ekstra part I

227 10 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak sesudah membaca.

Selamat membaca

7 tahun kemudian•••

"Mommyyy" teriak anak perempuan berumur 2 tahun.
"Mommyyy" teriaknya lagi.
"Iya iya sayang, ada apa sih kok teriak teriak" seru perempuan yang di sebut momy oleh anak perempuan itu.
"Mommy Abang ana" tanya nya dengan Ekspresi marah.
"Abang ada, sama Daddy di taman belakang. Ada apa sih cantik" tanya nya.
"Iihhh mommy, Abang anaaa, Abang ambil clayon tata" seru nya dengan bahasa yang cadel.

Chalysta Anandita, anak perempuan yang berumur dua tahun, memiliki mata coklat gelap, kulit putih, hidung mancung, rambut agak kecoklatan dan jangan lupakan poni yang menambahkan wajah imut nya selain dari pipinya yang gembul.

"Ini ada apa sih, princess Daddy kok marah marah" tanya lelaki yang tak lain adalah Raditya, Daddy dari anak kembar tersebut dan suami bagi ku. Yang sedang menggendong anak lelaki yang bernama arsel anantara yang memiliki mata coklat gelap sama seperti adiknya, rambut hitam pekat, kulit putih, hidung mancung, kembaran dari chalysta Anandita namun lebih tua arsel 5 menit dari pada tata.
"Ini loh kak, kata tata Abang ngambil crayon adek" seruku
"Apa benar itu Abang" tanya Radit kepada anak lelaki yang masih berada dalam gendongannya.
Namun anak lelaki itu hanya menunjukan cengirannya.
"Tuh kan dad, Abang ambil clayon tata" ucap putri ku.
"Kan Abang pinjem Ama tata" seru putra ku yang sudah di turunkan dari gendongan ayahnya.
"Tapi Abang ga ada bilang tata" seru nya.
"Kan Abang dah bilang" seru anak lelaki itu.
"Kapan" tanya anak perempuan itu.
"Waktu itu, Abang ke Kamal tata tapi tata ga ada yaudah Abang bilang gini 'tata Abang pinjam clayon nya ya? Iya' yaudah Abang bawa clayonnya" jawabnya sambil menunjukan gigi kecil kecil yang tersusun rapi.
Aku dan kak Radit yang mendengar jawaban dari anak lelaki kami itu yang bisa melongo tak percaya.
"Hehe mommy Abang ga salah kan, kan Abang dah bilang mau pinjam" tanyanya kepadaku.
"Abang.. Abang ga salah kok, tapi kalau mau minjam langsung sama orangnya ya" nasehat ku, dan di angguki oleh anak lelaki itu.
"Yaudah sekarang crayon nya mana" tanya ku.
"Ada di Kamal Abang mom" serunya.
"Yaudah ambil, habis tu minta maaf sama adek ya" seruku dan di angguki olehnya.

Sedikit cerita°°

Aku memang sudah menikah dengan kak Radit, mungkin ini yang di namakan jodoh kali ya, dari kecil selalu bareng eh taunya nikah dan dah punya anak kembar aja.
Ya Alhamdulillah sih namanya.
Aku menikah dengan kak Radit saat sehari setelah aku wisuda, kak Radit memang sudah bekerja karena dia lulus setahun dari pada ku.

Jadi kami memasuki universitas sama yang ada di Jakarta, namun beda jurusan, kalau aku mengambil jurusan tata boga sedang kan kak Radit mengambil jurusan TI (teknik industri), aku membuka sebuah cafe yang Alhamdulillah selalu ramai di tempati bukan hanya anak muda tapi orang tua tua juga ada.
Sedangkan kak Radit mengembangkan bisnis papa nya di perusahaan Pandawa, sebenarnya aku bisa saja mengembangkan perusahaan ayah tapi aku tidak di izinkan oleh ayah.
Ya sudahlah namanya juga anak cewek.

Flashback on

4 tahun sebelumnya••

Saat ini aku dan kak Radit sedang berada di sebuah cafe dekat kampus.

"Ra, kakak mau lulus ini langsung kerja di perusahaan papa, buat persiapan nikah kita nanti" seru Radit.

Blush

Pipi ku tiba tiba langsung merah seperti kepiting rebus.

"Mm nanti kalau kamu sudah wisuda kakak mau ngelamar kamu" serunya sambil menggenggam tanganku.
Aku hanya bisa tersenyum, jantung ku? Tau sendiri lah seperti apa.
"Iya kak" seru ku.

KEMBALI [End']Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang