Bab 4

36 9 0
                                    

Andre berlari secepat mungkin menuju pintu keluar rumah sakit, dadanya naik turun mengatur napas. Saat melewati taman kecil menuju parkiran, ia melihat sosok itu duduk menghadap kolam ikan.

Segera ia berlari dan memeluknya dari belakang, kekhawatirannya sedikit berkurang.

"Naina, kamu ngapain sih di sini? Aku kira kamu diculik."

"Siapa, Naina?" tanya perempuan itu seraya menoleh ke belakang.

Andre terkejut sampai terhuyung ke belakang, ia malu sekali karena salah mengenali orang.

"Maafkan saya, Mbak. Saya salah orang."

"Siapa yang kamu panggil, Mbak? Hah!"

Wanita itu tampak murka, sedangkan Andre segera berlari tunggang langgang menuju parkiran.

Segera, mobilnya melesat. Ia merasa malu dan bodoh, bisa-bisanya ia salah mengenali orang.

"Naina, kamu di mana sih?"

Mobil melaju menuju rumah Naina, Andre  berharap sang gadis ada di sana. Ia khawatir jika Alex kembali mengganggu dan menyakitinya.

.

Sesampainya di sana, ia segera berlari dan mengetuk pintu. Tak ada sahutan, hening. Andre mulai mengitari sekeliling rumah. Nihil. Rumahnya kosong, bahkan sepertinya Naina belum pulang.

"Kemana lagi aku harus mencari?" racau Andre mengacak rambutnya kasar.

Mobilnya kembali melaju menyisir kota, menyusuri gang dan tempat wisata, saat melewati area perumahannya. Seketika ia teringat sesuatu yang penting.

"Aku yakin dia ada di sana."

Secepat kilat ia membanting setir, menuju pinggiran kota, menyusuri jalanan sepi dan menanjak.

.

Benar saja, gadis itu di sana. Duduk termenung menghadap kota yang tampak kecil dari atas sini.

Puncak. Menjadi salah satu tempat penting bagi mereka berdua. Perlahan Andre mendekat.

"Naina?"

Gadis itu menoleh, tersenyum tipis kemudian mengangguk sekilas. Andre mendekat dan duduk di sampingnya.

"Kamu ngapain ke sini? Aku cari-cari dari tadi."

"Maaf, Ndre. Aku cuma bosan di rumah sakit. Kamu juga lama banget datangnya."

"Maaf, aku yang salah."

Hening. Keduanya kembali terdiam. Tak lama, Naina mengajak pulang karena merasa sedikit lelah.

Ia meminta maaf pada Andre karena belum bisa menemaninya saat ini. Lelaki itu mengangguk paham, ia mengerti keadaan Naina.

.

Beberapa hari kemudian, Naina sudah merasa lebih baik. Alex juga belum ada tanda-tanda muncul saat ini. Hari ini, gadis itu berjanji untuk menemani Andre ke pesta relasi perusahaan keluarganya.

Gaun merah maroon menjadi pilihannya, rambut ia gerai agar sesuai dengan gaunnya. Pukul tujuh malam, Andre datang menjemput.

"Sudah siap?"

"Sudah."

"Kamu terlihat cantik."

"Terimakasih."

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, lima belas menit kemudian mereka sampai di aula gedung yang megah.

Andre menggenggam tangan Naina, memasuki area pesta. Beberapa pasang mata mulai melirik.

Kekasih Bayaran (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang