Apgojung High School , 2009-Author POV-
Musim dingin, saat itu jam pulang sekolah. Naeun berjongkok menunggu Jennie di samping gedung sekolah sambil mengorek-ngorek salju di tanah dengan sebatang ranting kurus. Jennie harus menyelesaikan hukuman yang diberikan guru karena ia baru saja bertengkar dengan salah satu anak di kelas tadi pagi. Naeun sudah lupa siapa nama anak perempuan menjengkelkan itu, tapi yang jelas anak itulah yang memulai kekacauan tersebut.
Kalau tidak salah nama anak jahat itu Jiyeon. Ia merampas kalung Naeun hadiah dari nenek dan melemparkannya ke luar jendela. Naeun tahu Jiyeon sudah iri padanya sejak ia memperlihatkan kalung emas putih dengan liontin berbetuk tulisan 'Naeun'. Jennie juga punya satu, tentunya dengan liontin yang berbentuk tulisan 'Jennie'. Jiyeon ingin meminjam kalung itu, tapi Naeun tidak mengizinkan. Bagaimana mungkin ia mengizinkan anak manja itu memakai kalungnya yang berharga? Tapi Jiyeon nekat merampas kalung itu dan menjatuhkannya ke luar jendela. Katanya ia tidak sengaja, tapi tentu saja hanya orang buta dan tuli yang percaya padanya. Jennie yang pada dasarnya lebih galak langsung mengamuk dan menyerang Jiyeon. Saat itulah guru datang dan melihat Jennie melancarkan jurus menjambak-kuncir-rambut yang ganas.
Dengan wajah cemberut menahan tangis kesal sambil sesekali meniup tangannya yang tidak bersarung tangan, Naeun menunduk dan mencari-cari di antar tumpukan salju di tanah. Nenek pasti marah kalau ia sampai menghilangkan kalung itu.
"Sedang apa?"
Kepala Naeun berputar ke arah suara. Matanya menyipit sedikit karena silau. Ia mengangkat sebelah tangan untuk menaungi mata dan barulah ia bisa melihat dengan jelas siapa yang berbicara. Ternyata seorang anak laki-laki bertopi wol biru, usia anak itu pasti sepantar dengan Naeun. Naeun belum pernah melihatnya sebelum ini.
"Sedang apa?" tanya anak laki-laki itu lagi.
Naeun ragu sejenak, lalu bergumam pelan, Mencari sesuatu anak laki-laki itu berjalan mendekat Mencari apa? Kalung jawab Naeun singkat, lalu kembali menunduk mencari-cari di tanah.
Karena tidak mendengar sahutan, Naeun menoleh dan melihat anak itu sudah ikut mencari-cari.
Baru saja Naeun kembali memusatkan perhatian pada tanah di sekeliling kakinya, ia mendengar anak laki-laki
itu berseru."Namamu Naeun?"Naeun menatapnya dengan heran dan mengangguk."Ya."
Anak laki-laki itu tersenyum lebar dan mengacungkan sesuatu yang berkilau di tangan kanannya "Ketemu!"
"Benar?" Naeun melompat berdiri dan berlari menghampiri anak itu.
Anak laki-laki itu menyerahkan kalung dengan liontin berbentuk nama Naeun kepada Naeun."Jaga baik-baik. Jangan sampai hilang lagi ya?" katanya dengan nada ramah.
Naeun mendongaak menatap wajah yang berseri-seri itu. ia baru akan membuka mulut untuk mengucapkan terima kasih, tapi anak laki-laki itu menoleh ke arah lapangan dan melambai.
Naeun mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dan melihat sekumpulan remaja berdiri di sana, dua anak perempuan dan dua anak laki-laki. Semuanya terlihat sepantaran dengannya.
"Aku pergi dulu," kata si anak laki-laki bertopi biru.
"Kau juga lebih baik cepat pulang."
Begitu anak laki-laki itu pergi.Jennie berlari-lari ke arah Naeun sambil menggerutu panjang-pendek. Naeun cepat-cepat menariknya mendekat. Ia tahu Jennie mengenal banyak orang.
Mungkin ia tahu siapa anak laki-laki itu. Dan Jennie memang tahu. Kata Jennie nama anak itu Lee Taemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The How of Us✅
FanfictionAda cinta yang sulit aku ungkapkan. Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. Dan selama itu, aku melihat bagaimana benih-benih perasaanku kepadamu pelan-pelan tumbuh hingga menjadi bunga yang ind...