6. Wolf Stares at the Star

33 12 2
                                    

"Kadang-kadang, pilihan terbaik adalah menerima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang-kadang, pilihan terbaik adalah menerima."

- Dewi Lestari -
.
.
.
.
.
.
.


.
.

Bintang tersenyum manis pada kedua adik kembarnya, Nebula Cantika Wintara dan Orion Wintara, yang kini sedang berulangtahun yang ke-6. Mengusap dengan sayang kepala mereka berdua sambil mengucapkan kata-kata agar kedua adiknya menjadi adik yang baik dan patuh.

Caca dan Rion selalu suka saat Bintang dan kedua orangtuanya merayakan ulangtahun mereka meski hanya dengan nasi kuning yang dibuat kerucut bersama dengan tiga telur rebus yang sudah diiris tipis dan dibuat melingkar dipinggir piring, rasanya sangat luar biasa. Bagi kedua bocah itu cukup Bintang, Mama, dan Papa yang menjadi hadiah setiap pertambahan umur mereka.

"Caca berdoa semoga kak Bintang selalu bahagia," ucap Caca tersenyum memperlihatkan gigi yang ompong dipojok kanan atas. "Mama dan papa juga."

Pasangan paruh baya itu kini memeluk sayang kedua anak kembar mereka. Merasa bersyukur mendapat anak yang pintar seperti Caca dan Rion.

Bintang yang melihat tersebut tersenyum hangat, merasa bersyukur dianugrahi keluarga yang hangat disegala kesusahan hidup mereka.

"Nanti kakak punya hadiah untuk kalian, jadi harus nurut sama mama sama papa, ya?"

"Siap," teriak kedua adiknya dengan bersemangat.

"Ohya, Ma. Bintang nanti pulangnya agak kemaleman, soalnya abis kuliah Bintang ada kerjaan," ucap Bintang kepada mamanya yang kini sedang menyuapi Rion.

"Ada tawaran dimana?" Tanya mamanya.

"Ada resto nawarin buat poto makanannya."

Mamanya mengangguk mengerti. Ia bangga dengan Bintang karena sudah bisa membantu perekonomian keluarga dengan menjadi photographer.

Bukan profesional memang, Bintang hanya punya hobi foto-foto dan kebetulan dia ikut komunitas di kampusnya. Dengan mengandalkan kamera Nikon D600 yang dibelinya 3 tahun lalu dengan uang tabungannya, Bintang dan komunitasnya membuka jasa foto produk. Bersyukur karena lumayan yang memakai jasa mereka meski bukan produk-produk yang terkenal.

"Yaudah, Ma. Bintang berangkat dulu. Udah mau jam 9." Bintang meraih tas punggungnya kemudian berdiri mendekat kearah mama dan papanya untuk berpamitan.

"Kak Bintang pergi dulu, ya. Kalian jangan nakal," ucap Bintang yang beralih pada dua adiknya yang tengah sibuk dengan makanan mereka.

"Siaaapp."

****

Yoga dengan segala ketabahan hatinya menatap temannya yang sedang tiduran di sofa rumahnya dengan kaki kiri yang tergantung dilantai dengan kedua tangannya terletak di atas kepalanya. Tanpa rasa bersalah, orang itu--- Rey --- tiduran tanpa melepaskan sepatunya yang tapaknya tertempel permen karet yang sudah mengering.

Caffe Del LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang