Part 13

18 3 0
                                    


Ada yang terasa nyeri tapi tidak mengerti sebab apa.
Ada yang teras kecewa tapi tidak tau karena apa.
Perih mungkin itu jawabannya, menjauh mungkin itu solusinya.

_Putu

Kamarku serasa berputar, aku merasa seperti melayang.

Kurasakan sakit dikepalaku ketika aku bangun dan mendapati aku dikamarku, tiduran, dan sendirian. Jam berapa ini? Malam atau pagi? Apa aku terlat sekolah?

"Maa..." Aku mencoba teriak namun hasilnya hanya suara serakku berguman dengan lemah.

Pintu kamarku terbuka, dan mama berdiri di sana.

"Kamu udah bangun? Apa yang kamu rasakan, sayang?" Mama mengusap kepalaku dengan pelan layaknya seorang ibu.

Aku menggeleng lemah, "Aku nggak papa. Sekarang jam berapa ma?"

"jam setengah 3 sore. Kamu nggak sekolah sayang, semalem kamu pingsan dan di bawa sama temen kamu" kata mama sembari menyodorkan air putih,"Laki-laki,ganteng lagi..."

Aku tersedak,"siapa ma?"

Mama menatapku bingung,"Kamu nggak inget? Namanya Gibran. Katanya dia, kamu pingsan di lab kimia pas lagi praktek... "

Kini aku yang bingung. Gibran? Praktek kimia? Aku coba mengingat kejadian kemarin perlahan-lahan. Pulang sekolah, bu siti memanggilku ke lab fisika.... Lalu aku ditarik ke gudang... Aku terkunci dan pingsan karena debu. Lalu seseorang datang mendobrak pintu dan membawaku keluar, sehingga aku bisa bernafas.... Orang itu... Gibran...

Gibran telah menolongku. Dan kini ia menyelamatkanku dari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin mama berikan padaku. Aku menghela nafas lega.

"Iya,ma...aku ceroboh banget kemaren. Ada gas yang nggak seharusnya dihirup tapi aku ngak sengaja ngehirup"kataku bohong, melanjutkan kebohongan yang Gibran buat. Kalau aku jujur, mama pasti khawatir setengah mati padaku, dan aku nggak mau mama khawatir.

"Yaampun... "mama mengusap kepalaku, lagi." Yaudah, sekarang kamu makan dulu ya. Makanya nanti mama anter. "

Aku mengangguk mengiyakan.

Mama kemudian pergi, menuruni tangga dan menuju dapur. Beberapa menit kemudian, pintu kamarku diketuk. Mama ngapain ngetuk pintu biasanya juga langsung nyelonong masuk.

"Masuk maa" teriakku

"Ini gue, Gibran" suara maskulin terdengar dibalik pintu kamar. Gibran? Ngapain kesini? Astaga! Penampilanku lagi nggak oke banget gini! Aku merapikan rambutku dan menguncir kuda.

"Masuk aja"teriakku lagi.

Gibran masuk ke kamarku. Hell-o, Gibran cowok pertama yang masuk kamarku!! Dan astaga, Gibran ganteng banget! Masih dengan seragam dan jaket abu-abunya, rambutnya acak-acakan, please deh, ngak setara banget sama gue yang jelek banget kayak gini. Eh tunggu, aku memang jelek, sih. Hehehehe

Gibran duduk dikasurku, membawa makanan. Please jangan bilang dia mau nyiuapin, jangann!!!

"Ehm"aku memecahkan keheningan

"Eh, gimana keadaan lo sekarang?" Tanya Gibran, "Tadi nyokap lo nyuruh gue naik, sambil nyuruh gue kasih makanan ini. Kayak kucing aja harus disiapin makanan"

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang