30 minit kemudian,
Yanti membuka pintu rumah,
"Pandai pulak pompuan kampong macam kau guna pintu..." Raiden yang berpakaian kemeja putih berlengan panjang dan seluar pejabat hitam berjalan sambil membawa cawan menegur Yanti.
"Aku bukannya duduk hutan sampai pintu pun tak reti nak buka... lainlah macam kau tak pernah tengok perempuan, asal mana entah... alien kut..." Yanti menuang air masak kedalam gelas lalu meneguk sehingga licin.
"Huh?! Wah... makin menjadi-jadi ya mulut kau... kau makan apa tadi keluar pagi-pagi buta? Makan oeng-oeng(bab1) ka?" Raiden meletak kuat cawannya diatas meja.
"Kalau suami aku minum najis syaitan dan aku makan oeng-oeng tu tak salah rasanya... sebab suami aku benarkan..." Yanti merenyih lalu menjeling memasuki biliknya.
Raiden merebahkan dirinya diatas sofa dengan hati tak puas.
Yanti membuka pintu biliknya dengan kemarahan lalu melihat mata Raiden dengan tudung yang separuh terbuka.
"Fath! Mana tudung aku!" Yanti mencekak pinggang.
"Tu atas kepala kau..." Raiden melihat wajah Yanti.
"Bukan! Maksud aku yang lain..." Yanti memicit kepala.
"Ouh... tadi lori sampah datang, aku campaklah tudung kau dari atas masuk kat dalam lori tu..." Raiden melembarkan senyuman.
"Why?! Kau tahu tak tu limited edition?! Tudung tu harga RM300 ringgit sehelai tau!" Yanti menengking.
"Setakat tudung limited edition RM300 ringgit... aku boleh beli ligerie limited edition harga $3 ribu dollarlah kat kau... lagi mahal lagi nipis..." Raiden menyentuh bibirnya dengan kaki dilipat keatas sambil melihat tubuh Yanti.
"Apa yang kau pandang?! Alien...." Yanti menutup dada dan lehernya yang terbuka.
Raiden menjilat bibirnya sehingga membuatkan wajah Yanti merah.
"Kenapa kau kuning sangat nih?!" Yanti melemparkan bantal kusyen disebelahnya di wajah Raiden.
"Aku kuning pun dengan bini aku... tak salahkan..." Bibir Raiden senyum menyenget lalu dia mengenyit matanya.
Jantan ni... nafsu tahap gajah ka apa...
Yanti menatap dengan geli-geleman.
Ting-Ting...
Yanti berlari kearah skrin di dinding.
Eh? Jeonghu?
Yanti menutup lehernya dengan kain selendang lalu menekan butang buka kunci.
"Ouh! Yanti!" Jeonghu tiba lalu memeluk tubuh Yanti tanpa disangka.
Raiden yang beru berdiri melihat.
"Jeonghu... Why you hug me?" Yanti menggaru pipi selepas Jeonghu melepaskan pipi.
"Eh? Why? Cannot eh?" Jeonghu melihat anak mata Yanti lalu Yanti menghalang pandangan mata Jeonghu dengan tangan tanpa disentuh.
"And you can't saw me like that.. it's wrong for muslim girl..." Yanti berbicara sambil tangannya menutup pandangan Jeonghu.
"Ouh... I don't know... Sorry..." Jeonghu menggaru kepala sambil merenyih.
"Ehem..." Raiden berdehem melihat Jeonghu sambil mendekat dengan mereka.
"Ouh... I forgot.. this is for you..." Jeonghu memberi beg kertas yang terlihat baru.
"What is this... you very romantic personlah Jeonghu... I want to be your wife, can?" Yanti memuji Jeonghu sambil menjelingkan Raiden yang ada di hadapannya.
"Hahaha... no, Raiden told me to bought for you..." Raiden berdehem dengan bangga.
"Ouh... banjingan ni ka beli..." Yanti mengeluarkan pakaian sambil berkata-kata.
Mata Raiden membulat menunjukkan kemarahan.
"What?" Jeonghu menyoal.
"No, no I want to said thank you... you very handsome today... not like that ALIEN... like oeng-oeng..." Yanti memuji sambil mengutuk Raiden.
"What?"
Yanti melihat skirt lalu menatap Raiden dengan tajam dan menatap Jeonghu pula.
Jeonghu membuat memek muka untuk menerima keputusan Raiden kali ini.
Yanti memasukkan pakaian itu dalam beg kertas dengan kasar lalu menghentak memasuki bilik.
________
3 Mei 2020

ANDA SEDANG MEMBACA
CINTA YANG KABUR
RomanceLights Cover From @Fafathia "CintaYang Seumpama kabus" 'Cinta akan hadir tanpa kita sangka dan kabur saat kita memerlukan' Deep Qoute from @Fafathia 💌💌💌 Cinta? Kasih Sayang? Aku sudah banyak mendengar bahawa cinta ini perlu mengorbankan segalany...