Bab 8:Hurt

4.8K 226 19
                                        

Semua berbeda dan membuat aku terluka

********

Arisca tetap berada di kamar nya sejak tadi pagi Liam, mengantarnya pulang, pria itu langsung pergi karena menerima panggilan dari seorang wanita yang tampak membutuhkan nya, bahkan ia belum melihat keadaan anaknya. Anak kandung nya.

Arisca teringat yang tadi malam terjadi, ia merasa kotor saat mengingat nya. Kenapa ia begitu percaya dengan laki-laki itu. Laki-laki yang tidak mengingat dirinya bahkan anaknya.

Dan bagaimana Arisca bisa melupakan nya, senyuman nya dan semua tentang nya. Dulu mereka selalu bersama, senang ataupun sedih, tapi sekarang sudah berbeda.

Tentu saja itu membuat salah satu dari mereka terluka, terluka karena terlalu mengharapkan jika semua masih sama, namun kenyataan nya, semua telah berbeda. Mungkin akan selamanya seperti ini.

"Apa yang semalam kalian lakukan? "tanya Helena yang masuk ke kamar Arisca, Arisca menatap sang ibu seolah menceritakan tentang semua yang terjadi melalui tatapan itu.

"Seharusnya kau lebih paham sifat dan sikap nya, terlebih kalian pernah bersama"ucap Helena, Arisca terdiam, ia paham dan ia tau, tapi percuma semua tak lagi sama.

" Apa dia akan menemuimu lagi? "tanya Helena, Arisca lagi-lagi diam. Bahkan ia tak tau dengan apa yang Liam lakukan, dan mungkin Arisca tak akan pernah tau.

" Apa kau sudah menceritakan tentang anak kalian? "tanya Helena lagi. Arisca mengangguk, ia rasa percuma jika semalam ia menceritakan semua pada Liam. Iya atau tidak, pria itu juga akan pergi menemui kekasih barunya.

Helena memilih keluar dari kamar Arisca, ia pikir Arisca butuh waktu untuk semua ini. Dan ia rasa pria itu cukup pintar, semalam ia menyuruh orang atau lebih tepatnya anak buah nya untuk mendatangi Helena , dan mengatakan jika Arisca memiliki urusan yang membuat nya harus pulang pagi.

******

Arisca terdiam pasrah, matanya terasa panas, mungkin sebentar lagi air matanya akan turun. Ternyata sesakit ini.

Mungkin sebaiknya, Arisca tidak mempercayai cinta terlebih dahulu. Atau seharusnya dari dulu karena rasanya benar-benar sakit.

Pertemuan pertama ini, membuat nya menahan luka, yang benar-benar menusuk hatinya, jika saja ia bukan wanita yang lemah oleh cinta seorang pria mungkin ia tidak akan terluka.

Semua terasa berbeda. Dulu, sekarang dan besok.

Tidak ada yang tau dengan apa yang terjadi, mungkin memberi bahagia yang abadi atau justru luka yang tak kunjung berhenti. Arisca hanya bisa pasrah menjalani nya.

******

"Kau tidak mau kan jika kerja sama kita hancur sia-sia"ucap Rose dengan wajah serius menatap Liam, yang duduk di hadapan nya.

" Tentu saja tidak, kau bicara apa"ucap Liam, heran.

Rose menarik nafas panjang sebelum mengucapakan kalimat selanjutnya.

"Kalau begitu kita harus menikah"ucap Rose

Bersambung...

Vote comment biar up cepet 😘🥺🥺

Do you remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang