Alis gadis itu meninggi. Kemudian ia menoleh ke pemuda jangkung yang berdiri di sampingnya. Menuntut sebuah penjelasan."Ya, di sini," kata Seungyoun.
Mata Sohyun memicing. Agak tidak percaya. "Benarkah?"
Seungyoun terkikik pelan, lalu ia mengangguk.
Gadis Kim itu pun bersedekap dan berkata, "Wow. Sungguh tidak disangka ternyata tempat favorit seorang Seungyoun adalah toko buku." Tersirat candaan yang membuat keduanya melepas tawa.
"Tapi, ini bukan toko biasa."
Sohyun belum mengerti. Ia lantas mengikuti derap Seungyoun yang tampak terbiasa di toko dengan hiasan terkesan klasik dan antik itu.
Melihat bagaimana Seungyoun tidak terlihat kikuk, agaknya setiap sudut sudah akrab dengannya. Atau sudah jadi santapan sehari-hari pemuda Cho itu. Bahkan saat keduanya tiba, kasir perempuan di toko itu sempat menyapa pemuda berkaos oblong putih tersebut.
Mengambil salah satu buku dari rak tiga tingkat itu, Seungyoun lantas memberi buku pilihannya pada Sohyun.
"To Kill a Mockingbird," gumam Sohyun dengan salah satu alisnya yang menungkik.
"Karya Harper Lee tahun 1960 yang juga mendapatkan Pulitzer Prize. Buku ini sudah sulit ditemukan. Dan berita baiknya, kisah menarik itu bisa kautemukan di toko buku ini. Tidak hanya itu, ada juga karya Charles Dickens dari tahun 1859. Dan kau tahu, karyanya itu—"
"Oke. Stop sampai di situ, Book Lover!" sela Sohyun dan tanpa sadar menempelkan telapaknya ke bibir Seungyoun. "Hello ... kesan ini jauh dari yang selama ini kupikirkan. Maksudku, ini!" Sohyun tiba-tiba menyingkap lengan kaos yang dikenakan Seungyoun. "Tattoo ...," lanjut Sohyun dengan kedua bahu yang terangkat.
"Baiklah, silakan dilanjutkan, Miss Prejudice!" balas pemuda itu setelah menurunkan tangan Sohyun.
"Bukan begitu. Jujur saja, aku sama sekali tidak membayangkan tempat ini saat kaubilang akan membawa aku ke tempat kesukaanmu. Tebakanku mungkin itu kafe, game zone, tattoo display, atau apalah itu. Yang jelas, toko buku tidak termasuk salah satunya. Tapi sepertinya, aku salah!" Kedua pipi putih Sohyun merona.
Mungkin inilah arti dari 'Don't judge the book by its cover.' Kesukaan Seungyoun nyatanya bertolak belakang dengan penampilannya. Kesan urakan dengan beberapa tato di tubuhnya, sangat tidak bisa dijadikan acuan untuk cerminan kepribadiannya.
Sebaliknya, justru Sohyun takjub. Ia baru saja menemukan sisi Seungyoun yang terlihat keren. Meski bila menyangkut hal kesukaan itu—membaca—Sohyun tidak sepenuhnya sepakat dengan pria jangkung itu. Setidaknya Sohyun tidak begitu tergila-gila dengan buku. Cukup materi kuliah yang bertumpuk di meja belajarnya saja yang menyiksa. Rekomendasi buku apa pun—baik dari Seungyoun—tidak serta merta membuatnya jadi lebih rajin membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP THE RAIN ☑️
Fanfiction[Fabulous cover by Arqha_ ] Sepenggal kisah cinta 4 insan yang saling jatuh cinta. Bisa jadi cinta itu berbalas. Bisa jadi tidak. Bisa saja rasa itu benar cinta. Namun, tidak menutup kemungkinan itu sekadar kagum. Cinta itu menyenangkan. Tidak jaran...