-Author POV-“Jennie! Jangan makan sambil mendengarkan lagu, matikan dulu!”
“Tapi, aku sedang belajar bahasa asing.” Jennie mencoba mengelak “Ini namanya self-learning, aku belajar dari lagu yang katanya bisa merangsang kecerdasan.”
“Cari alasan yang lebih baik lagi,” kata Appanya sambil membenarkan letak kacamata.
Jennie nyengir, lalu mematikan IPod-nya dan makan dengan tenang.
“Bagaimana sekolah kalian?” tanya Eomma-nya sambil mengambilkan sup lagi untuk Appa-nya.
“Masih tetap berada di tempatnya, tidak kemana-kemana” jawab Jennie asal.
Eomma-nya langsung memandang Jennie dengan tatapan ini-bukan-waktunya-bercanda, tapi Jennie malah tertawa melihat ekspresi wajah ibunya.
“Iya, iya bagus. tidak ada masalah,” kata Jennie seraya menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
“Kalau kamu…” ibu mengalihkan pandangan ke Naeun “Naeun! Tutup bukumu! Jangan membawa buku saat makan!”
Naeun yang dari tadi sembunyi-sembunyi membaca buku di bawah meja langsung gelagapan.
“Iya…Eomma”
“Eomma tahu kamu bersikeras ingin dapat beasiswa ke kedokteran, tapi jangan terlalu diforsir.”
Naeun pura-pura tidak mendengarkan.
Jennie tersenyum melihat kejadian itu. “sudahlah, yang namanya kepandaian itu sudah ditakdirkan, tidak perlu memaksakan diri.”
Sebenarnya, semua orang tahu kalau Jennie bermaksud bercanda, tapi Naeun merasa perkataan Jennie itu serius. Sangat serius hingga dia kehilangan minatnya untuk makan.
***
Bel tanda pulang telah berbunyi. Ketika Jennie hendak meninggalkan kursinya dia mendengar seseorang
memanggilnya.“Jennie,”
Jennie menoleh, ternyata Soojung yang memanggilnya.
“Hei, ada apa?”“Hari minggu, ada waktu?” tanya Soojung.
Jennie mencoba mengingat-ingat “Latihan basketku dipindah ke hari sabtu. Jadi hari minggu ini aku free as a bird!”
Soojung tersenyum. “Bagus. mau ada pesta di rumahku dan eomma ku ingin mengenal semua temanku.”
Jennie mengangguk. “Oh…oke”
Lalu, mereka berdua keluar dari kelas.“Mobilmu?” tanya Jennie.
“Parkir di luar pagar,” jawab Soojung ketika mereka menuruni tangga “Naeun mana?”
Jennie mengangkat bahu “paling sedang di perpustakaan, mencari buku-buku biologi khusus.”
“Hah? Buat apa?” tanya Soojung heran.
“Dia kan ingin sekali jadi dokter, aku sendiri sampai heran.”
“Heran? Kenapa?”
Jennie mengacungkan jari telunjuknya “Satu, karena dia takut melihat darah. Dia bahkan pernah pingsan
melihat jarinya yang berdarah karena tertusuk jarum.”Soojung tersenyum “serius?”
Jennie mengangguk.“Kedua” lanjutnya, “dia pernah bilang padaku bahwa dokter itu kejam dan dia benci dengan dokter.”
“Bukankah kedua orangtua kalian dokter?”
“Yup!” jawab Jennie “Aku tidak tahu mengapa dia mengatakan hal itu. mungkin karena sejak kecil dia
sudah terlalu sering berurusan dengan dokter, jadi sekarang dia trauma. Atau…”
KAMU SEDANG MEMBACA
The How of Us✅
FanfictionAda cinta yang sulit aku ungkapkan. Sebut aku pesimis, tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu. Dan selama itu, aku melihat bagaimana benih-benih perasaanku kepadamu pelan-pelan tumbuh hingga menjadi bunga yang ind...