Part 7

24 8 0
                                    


Cinta itu seperti siklus hujan. Tidak berkurang dan bertambah. Selalu mengalami perubahan wujud. Serta mengalami siklus yang selalu sama. Dan terjadi terus menerus....

Puput.

Sebelum aku melanjutkan kisahku. Aku akan memberitahui hal yang aku ketahui tentangnya setelah cukup lama aku mengenalnya.

Gibran alaska pratama, itu namanya. Anak pertama dari orang tuanya. Adiknya bernama Gara alaska pratama. Mereka terpaut usia 3 tahun.

Aku mengenalnya baru beberapa bulan, tapi aku rasa cukup untuk aku bisa mengenalnya lebih jelas.

Menurut ku dia adalah orang yang cukup rama dan terbuka. Hanya saja, entah mengapa awal mengenal dirinya, aku merasa dia adalah salah satu orang yang bersifat dingin. Tapi aku tidak tau, itu hanya menurutku saja.

Awal kisahku dengannya memang cukup klasik. Aku kira dia adalah orang malas derurusan dengan yang namanya cinta. Tapi ternyata salah dia sudah memiliki beberapa mantan. Dia seakan menutup dirinya karena dia takut tersakiti lagi.

Satu hal yang membuatku kagum padanya adalah dia selalu bisa mendengarkan cerita orang dengan baik dan sering kali memberi solusi.

Aku yakin, bahwa perasaanku dengannya akan bertambah. Aku tidak menyukainya hanya karena dia baik atau memiliki segalanya, aku menyukainya sungguh.
Percaya itu.

            _____-______-_____-_____-____

Hari ini sekolah sedang dalam waktu istirahat. Semua murid berlalu lalang menuju kantin ataupun lainnya.

Aku kini tengah berdua dengan tata. Sepertinya tata akan bercerita serius denganku.

"Yaya"panggil tata

"Ada apa? Serius banget "

" Gue nyerah deh deketin Gibran "

" Kenapa? "

" Gue ngak mau bersaing dengan sahabat gue sendiri. Gue tau lo makin suka sama dia"

"padahal aku ngak mempertahankan kamu ta"

"Gue tau. Gue ngak mau aja semuanya rusak hanya karena ginian, cowo bisa dicari "

"Makasih tata"

"Lo harus semangat ngejar dia"

"Gue harus yakinin perasaan gue dulu. baru gue putusin mau berbuat apa"

"Terserah. Pokoknya semangat "

" Makasih tata!"

Aku terharu mendengar perkataan Tata yang begitu tulus di telingaku. Aku tau dia sangat ingin bersahabat denganku meski kadang sikapnya membuatku kesal.

Tahta inez Agnesta, itu nama sahabatku. Gadis yang periang dan banyak sekali bicara. Sikapnya yang membuat orang kesal dan marah adalah ciri khasnya sendiri.

Tiara Ramasya Anastasya, nama Sahabatku setelah tata. Dia orang yang cukup pendiam tetapi dia sangat periang.

Sebenarnya aku ragu memanggil mereka sahabat, karena aku takut mereka hanya perduli sebentar kemudian hilang. Aku panggil mereka kini lebih tepatnya, teman baik.

Teman baikku bukan hanya mereka saja. Banyak sebenarnya, dan kalian akan tau seiring dengan berjalannya waktu.

Aku belum memberitahu tentang teman teman Gibran. Tapi yang aku tau hanya orang yang selalu bersamanya. Mereka adalah Daniel, Tion dan Raka . Aku mengenal mereka cukup dekat seiring aku mengenal Gibran.

Setelah aku berbicara dengan tata, kini aku meyakinkan perasaanku pada Gibran. Aku tidak tau apakah perasaan ini akan menjadi cinta atau tidak, tapi aku akan meyakinkannya.

Kadang aku merasa perasaan ini datang tiba-tiba. Awalnya aku tidak berniat menyukainya, tapi entah apa yang membuatku menyukainya.




Tbc...

Jangan lupa vote and comen 😊😊😊😊

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang