Another Page To Smile

808 175 79
                                    

—Kindly leaves your traces; either it is vote Or comment—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kindly leaves your traces; either it is vote Or comment—

••• [STOP THE RAIN] •••


Katakan ia pecicilan hari ini, tapi tidak apa-apa. Namanya juga perempuan. Kadang ingin terlihat cantik, itu sangat manusiawi. Sama halnya seperti Sohyun yang sudah keberapa kalinya menatap kaca riasnya. Padahal kacanya juga bukan kaca ajaib yang bisa ditanya-tanya. "Kaca ... siapakah wanita tercantik di dunia ini?" Jangan mimpi! Kacanya cuma kaca biasa. Kena lempar sekali pakai botol parfum, bakal retak juga.




Namun, sudahlah. Sohyun niatnya juga usaha. Meski itu hanya untuk menggeser poninya dari kiri ke kanan—atau sebaliknya—sampai berpuluh-puluh kali, menyapu kembali lipbalm-nya yang ada rasa-rasa buah dan sering dikecapinya sampai tersapu, ataupun sekadar memastikan dempulan bedaknya kurang dari ketebalan lima sentimeter. Tidak heran kalau ada yang bilang, "Wahai wanita, kenapa kaummu sulit dipahami?!"




"Lah, kamu masih di sini, Hyun? Dari tadi lihatin kaca terus. Kasihan, tuh, kacanya lihat kamu terus. Bosan dia!"



Bibir Sohyun mengerucut tatkala ibunya lewat di depan kamarnya. Memang ibu, tuh, ya. Susah sekali melihat putri tunggalnya senang sedikit.




"Cepatan! Nanti kamu terlambat. Kamu, kan, ada kuliah pagi. Kasihan juga Seungyoun nungguin kamu dari tadi."




Seungyoun? Perkataan ibu sontak membuat Sohyun melonjak. Bahkan saat ia tadinya masih bimbang mau pakai jam bertali biru atau pink, terabaikan sudah. Ia memutuskan mengenakan yang bertali putih.



Balik lagi ke perkataan ibu sebelumnya, kenapa ada nama Seungyoun terseret-seret? Pun, mau apa pemuda Cho itu datang ke rumah sepagi ini?


"Hyun!"




Dan ibu tidak berbohong. Sesaat gadis itu keluar kamar, pemuda jangkung berkulit putih itu mengangkat tangannya—bentuk sapa—dan sudah duduk di meja makan bersama ayah dan ibunya. Sekilas ia terlihat bagian dari keluarga Kim. Lihat caranya berbaur dengan akrab. Sama sekali tidak terlihat canggung.



"Youn, ngapain?" Dahinya gadis itu mengernyit.



Tepatnya, dia bingung. Mengingat kemarin ia baru mengatakan sesuatu hal yang buruk pada Seungyoun. Ia kira setelah meminta pemuda Cho itu menyerah, maka pria itu akan lekas menjauhinya. Terburuknya, bakal membencinya.



Namun, sekarang apa?



"Lihat, Hyun! Seungyoun bawa oleh-oleh buat ibu dan ayah!" Layaknya anak kecil yang girang dikasih lolipop, ibu mengangkat beberapa makanan ringan yang katanya dibawa Seungyoun. "Seungyoun bilang biar ibu enggak bosan pas nonton drama," sambung ibu.



STOP THE RAIN ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang