Raiden memasuki biliknya lalu membuka laptopnya yang berada di atas meja.
Dia teringat tentang sampul yang diberikan oleh Datin Aminah lalu dia mengambil di dalam beg.
"Aku nak kena bagi kat dia... tapi sekarang ni mood dia..." Raiden teringat tentang serak suara Yanti lalu dia membuka isian sampul itu.
Eh? Banyaknya gambar?
Raiden melihat dari luar sampul tiba-tiba sampul itu dilepaskan.
Raiden mengutip lalu ternampak gambar nikah Yanti yang bertudung sambil tersenyum manis dihadapan kamera.
Raiden membelainya.
Macam mana aku nak jadi imam kau... sedangkan air wudhu pun aku tak pernah ambil...
Raiden menyimpan gambar itu dalam buku notanya.
8:30 pagi,
Jam dari deringan telefon Raiden mengejutnya lalu dia bersiap ke pejabat.
Dia keluar ternampak semangkuk sup dan nasi putih berada diatas meja dengan sekeping nota.
'Makan ye... nanti saya balik pastikan pinggan basuh... kalau tak jangan harap saya nak masak sarapan lagi... jaljayeo^^'
Raiden menronyokkan nota itu lalu mengambil makanan yang ada diatas meja lalu dibuang kedalam singki.
Di A.D Corporation,
"Yanti... please come into my room now..." Raiden memanggil Yanti di pejabat biasa dengan mikrofon syarikat.
Tok! Tok!
"Masuk..." Raiden mengurut kepalanya.
Yanti masuk lalu mendekati meja Raiden.
"Buat kopi kat aku... aku pening..." Raiden memberi arahan.
Yanti menundukkan kepalanya lalu ke tempat membancuh kopi berdekatan ruang pejabatnya untuk memenuhi pesanan Raiden.
"Heh... Yanti... you can speak Korea?" Seorang gadis yang lebih berusia dari Yanti menegur.
Yanti menggeleng sambil tersenyum.
"Why you eyes look tired?" Gadis itu menyoal sambil menatap mata Yanti.
"Hm?! Maybe I didn't get enough sleep, I think..." Yanti memegang pipinya.
"Eh... It's not good... by the way... next week JiS Corporation will hold a party to welcome our company merger with them... I want to go to the salon but no one wants to accompany me ... do you want to?" Gadis itu menyoal.
"I'm not sure..." Yanti tersenyum.
"Nara Yomutsuki..." Gadis itu menghulukan tangan lalu dibalas Yanti.
"Tell me if you get the answer..." Nara melambai dan berlalu pergi.
Yanti melangkah masuk ke dalam pejabat Raiden untuk memberikan secawan kopi.
"Raiden... boleh tak saya tanya sesuatu..." Yanti menyoal.
"Hm... apa?" Raiden menatap komputernya.
"Boleh tak saya nak pergi salon dengan Nara..." Yanti meminta kebenaran dari Raiden buat kali pertama.
"Pergilah... Siapa nak halang kau..." Raiden membalas menatap anak mata Yanti tiba-tiba telefon Raiden berbunyi.
"Sh..." Raiden menyuruh Yanti diam.
"Anyeong baby..." Raiden membalas panggilan dengan manja.
Tangannya menghalau Yanti lalu Yanti menunduk hormat dan mendekati pintu.
"To night? Sure baby... I will make you happy..."
Yanti memulas tombol pintu dengan perlahan-lahan lalu keluar menapak.
Matanya kosong, memikirkan sesuatu tiba-tiba matanya mempunyai bentangan.
Yanti berjalan tiba-tiba tersadung sendirian. Dia cuba menahan dengan tangan tapi suaranya tangisannya mahu keluar juga.
Dia memegang kolar baju lalu menepuk dadanya yang sakit.
Raiden di belakang pintu menahan air matanya mendengar tangisan Yanti.
Maafkan aku Yanti...
"Ya... Yanti?" Tiba-tiba Raiden terdengar suara lelaki di luar lalu dijenguknya.
"Yanti... are you okey?" Jeonghu mengangkat tubuh Yanti yang rebah dengan derusan air mata.
Raiden hanya memerhatinya.
Kenapa aku rasa marah?
_________
5 Mei 2020
YOU ARE READING
CINTA YANG KABUR
عاطفيةLights Cover From @Fafathia "CintaYang Seumpama kabus" 'Cinta akan hadir tanpa kita sangka dan kabur saat kita memerlukan' Deep Qoute from @Fafathia 💌💌💌 Cinta? Kasih Sayang? Aku sudah banyak mendengar bahawa cinta ini perlu mengorbankan segalany...