12

362 48 16
                                    

Sorry for typo and happy reading^^

"Aduhhh... Gue harus gimana sekarang??" Sean mengacak rambutnya frustasi.

Sementara Irene hanya diam sambil memandang Sean yang sibuk bolak-balik dengan wajah khawatirnya. Irene bingung, sebenarnya dimana letak hal yang harus dikhawatirkan pria itu. Padahal ia sudah jelaskan berkali kali bahwa Irene akan menyelesaikan masalah ini.

"Ih, Sean ganteng udah dong... Kamu tuh bikin kepala aku pusing tahu gak?" Rengek Irene yang justru mendapatkan tatapan tajam dari Sean.

"Gue yang lebih pusing, ini semua gara-gara Lo!"

"Loh, kok jadi gara-gara aku? Kan kamu sendiri yang ambil kantong merah punya hantu itu." Kesal Irene. Padahal disini dia niat dan tulus membantu masa depannya, tapi kenapa Sean malah menyudutkannya.

"Arghh... Intinya ini semua gara-gara Lo, paham?!" Ucap Sean tidak terima.

"Ya sudah kalau gitu mulai besok aku bantuin kamu buat lepas dari hantu pengantin itu."

Seketika Sean menatap Irene. "Lo emang bisa ngapain? Lo mau gantiin Gue buat nikah sama hantu itu?"

Irene berdecak sebal. "Bukan! Tadi aku sempat negosiasi sama hantunya. Dia kasih aku dua pilihan."

"Pilihan? Apa?" Tanya Sean bingung. Semoga aja pilihannya tidak menjurus ke hal yang aneh-aneh.

"Rahasia. Intinya opsi kedua itu kamu harus nikah sama hantu itu, so aku pilih opsi pertama buat bantuin dia." Jelas Irene.

"Lo mau main-main sama Gue?" Sean mengusap wajahnya gusar. "Disini Gue yang jadi taruhannya, Lo jangan seenak jidat aja lakuin hal yang gak Gue tahu!"

"Udah Sean kamu tenang aja, ok? Selama ada Irene semua pasti beres! Lagian kalau aku kasih tahu, kamu mana paham ini kan soal dunia perhantuan."

Sean menghembuskan nafasnya kasar. Jujur, dia kurang yakin dengan niat si pendek ini. Jangan sampai nanti Irene membantunya lalu gagal dan malah membuat masalah ini semakin sulit untuk diselesaikan. Atau parahnya lagi malah Irene yang tambah memperburuk keadaan.

"Terserah Lo. Tapi awas ya kalau sampai Lo tambah buat masalah! Gue tuntut tanggung jawab dari Lo!" Ancam Sean.

"Iya iya Sean ganteng... Kamu jangan bawel gitu deh, kan kelihatan imut, nanti aku tambah sayang gimana?" Irene menunjukkan wajah memujanya pada Sean.

"Bocah gila!"

Tok! Tok! Tok!

Teriakan serta suara derap langkah kaki terdengar dari dalam rumah, sampai sosok Chandra terlihat dari balik pintu. Irene menatap kakak sepupunya dengan kesal.

"Lama banget sih buka pintunya!"

Chandra melihat Irene dengan heran. "Lama gimana? Satu menit aja gak ada."

"Udah ah minggir! Mau lewat!" Judes Irene menciptakan tanda tanya besar dikepala Chandra. Sebenarnya ada apa dengan adik sepupunya ini? Pulang sekolah marah marah tidak jelas.

"Kamu kenapa?"

"Gapapa!"

"Lagi pms?"

Chandra langsung membungkam mulutnya sendiri saat melihat tatapan tajam nan garang yang dilayangkan Irene padanya.

Time For The Moon Night : Love And SinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang