Bab 6:Meet

4.2K 235 13
                                    

Pagi itu Arisca tidak ingin rasa sakit hati nya menghalangi dirinya untuk tetap bekerja, meski raut wajah nya berbeda dari biasanya, ia masih terlihat menyedihkan.

"Arisca, kemarin kamu yang mengantar pesanan nya? "tanya sang pemiliki restoran

"Iya, saya"jawab nya jujur.

" Sekarang mereka datang, mungkin dia protes dengan pelayanan kamu"ucap wanita paruh baya tersebut dengan nada marah.

"Tapi saya rasa, pelayanan saya sudah baik"ucap Arisca mencoba membela dirinya. Ia sendiri tak tau apa yang kemarin ia lakukan, sehingga orang-orang itu protes pada nya.

" Temui sana, saya tidak mau tau, kalau sampai saya rugi, kamu saya pecat"ucap wanita itu tegas, Arisca menunduk, lebih baik ia segera menemui orang yang menunggunya.

********

Arisca menatap nya dari kejauhan, orang yang ia temui sungguh tidak asing baginya, bahkan ia menemuinya kemarin. Orang itu selalu bersama nya. Dulu.
Dengan langkah berat, Arisca menghampiri orang itu.

"Maaf apa benar anda yang kurang berkenan dengan pelayanan saya kemarin"ucap Arisca, tanpa basa-basi. Pria itu memandang wajah Arisca. Wanita yang ia cari.

"Tidak sopan berbicara sambil berdiri"ucapnya, dengan sabar Arisca menuruti perintah nya, ia duduk tepat di hadapan pria itu.

Mereka terdiam, Arisca terus menggerutu dalam hati. Kenapa dia harus datang kemari.

"Bisa anda bicara tentang kesalahan saya?"tanya Arisca, kali ini lebih tegas dari pada tadi.

Pria di hadapan nya hanya tersenyum tipis, dan kembali memandangi Arisca.
Arisca langsung berdiri dari tempat duduknya, sudah cukup pria itu mempermainkan nya.

" Saya rasa tidak ada yang ingin anda bicarakan "ucap Arisca, wanita itu hendak menjauh dari pria itu namun justru pria itu menahan tangan nya.

" Apalagi yang kau inginkan, Liam! "ucap Arisca sedikit berteriak. Ya, pria yang datang, itu adalah Liam, entah apa lagi yang dia inginkan. Dia datang seolah tak ada kesalahan yang ia lakukan.

" Kenapa kau menjauh dari ku"ucap pria itu, yang tentunya disambut oleh senyuman miris Arisca.

"Apa kita pernah bertemu, sampai kau mengatakan kalau aku menjauh, kau lucu sekali"ucap Arisca, Liam tetap menatapnya, Ya, meski ia sedikit tak nyaman karena Arisca memanggilnya 'Kau'.

" Maafkan aku..

"Aku ada pekerjaan, jadi kau bisa kan, melepaskan tangan ku"ucap Arisca

" Tidak, aku tidak akan melepaskan tangan mu sampai kapanpun "ucap Liam.

" Kau mau apa lagi"ucap Arisca, pria itu menggeleng.

"Aku hanya ingin menjelaskan semua nya dan kemarin..

" Aku tidak tertarik mendengar penjelasan mu"ucap Arisca.

"Kenapa, apa kau lupa siapa aku, ini aku, pria yang dulu sangat kau cintai"ucap Liam, Arisca menggeleng .

" Itu dulu kan.. "ucap Arisca

" Aku tidak perduli, aku akan menjelaskan yang sebenarnya terjadi, lalu membawamu kembali "ucap Liam, namun belum saja Arisca menjawab ucapan nya, telefon genggam milik pria itu berdering.

Tentu saja itu adalah telefon dari wanita yang akhir-akhir ini sering bersama nya. Dengan cepat ia menerima telefon itu.

" Apa harus sekarang... "

"_________"

"Baiklah aku akan segera datang"

Arisca bisa dengan jelas mendengar percakapan dua orang itu karena memang Arisca belum pergi dari tempat nya.

"Arisca, maafkan aku, aku harus pergi, tapi aku janji akan menemuimu lagi"ucap Liam, Arisca membelakangi nya, mencoba menerima kenyataan yang ada.

" Pergilah, aku tidak pernah melarangmu untuk pergi "ucap Arisca, sebenarnya ia sakit mengatakan ini, apalagi mengetahui orang yang menelfon pria itu adalah seorang wanita yang mungkin wanita kemarin. Ya, jawaban nya adalah benar, yang menelfon  Liam ialah Rose.

Arisca menatap kebelakang nya, ternyata benar. Liam sudah pergi menjauh dari nya.



Bersambung..

Vote comment

Follow me on IG:aszarahrisca2020
                           Wattpad:aszarah risca
                           Novel toon:aszarah risca

❤🥰🌺😘

Do you remember me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang