Part 10

15 5 0
                                    

Raga kita memang tak selalu bertemu. Tapi ketahuilah, mimpi ini selalu tentang dirimu....

Dua minggu sudah aku abaikan pesan pesan dari Gibran. Aku berharap dengan cara itu aku bisa menyingkirkan perasaan itu, namun semua yang aku lakukan sia sia semakin aku coba untuk melupakan Gibran semakin aku jatuh hati pada Gibran .


"silakan masuk ke kelas kalian masing masing "instruksi pak Roy selaku pembina OSIS.

Semua anak anak OSIS keluar satu persatu dari ruangan rapat.

Aku berjalan bersama Yaya.

"Tahun ini kamu harus calonin jadi ketua OSIS,Ya. Anak anak pasti banyak yang milih kamu" ujarku pada Yaya.

"Yaya tersenyum sekilas. "Nggak yakin.

"Tadi pas rapat anak anak OSIS banyak yang nyaranin kamu juga'kan? Dari OSIS aja dulu, udah banyak suara yang kamu dapet. Kakak kelas pada kenal sama kamu. Kamu jarang punya musuh'kan? Jarang jarang disini ada ketos cewek".
Yaya tersenyum lagi. Langkahnya terhenti, membuatku ikut terhenti.

"Kenapa,Ya?"

"Aku mau nanya sesuatu sama kamu put"ujar Yaya.

"Nanya apaan!"

"Lo masih suka kan sama Gibran?"tanya Yaya.

"Nggak!"jawabku singkat.

"Lo harus jujur sama gue put, lo sayang kan sama dia?"

"Iya, gue masih suka Gibran. "Maaf" aku menghembuskan nafas kasar

"Maaf, buat apa?"

"Yah, lo kan suka sama Gibran"ucapku penasaran

"Gue, suka Gibran?'jadi lo kira gue suka Gibran, terus lo ngehindar dari dia"

"Yh, kan lo udah deket banget sama dia"

"Put lo salah paham gue deket sama Gibran karena Gibran mau nanya nanya tentang lo!,bukan karena gue suka sama dia. Gue nanya kaya gini juga karena Gibran nyuruh gue nyari tau kenapa akhir akhir ini chat, telfon dan LINE dari dia ngak lo bales"

"Jadi gue salah, terus gue harus gimana?"Tanyaku bingung.

"Em.., gini aja tadi Gibran titip pesen sama gue. Dia mau ketemu sama lo di taman ".

"sekarang?" Tanyaku

"Tahun depan!, yah sekarang la!"Decak Yaya.

"Tapi... "

"Gak pake tapi tapi udah sana, Gibran udah nunggu lo dari tadi" Ucap Yaya sembari mengusirku.

__-__-__-__-__-__-__

"Gibran " panggilku

Gibran berbalik arah saat aku memanggilnya dari belakang.

"Lo udah lama nunggu "Ucapku pada Gibran.

"Baru 5 menit ".

Aku hanya tersenyum kecil.

"Put, lo udah tau kejelasanya kan? Jadi sekarang lo nggak boleh gak bales chat, telfon dan LINE dari gue "Ucap Gibran tiba tiba.

aku berkata dengan penuh keyakinan" iya, janji."

Kita saling mengaitkan jari kelingking untuk pertanda bahwa aku sudah berjanji pada Gibran.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang