10

320 12 0
                                    

Selamat membaca

"Emang mau beli apa sih, dari tadi muter muter" keluhku Karena sedari tadi aku dan kak Radit hanya mengikuti kemana arah Ika berjalan.
"Iiiihhhh ikut aja, gue belum Nemu nih" ucapnya sambil mencari cari sesuatu di toko toko.
"Gue laper" dua kata yang di ucapi kak Radit mampu membuat kami menoleh, pasalnya sedari tadi dia hanya diam dan pasrah mengikuti adik adik nya.
"Gue setuju, dari pada buang buang waktu buat cari pakaian entah apa itu mending kita makan dulu" ucapku dan dapat anggukan dari kak Radit. Sedangkan Ika dia masih fokus ke segala arah.
"Aelah bentar kali" ucapnya masih dengan posisi yang sama.
"Gue laper berat nih" keluhku.
"Hmm yaudah ayo" lirihnya.
"Akhirnya" ucapku kemudian mendahului mereka.

"Emang Lo mau cari dress yang kaya mana sih ka" tanyaku saat kami sedang menunggu pesanan.
"Hmm ya dress biasa aja sih tapi belum ada yang cocok di mata dan di hati" ucapnya lalu menampakan deret giginya.
"Aelah ribet" ketus kak Radit.
"Iiih kan kakak ga tau ribetnya cewek" keluh Ika.
"Iiiihhhh yang ribet mah elu bukan gue, gue juga cewe" potong ku.
Kak Radit hanya tertawa melihat kondisi muka Ika yang lecek kaya kain baru di angkat.

"Emangh lhu kagha beli" tanya Ika dengan kondisi mulut penuh.
"Woy makan dulu baru cerita" ketus kak Radit, dan dapat senyuman menjengkelkan dari Ika.
"Enggak, kan gue dah bilang dress di rumah aja ga ke pake" seruku.
"Hmm ya ya ya ya" seru ika.

****

Tin tin (anggap aja suara klakson mobil)

"Laras Laras Laras oi, bareng kita yuk" teriak Ika dari luar rumah.
Aku melihat dari balkon kamar, ternyata sudah ada Ika dan kak Radit.
"Iya bentar, gue turun" teriakku.
Ika hanya mengangkat tangannya dan memperlihatkan bahwa dia mengisyaratkan OK. Alah ribet pokoknya itu lah.

"Wihhh cantik bat dah lu" puji Ika ketika aku keluar dari gerbang.
"Hehe biasa aja kaleee" ucapku.
Saat aku melihat ke arah mobil, ternyata di dalamnya juga ada kak Radit, terlihat dari wajahnya yang di berhenti menatapku entah karena kagum atau aku nya jelek.
"Kak! Bengong aja kenapa sih" teriak ku membubarkan lamunan kak Radit.
"Eh– enggak! Lo cantik malam ini" serunya mulai salting.
" Hehe makasih kak Radit" ucapku kemudian aku dan Ika memasuki mobil yang di Kendari kak Radit, seperti supir saja.

"Wah cukup menarik" ucapku.
"Hmm siapa dulu dong" bangga kak Radit.
"Eh ga jadi deh, ini jelek! Nyesel aku puji ntar yang ada kakak malah terbang lagi" gurauku dan mendapat tatapan tajam dari kak Radit.
"Hehe canda" ucapku sambil menunjukan jari berbentuk V.

Acara berjalan sangat lancar, pas di penghujung acara terlihat seorang lelaki dengan penampilan yang begitu menarik di mataku tapi entah Dimata yang lainnya, dia sedang memegang gitar, Susana yang tadinya berisik sekarang berganti menjadi hening. Semua orang yang ada di situ sekarang beralih fokus ke seseorang yang berada di atas panggung. Sepertinya orang itu akan membawakan lagu mungkin untuk menghibur yang lainnya.

"Cek cek, hmm saya disini akan membawakan sebuah lagu untuk seseorang yang sangat spesial di hati saya–" jedanya, semua orang bersorak bahagia sembari tepuk tangan.
"Semoga orang yang saya maksud dapat merasakan alunan setiap liriknya" ucapnya kemudian langsung memetik senar gitar itu dengan penghayatan.

Hari hari kulalui
Sendiri disini ku berteman sepi
Tanpa hadirmu yang membuatku merasakan
Rindu dihatiku

Kini jarak memisahkan cerita ini
Tapi bukan penghalang di sebuah hubungan
Yang kuharap hanyalah doa
Semoga kita cepat berjumpa

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya

Hari hari kulalui
Sendiri disini ku berteman sepi
Tanpa hadirmu yang membuatku merasakan
Rindu dihatiku

Kini jarak memisahkan cerita ini
Tapi bukan penghalang di sebuah hubungan
Yang kuharap hanyalah doa
Semoga kita cepat berjumpa

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya

Oh tuhan tolonglah
Sampaikanlah salamku kepadanya
Untuk dia yang belum bisa
Kutatap indah wajahnya


"Itu semua saya sampaikan menurut hati saya selama di tinggalkan dia beberapa tahun yang lalu, dan akhirnya sekarang saya bisa kembali lagi melihat wajah yang membuat saya candu untuk mengagumi nya–" jedanya.
"Orang itu adalah Laras Kusuma Pradipta dia adalah seseorang yang paling berharga kedua dihidup saya, mengapa yang ke dua? Karena yang pertama adalah ibu saya" ucapnya, semua orang memberikan tepuk tangan yang sangat bersemangat.
"Laras maukah kamu menjadi teman hidup dan mati ku" ucapnya saat aku sudah berada di panggung.
Aku terharu dengan semua ini, sungguh tak ada kata kata lagi yang bisa ku tafsir kan untuk semua ini. Aku hanya mengangguk untuk memberi jawabannya, seketika begitu terukir senyum yang lebar di wajah nya. Dia langsung berdiri dan memelukku.

The end'

KEMBALI [End']Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang