There's no rainbow without the rain

798 171 97
                                    

—Leaves your traces, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Leaves your traces, ya. Either it is vote Or comment—

***


Hatchim!


Keduanya saling berpandangan, lalu masing-masing mengikik. Mungkin ada tiga kali beruntun keduanya sama-sama melakukan kegiatan yang serupa—bersin. Mana saling bergantian pula. Tidak elegan, cenderungnya menjijikkan.




"Kalian ini! Kenapa pakai pulang hujan-hujaman segala, sih?! Terutama kamu!" todong ibunya sambil mendorong kening putrinya di depan Jungkook, "kalau kamu sakit, ibu juga yang repot. Nanti bisa-bisa dramanya ibu ketinggalan, Hyun. Mana lagi seru-serunya. Itu, pelakornya sudah ketahuan hamil. Bikin gemaslah pokoknya!" gerutunya lagi.



Demi drama yang menduduki rangking teratas ketimbang kesehatan putrinya—fisik dan mental—Sohyun dibuat tertohok. Pecahkan saja televisinya biar ramai! Biar gaduh sampai ke tetangga! Inginnya Sohyun berdeklamasi seperti itu. Sedikit meniru Cinta dari film Indonesia yang pernah ditontonnya beberapa tahun lalu. EiEiDiCi, judulnya.



Kendati demikian, ibunya tidak sepenuhnya acuh. Setidaknya ia memberikan handuk ke Sohyun dan Jungkook untuk mengeringkan rambut mereka yang sama-sama basah. Juga ada dua gelas cokelat hangat untuk mengurangi rasa dingin. Hujan di luar juga masih terdengar deras. Terlihat enggan untuk menepi. Agaknya sudah lama suasana Seoul tidak segelap ini.




Tidak hanya itu. Ibunya juga sempat menawari Jungkook untuk menggunakan baju ayah Sohyun, tapi kadung ditolak Jungkook. Ya, mungkin bukan hanya karena bukan perbedaan selera berbusana, melainkan karena jarak rumah Jungkook dan Sohyun sebenarnya tidak begitu jauh. Naik lift juga sudah sampai. Cuma, Jungkook memilih untuk menyambangi rumah Sohyun meski hanya sebentar.




Sepeninggal ibu yang kembali ke ruang tamu dan mulai tergelak sendiri—kayaknya menonton Gag Concert—Jungkook dan Sohyun terlihat kikuk. Sejak tadi tidak ada dari keduanya yang terlihat ingin memulai bicara. Salah satunya pastinya ada yang melakukan kegiatan kikuk yang kentara. Misalnya Sohyun yang tiba-tiba menggaruk kakinya. Perangainya terbilang random. Memangnya gara-gara hujan, ia langsung terkena kurap? 




Mendingan Jungkook yang kerjanya dari tadi cuma celingak-celinguk, meski sebenarnya yang dilihatnya itu-itu saja. Toh, dapur rumah Sohyun bukan seperti lapangan parkir kampus atau restoran kelas lima. Ujungnya-ujungnya tetap hanya ada meja, kursi, kompor dan Sohyun—sebagai objek terbesar—yang terlihat.



"Aku—"



Keduanya berucap kata-kata yang sama. Menghadirkan rasa malu yang membuat keduanya sama-sama memalingkan wajah.



"Kau duluan!"



"Tidak. Kau saja!"



Benar-benar aneh. Padahal kalau dulu, mereka pasti tidak ada yang saling mengalah. Saling ingin mendahului, ingin mendominasi, ingin terlihat unggul dari yang lainnya. Namun, lihat sendiri! Muka keduanya sama-sama merona diikuti bibir mereka yang terkatup rapat.



STOP THE RAIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang