Part 11

13 5 1
                                    

Menjadi kuat itu pilihan,
Buka takdir.

Putu__

Hari senin bukanlah hari favoritku. Rasanya baru kemarin aku puas- puasin diri tidur-tiduran di kasur,dan sekarang disinilah aku, berdiri tegak di toilet perempuan disekolah.

Lingkaran bawah mataku hitam, karena aku hanya tidur selama 4 jam. Aku menghabiskan waktu weekend dikasur dan menonton serial TV favoritku. Teen wolf. Bahkan, keluar kamar saja tidak. Hanya untuk sekedar makan dan ke kamar mandi.

Aku menatap bayanganku di cermin. Wajahku pucat seperti zombie. Rambutku berantakan kesana kemari.

Perlahan aku menyisir rambutku menggunakan tangan. Lalu aku memoles bibirku dengan lipbalm yang berwarna pinkish, agar wajahku tidak terlalu pucat. kemudian aku memaksakan senyum dan berjalan menuju kelas. Dikelas suda ada Tata yang sedang menyalin PR.

"Hai Put. Udah ngerjain fisika?"sapa tata. Aku tersenyum kecut.

"Udah"jawaku.

"Tumben"

"Iya jaga-jaga pasti hari ini gue jadi sasaran guru aneh itu lagi. Kayaknya gue udah di blacklist. Sama dia"aku tertawa bersama tata.

"Eh Put, tau gak? Ada gosip katanya sinta punya saingan"kata Tata dengan suara pelan, hampir berbisik.

Sinta adalah cewek yang paling cantik disekolah. Yh, setidaknya itu yang ada difikira Sinta sendiri. Sinta seperti primadona disekolah. Ia selalu diutamakan, karena Sinta mempunyai wajah yang cantik dan uang yang banyak. Juga fans yang banyak. Sinta mempunyai 2 teman yang lebih seperti babu nya. Angel dan Shila, dimana ada Sinta, disitu pasti ada Angel dan Shila. Mereka bertiga pasti menuruti apaan yang Sinta mau. Dan merek bertiga akan melakukan apapun hingga apa yang mereka inginkan tercapai. Apapun

"Saingan apa? Bukannya dia primadona? Pasti saingan dia keren banget"jawabku

Tata menatapku aneh, kemudian menarik bajuku untuk mendekat padanya. Tata berbisik, "saingan buat dapetin Gibran. Lo tau kan dia dari dulu ngejar ngejar Gibran dan ditolak mentah-mentah?"

Aku mengangguk,"siapa saingannya, Ta?"

"Lo masih gak nyadar juga?"

"Hah?"

"Gue rasa ya Put, saingannya itu elo!"

Aku menatap Tata "Gue? Gue kan gak sedeket itu sama Gibran, disekolah gue juga jarang sama dia."

"Yaampun Put. Itukan menurut lo aja. Menurut orang? Keliatannya lo itu udah punya hubungan sama Gibran. Inget gak hari jumat kemaren pas di kelas, lo diliatin anak-anak satu sekelas? Nah, karena itu lo dikira punya hubungan sama dia!"kata Tata.

Aku sudah menceritakan semua kejadian aku dan Gibran kemarin ke Tata. Tata tampak kaget dan nggak percaya awalnya. Tapi karena dia sudah melihat dengan langsung kemarin akhirnya Tata percaya.

"Terus gimana, Ta?"Tanyaku.

"Yaaa.... Paling lo dilabrak doang sama
Sinta "kata Tata enteng," yang penting lo punya poin lebih. Lo punya Gibran"

Aku tertawa pelan, "Doang? Dilabrak doang yh? Heheheh" aku memaksakan senyum, "Gue ngak punya Gibran Ta. Gue bukan pacaranya yang bisa ngadu ke dia"

Tata menghela nafas, "Terserah lo deh. Tapi tenaga aja, gue ada disamping lo kok!"

Aku memeluk Tata, "Thanks Ta"

"Aduh, Puput! kecoret kan!!!"Tata menatap buku fisikanya yang kini ada bekas coretan pulpen.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang