Perpisahan sekolah

17 3 0
                                    

    Perpisahan itu membuat ku sangat takut untuk benar-benar kehilangan seseorang, yang selama ini menjadi tokoh favorit ku. Dimas Rizky Ramadhani seorang Manusia Bumi yang sering pergi ke Mars, yang sering tidur di kelas, manusia paling toxik.

    Manusia  yang selama ini menjadi satu-satu nya manusia yang bahkan permintaan nya tak pernah bisa aku tolak, dan bahkan tentang pesan perpisahan tahun lalu ketika dia meminta hubungan ku dengannya kembali menjadi teman dan akupun mengiyakan.

Sedih, kecewa, sesak, rapuh hanya tak percaya saja seseorang yang bahkan hilangnya saja tak pernah aku pikirkan sebelumnya dan sekarang sudah menjadi orang asing, tidak, tidak benar-benar asing aku dan dia masih sering saling sapa lebih tepatnya aku yang belum bisa jauh darinya dan mungkin dia juga, sayangnya dia sudah punya satu hati yang harus dia jaga, tapi dia bilang mereka hanya teman. Wanita yang ku sebut wanita paling beruntung di Dunia.

    Dia pernah bilang ”Aku takut dibilang jahat".
”Kenapa?”.
”Karena terlalu dekat denganmu”.
”Lalu sekarang apa? Ingin menjauh?”.
”Tidak!”
”Seperti ini, kamu tidak jahat, karena memang bukan salah kamu. Semesta sudah menuliskan alur ceritanya, memang mungkin harus seperti ini. Mungkin saja aku dan kamu hanya di tankdirkan untuk saling berjuang tapi tidak untuk saling berdampingan”.

    Aku pernah terlalu percaya dengannya, seseorang yang pernah membicarakan masadepan dan pada akhirnya pergi meninggalkan.

    Mungkin benar beberapa orang yang datang hanya menitipkan pelajaran, pelajaran paling berharga tentang perjalanan harapan yang panjang. Yang akhirnya hanya berujung mengikhlaskan. Mungkin berat bagi sebagian orang, termasuk aku. Satu tahun bersama bukan waktu yang singkat menurutku. Mengenal dan memahami orang baru itu melelahkan, ketika sudah paham malah ditinggalkan. Kadang manusia selucu itu, dia yang berjanji tidak pergi tapi malah dia yang lebih dulu mengakhiri. Gapapa.

    Sudah hampir satu tahun sejak pesan perpisahan itu aku terima, tapi perasaanku sampai sekarang tetap saja masih sama. Setiap memori masalalu itu masih tetap aku ingat dengan baik setiap detiknya. Tentang hari MPLS Jas Osis berwarna biru itu, PDH merah marun yang sering dia pakai, dan tentang duduk berdua malam itu, Kamu mau tau tidak? Malam itu, aku bilang pada tuhan tolong jangan sandarkan dia di bahu orang lain tuhan, cukup di bahuku saja aku masih kuat. Dan jangan jatuhkan dia pada orang lain tuhan padaku saja. Aku mau dia kembali denganku dan tetap denganku. Tapi.. siang harinya semesta kala itu tidak sedang mendukungku, aku tidak bilang dia jahat tapi memang itu sangat sesak. Di instastory wanita yang kusebut wanita paling beruntung itu, dia sedang berdua dengan manusia yang semalam aku mohonkan. Rasanya seperti dunia membuatku sesak, isak tangis yang tak satupun ada orang yang tau. Tapi aku selalu percaya semesta pasti menyiapkan cerita yang bahagia pula.

    Satu hari dia pernah bercerita, setelah lulus smk dia akan kuliah di salah satu universitas di Bandung. Aku langsung menangis mendengarnya, ”Jangan nangis, jangan cengeng, kamu itu cewek kuat, tenang kan aku masih di bumi” katanya. Iya memang benar kamu masih dibumi, tapi tetap saja itu jauh. Aku sudah kehilanganmu, aku hanya tidak ingin benar-benar kehilangan mu.

Di Stasiun Menuju BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang