Bab 12:Love story

4.9K 248 21
                                    

Media pict nya Liam 😍


Baby take me
Somewhere we can be alone

******





" Aku pulang dulu"ucap Arisca, saat ia hendak pergi, justru Liam menahan tangannya. Apa yang terjadi pada pria itu.

"Kenapa kau menahannya"ucap Rose, heran serta tak terima dengan apa yang Liam lakukan.

Liam menggeleng. Yang membuat Rose semakin kesal dibuatnya

"Ku rasa aku harus mengatakan nya sekarang"ucap Liam, Rose menatapnya, begitu juga dengan Arisca. Arisca tak habis pikir dengan apalagi yang akan Liam lakukan.

"Wanita disamping ku, dia adalah kekasih ku, kami bahkan sudah memiliki anak"ucap Liam tanpa merasa gugup ataupun ragu, dengan sangat jelas ia mengatakan itu kepada Rose.

Rose menggeleng tak percaya, tidak mungkin pria yang ia inginkan itu sudah memiliki kekasih, bahkan mereka sudah memiliki anak.

"Tidak, aku tidak percaya, kalian bahkan belum menikah"ucap Rose dengan sarkas, tanpa berkaca dengan apa yang pernah ia alami. Tentu saja atas ucapannya, membuat Rose mendapatkan tatapan tajam dari Liam.

"Kau juga mengalami nya kan,jangan munafik dengan kehidupan, Rose"ucap Liam, yang membuat dua wanita di ruangan itu diam.

"Lebih baik kau pergi"ucap Liam, pada Rose. Rose tidak menyerah, bahkan ia masih tetap berdiri di ujung pintu ruangan ini.

"Baiklah, tapi apapun yang terjadi, pernikahan kita tidak akan batal..

"Aku membatalkan semuanya bahkan aku juga membatalkan kerja sama kita! "ucap Liam dengan tegas.

" Tidak Liam, aku tidak ingin itu terjadi"ucap Rose, ia tak perduli lagi dengan harga dirinya yang terpenting adalah obsesinya. Obsesinya pada seorang Liam yang baru ia kenal.

"Tapi aku ingin itu terjadi"ucap Liam dengan enteng.

Rose menatap memohon pada Liam, namun Liam seolah tak mau menatap Rose, Arisca melihat wajah Liam yang terlihat sangat terpancing emosi itu. Setelah sekian lama akhirnya Arisca kembali melihat wajah kemarahan itu.

"Aku bahkan rela menyerahkan tubuhku untuk mu, asal kau tidak membatalkan nya, aku sangat rela jika kau menyentuh tubuh ku"ucap Rose yang terdengar menjual diri pada Liam.

Senyuman miring terukir di bibir pria itu. Semurah itukah harga diri wanita yang kini masih memohon padanya.  Liam berjalan mendekatinya, tepat di hadapan Rose, ia tersenyum.

" Kau tau, bahkan aku tidak sudi jika benih ku membasahi mu meski setitik saja"ucap Liam dengan tajam. Yang membuat Rose hampir menyerah.

"Sekarang pergi dari sini!"tegas Liam, Rose menatap kesal pada Liam, lalu segera pergi.

Arisca berjalan mendekati Liam, perlahan dengan ragu-ragu ia menyentuh pundak pria itu. Liam menatapnya, wajahnya berubah menjadi sangat tenang.

"Hal seperti itu seharus nya tidak terjadi"ucap Arisca, Liam menyentuh tangan wanita di hadapan nya.

" Apa kau masih tidak percaya kalau aku mencintaimu "ucap Liam, suaranya bahkan terdengar begitu lembut di telinga Arisca.

"Lalu kamu mau apa lagi? "ucap Arisca lirih.

"Membawamu pergi, dimana hanya ada kau dan aku, dan... Keluarga kecil kita"ucap Liam, Arisca menatapnya. Jawaban apa yang harus Arisca berikan, otaknya menolak namun hatinya ingin mengatakan iya. Tidak hanya Liam yang menginginkan hidup seperti itu, Arisca pun ingin. Bahagia bersama orang yang ia cintai.

" Just say yes"ucap Liam, sambil menggenggam tangan Arisca, berusaha menyakinkan wanita di hadapan nya.






Bersambung
Vote comment, aku lagi
Ujian tpi tetep up loh🥺🥺
20comment++
Double up
😄

Do you remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang