"Thank you and i'm sorry."
- manusia -
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Lanaaaa," panggil Della saat melihat temannya itu baru saja masuk bersama dengan Rey. Buru-buru Della meninggalkan pekerjaannya dan berlari menuju kearah Lana.
"Yaallah gusti, sampeyan ok, Lan?" Tanya Della khawatir. "Zahra, buatin teh anget buat Lana."
"Kok cuma dia? Gue gimana? Gue juga basah ini," protes Rey sambil memperlihatkan keadaannya pada Della.
Della berdecak pelan kemudian menyuruh Zahra untuk membuat dua teh hangat.
"Mending kamu ganti baju dulu, Lan."
Della langsung memapah Lana menuju ruang ganti, tapi dia sempat berbalik untuk menatap Rey sejenak.
"Kamu juga mending ganti baju," ucap Della pada Rey.
"Gue gak bawa baju ganti."
"Yaudah, aku bawain baju kakakku, nanti diganti pakai itu dulu."
"Masa gue disuruh pake baju bekas, sih?"
Della menatap jengkel. "Kamu mau sakit, atau pakai baju baru punyaku, atau menerima baju bekas kakakku?"
Kalo Rey sih gak mau sakit. Apalagi pake bajunya Della yang seorang perempuan, gak mungkin kan? Yaudah, mending terima saja baju punya kakaknya Della.
"Fine. Gue pake baju kakak lo."
Setelah Della mengantar Lana untuk berganti pakaian dan membiarkan Lana untuk istirahat di ruangan mereka, Della kini kedepan menemui Rey yang juga sudah berganti dengan pakaian kakaknya.
"Btw, ini baju baru, bukan baju bekas 'kan?" Tanya Rey pada Della yang baru saja menaruh teh hangat dihadapan Rey.
"Hmm... itu baju baru untuk kakakku, belum sempat dikasih," jawab Della sekenanya. "Ini minum dulu, nanti kamu masuk angin. Makasih juga udah mau menjemput Lana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffe Del Lana
Fanfictionini caffe bukan hotel. ini Del Lana bukan Del Luna. ini tempat orang-orang punya masalah bukan peristirahatan arwah. pemiliknya Della dan Lana bukan Jang Man Wol. Yap, ini Caffe Del Lana. **** Ini kisahnya Della yang suka memberi saran pada orang la...