari simak lampir,makannya mereka diam,kayak guguk yg lagi galau.
"Buktinya dia selalu liat gue waktu koma,nolongin gue ke UKS kemarin,antarin gue pulang" ujar gue memanas manasin si mak lampir.
"Iiiihhh lu ya" ujar syifa emosi yang akan menjambak rambut gue yang indah ini,untung sidayang dayangnya menahan tanggan si mak lampir itu,kalau enggak,,,udah rusak nih rambut cetar membahana gue.
"Sabar fa,,," ujar salah satu temannya syifa itu yang gak tau namanya. Bodo amat,gak perlu juga gue tau.
"Apaan sih,lepasin gk!!!" ujar syifa.
"Tahan fa,,nanti lu di jerumuskan ke penjara sama nih anak kalau lu buat ulah lagi" ujar temannya.
"Lu jauhin Aldo atau Lu ngak tenang disekolah ini"ancam syifa.
Ancaman TAI itu mah gue kagak takut,paling cuma ancaman debu di atas batu terus turun ujan ,,ilang deh. Gk mempan gue di ancam ancam gitu.
Gue pun malas berdebat dengan cabe cabe ini dan gue pergi meninggalkan mereka yang sedang ngoceh kayak guguk.
Syifa panas dong,untung ada para antek antek nya sebagai AC,kan,,,,jadinya,dingin.
"Eh urusan kita belum selesai" ujar syifa meneriaki gue karena gue begitu saja pergi .
"Udah lh,biarin" ujar temannya yang masih terdengar oleh gue.
"Nanti kita kasih pelajaran sama tuh bocah,kalau masih berani dekatin Aldo" ujar temannya satu lagi.
Takut?ah gk lah. Kalau gue gak salah,gue gak akan takut. Cam kan itu.
Gue sudah sampai dipakiran ,sekolah sudah sepi dari tadi.
"Enak aja tuh cabe ngancem gue" Ujar gue kesal sendiri.
"Awas aja!!gue panas panasin lu" ujar gue tersenyum penuh arti.
Gue pun menunggu pak dadang yang tak kunjung datang,biasanya aja pak dadang udah nangkring di gerbang sekolah,karena jarak sekolah dengan rumah agak dekat. Tumben amat telat,mungkin macet kali.
Gue pun menunggu dengan sabar, akhirnya yang ditunggu pun telah tiba.
"Ehh neng,maaf bapak lama jemputnya" ujar pak dadang.
"Gak papa pak" ujar gue ramah. Gue udah anggap pak dadang bagian dari keluarga gue,dari gue kecil pak dadang masih setia berkerja di tempat gue.
Dan gue pun masuk ke dalam mobil.
Happy reading
Mon maap kalau ada typo
Mon maap juga karena aku buat cerita ini partnya kadang pendek pendek seperti ini.Aku usahakan akan update gak lama lama. Insyaallah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jutek Girl And Cool Boy
Teen FictionKisah seorang wanita yang sangat cuek dan jutek kepada para lelaki,entah kenapa setelah bertemu dengan cowok itu,dia merasa risih karena,cowok itu telah menganggu pikirannya Ketika ego keduanya tinggi,apakah resti dan aldo bisa bersatu????? "Aku tak...